a Road to be Me
Manado, di pertengahan tahun 2004,
Quote:
"Yan minggu depan kamu nyusul kesini" kata bokap di telepon
"Yan minggu depan kamu nyusul kesini" kata bokap di telepon
Baru seminggu setelah pengumuman kelulusan Sekolah Menengah Pertama, gw mendapat kabar bahwa jenjang pendidikan gw akan dilanjutkan ke kota J******* menyusul kedua orang tua dan kedua adik gw, sebelumnya gw tinggal dengan kakek dan nenek gw di manado.
bokap gw bekerja di BUMN yang bergerak di bidang telekomunikasi, sejak masih TK gw sudah terbiasa hidup berpindah-pindah, entah itu ikut orang tua gw atau di asingkan sendiri di rumah kakek dan nenek gw di manado, lembar keterangan pindah di raport gw waktu SD dan SMP penuh terisi dengan cap stempel sekolah yang berbeda-beda. hal ini juga yang membuat gw kurang begitu dekat dengan keluarga gw, sejak kecil gw sudah merasa sebatangkara.
Quote:
"Tembak gak ya" kata gw bertanya kepada batinku
"tembak aja, minggu depan lu udah pindah loh" kata batin gw
"tapi kalo di tolak gimana?" gw membatin
"selow aja, toh minggu depan lu udah pindah" kata batin gw
"iya ya," gw berguman sambil bangkit dari tempat tidur
"Tembak gak ya" kata gw bertanya kepada batinku
"tembak aja, minggu depan lu udah pindah loh" kata batin gw
"tapi kalo di tolak gimana?" gw membatin
"selow aja, toh minggu depan lu udah pindah" kata batin gw
"iya ya," gw berguman sambil bangkit dari tempat tidur
namanya Livia, cewek agak tomboy tapi begitu cantik yang sudah gw taksir sejak gw masih sd kelas 3, dari SD? iya, gw pernah 1 SD dengan dia waktu kelas 3, lalu kami kembali 1 sekolah waktu gw pindah ke manado lagi saat gw kelas 3 SMP,
cinta monyet? Begitulah...
skip ke 1 hari sebelum gw berangkat >>
Quote:
"Livia mau gak jadi pacar ku?" tanyaku ke livia lewat telepon
"hah, lu serius yan?" tanya livia
"iyalah masak maen-maen, jawab dong deg-degkan nih"
"ehhh... maaf ya yan aku gak bisa,,,,,,"
"eh halo-halo sorry liv pulsa ku habis" gw matikan telepon dengan cepat setelah mendengar kata "aku gak bisa" tuuut tuuuuttt tuuuuttttt
"Livia mau gak jadi pacar ku?" tanyaku ke livia lewat telepon
"hah, lu serius yan?" tanya livia
"iyalah masak maen-maen, jawab dong deg-degkan nih"
"ehhh... maaf ya yan aku gak bisa,,,,,,"
"eh halo-halo sorry liv pulsa ku habis" gw matikan telepon dengan cepat setelah mendengar kata "aku gak bisa" tuuut tuuuuttt tuuuuttttt
hati gw hampa, pertama kalinya gw nembak cewek dan langsung ditolak! gw lemparkan hp nokia 3315 gw ke lantai kamar gw yang tertutupi karpet tanpa takut rusak,
tit tit tidi tit tit
gw lihat hp gw yang tadi terkapar di lantai bergetar pertanda ada sms masuk, hp pun gw ambil
Quote:
"Maksud ju, maaf gak bisa nolak permintaan mu yan, aku mau jadi pacar kamu" livia
"Maksud ju, maaf gak bisa nolak permintaan mu yan, aku mau jadi pacar kamu" livia
YEEEEEEESSSSSSSSS!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
gw teriak kegirangan lebih keras daripada pertama kali gw dikasih hp sama nyokap
gw langsung kembali menelpon livia
Quote:
"loh yan, katanya pulsa mu habis" tanya livia heran
"eh gak kok, tadi ada telepon masuk aku kira bunyi pulsa habis" jawabku mencari alasan
"Ahh bilang aja kamu mikirnya tadi aku nolak hahahaha"
"Ehh enggak kokkkk" jawab gw mempertahankan harga diri gw tapi risak dengan pipi gw yang merona otomatis begitu juga kembang senyum di pipi gw
"loh yan, katanya pulsa mu habis" tanya livia heran
"eh gak kok, tadi ada telepon masuk aku kira bunyi pulsa habis" jawabku mencari alasan
"Ahh bilang aja kamu mikirnya tadi aku nolak hahahaha"
"Ehh enggak kokkkk" jawab gw mempertahankan harga diri gw tapi risak dengan pipi gw yang merona otomatis begitu juga kembang senyum di pipi gw
kamipun melanjutkan obrolan dari hati ke hati kami, tapi gw belum ngasih tau Livia kalau gw besok akan berangkat pindah ke kota J******* karena terlalu senang.
Dan keesokan harinya tepat sebelum ke bandara gw nelpon livia untuk ngasih tau semuanya,
Quote:
"APA? kenapa baru kasih tau ryan? Apa maksud mu?" tanya livia
"maaf liv, takut kamu tolk" kataku terbata
"ah gak tau deh" kata livia marah dan langsung menutup telepon"
"tuuut tuuuut tuuuutttt"
"APA? kenapa baru kasih tau ryan? Apa maksud mu?" tanya livia
"maaf liv, takut kamu tolk" kataku terbata
"ah gak tau deh" kata livia marah dan langsung menutup telepon"
"tuuut tuuuut tuuuutttt"
mampus dah, kata gw dalam hati,
di perjalanan ke bandara gw murung memikirkan livia dan sekali-kali mengutuk kenapa gw harus pindah.
Tiba-tiba hp yw bergetar, ada sms yang masuk kedalam inbox,
Quote:
"have a nice flight ya yan, take care disana, i'll be missing you" livia
"thx liv, maaf ya" gw
"have a nice flight ya yan, take care disana, i'll be missing you" livia
"thx liv, maaf ya" gw
Tidak ada balasan lagi dari livia dan begitulah ketidakjelasan hubungan pacaran gw yang pertama, entah itu bisa dibilang putus atau gak, karena 1 hari setelah gw berangkat gw mendengar info kalau livia jadian dengan reno, tetangga gw, WTF, harus banget gitu tetangga gw? -_-
*
Oh iya, sampai lupa, kalian bisa panggil gw ryan. Dan ini adalah cerita kehidupan gw.