News
Pencarian Tidak Ditemukan
KOMUNITAS
link has been copied
235
Lapor Hansip
27-02-2020 20:42

Pantas Jakarta 'Tenggelam', Dua Proyek Antibanjirnya Mandek

Pantas Jakarta 'Tenggelam', Dua Proyek Antibanjirnya Mandek Jakarta - 

Banjir nampaknya sudah menjadi langganan di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya jika musim turun hujan. Pemerintah tentu tak tinggal diam, sejumlah proyek infrastruktur untuk penangkal banjir telah direncanakan. 

Beberapa proyek penangkal banjir pun sebenarnya sudah berjalan. Hanya saja, pengerjaan terpaksa berhenti di tengah jalan lantaran terkendala pembebasan lahan. 

Adapun proyek pertama adalah normalisasi Sungai Ciliwung. Normalisasi dilakukan dari Jakarta Outer Ring Road (JORR) sampai Manggarai.

Baca juga: 200 Kepala Keluarga di Bidara Cina Bakal Kena Gusur Sodetan Ciliwung

Direktur Sungai dan Pantai Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko mengatakan, proyek normalisasi Ciliwung sudah vakum alias berhenti sementara sejak tahun 2018. Terkendalannya pembebasan lahan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjadi masalah utama.

Dari total 33,5 kilometer (km) bantaran sungai yang harus dinormalisasi, baru 16 km saja yang selesai.

"Ciliwung belum ada lagi pembebasan lahan karena belum ada pemberitahuan. Sekarang ya berhenti (pengerjaannya) karena tidak ada lahan (kosong) yang dikerjakan. Dari dulu 33,5 km baru 16 km (yang dinormalisasi), itu saja," kata Jarot kepada detikcom, Kamis (27/2/2020).

Proyek kedua adalah Sodetan Ciliwung yang bisa mengalirkan sebagian air dari Sungai Ciliwung ke Banjir Kanal Timur (BKT). Lagi-lagi proyek ini juga mandek akibat terkendala lahan.

Adapun proyek mandek di daerah Bidara Cina, Jakarta Timur. Ada sekitar 8.054 meter persegi lahan yang harus dibebaskan di Bidara Cina agar bisa melanjutkan proyek Sodetan Ciliwung.

Baca juga: Ingin Sodetan Ciliwung Segera Selesai, PUPR: Bisa Alirkan 60 M Kubik Banjir

Jarot menjelaskan jalur Sodetan Ciliwung memiliki panjang 1,27 km, namun hingga kini baru 600 m saja yang selesai.

"Kan ada 1.270 meter ini baru 600 meter sudah selesai, nah sisanya belum karena yang di Bidara Cina belum bebas (lahannya)," ungkapnya.

https://m.detik.com/finance/infrastr...ospopular_list

Banjir adalah berkahemoticon-Cape deeehh
profile-picture
profile-picture
profile-picture
4iinch dan 48 lainnya memberi reputasi
41
Masuk untuk memberikan balasan
berita-dan-politik
Berita dan Politik
40.7K Anggota • 670.6K Threads
Pantas Jakarta 'Tenggelam', Dua Proyek Antibanjirnya Mandek
27-02-2020 21:23
Ah alesan aja..
Dulu foke bilang pas BKT selesai banjir akan berkurang jauh.
Mahok bilang habis normalisasi banjir akan berkurang jauh.

Nyatanya tetap banjir aja.

Dari studi2 yg udah lama dilakukan emang masalah di jakarta ini adalah perubahan lingkungan yg masif.

Dulu tanpa ada pembangunan banyak di jakarta. Jakarta ya udah banjir juga.

Sekarang kalau lahan hijau udah jadi perumahan semua emang bisa dikompensasi cuma pake turap sungai sama sodetan?

profile-picture
profile-picture
profile-picture
MbeBadoT dan 53 lainnya memberi reputasi
7 47
-40
profile picture
KASKUS Addict
28-02-2020 16:45


Sebelum ada BKT, area pondok kopi, duren sawit, pondok kelapa itu langganan banjir dengan ketinggian minimum sebetis woy. Jaman itu hujan dikit gw udah bisa berburu kodok dan ikan. Hujan agak lamaan barang-barang di rumah udah ngambang karena banjir masuk rumah ketinggian sebetis. itu minimal. kalau hujan deras gw udah ngungsi. Semenjak ada BKT banjir jadi jarang di wilayah itu. Butuh hujan deras banget baru lah banjir lagi.

Banjir semakin sedikit di area jaktim setelah si Ahok getol normalisasi dan perintahkan pasukan pembersih utk rajin bersih-bersih saluran air di Jakarta. Kampung melayu yang sebelumnya masih mudah tergenang, di masa dia berkurang jauh area dan ketinggian genangannya. SMA 8 yang hobi tenggelam dan berperahu karet akhirnya gak perlu lagi seperti itu. Banyak area yang sebelumnya mudah tergenang setiap hujan akhirnya bisa tidak tergenang setelah pekerjaan normalisasi dan pembersihan.

Banjir gak sepenuhnya hilang dari Jakarta. Untuk Jakarta bisa 100% bebas banjir itu sulit dicapai. Yang jelas gak mungkin bisa cuma dengan kerja Ahok seorang di 3 tahun masa baktinya sebagai gubernur. Ahok pernah dengan gegabah klaim kalau berkat kerja dia Jkt akan bebas banjir, itu gak mungkin. Gw orang teknis, gw tahu banget hitungannya. dan memang terbukti memang masih ada banjir di bebeapa lokasi, tapi jauh berkurang jika dibandingkan sebelum ada normalisasi, pengerukan dan pembersihan di jaman Ahok. Banjir pun jika terjadi cepat surutnya. Jalan protokol jakarta pun mayoritas tidak banjir, tergenang pun jarang.

Lalu tiba lah masa Anies. ya kita dapat seperti sekarang. Banjirnya sebulan berkali-kali. Memang faktor cuaca berpengaruh dengan curah hujan yang cukup tinggi. Tapi gw di lapangan juga bisa lihat bagaimana minimnya pekerjaan pencegahan banjir di jaman dia, mungkin malah tidak ada sama sekali upaya pencegahan banjir. Pasukan bersih-bersih berkurang jauh, di beberapa tempat malah menghilang beneran. Memang dipotong, anggarannya dihilangkan. pengerukan gak ada, normalisasi apa lagi. Naturalisasi yang digembor-gemborkan pun ternyata jadinya cuma memperindah wilayah pinggir sungai. Jauh dari konsep naturalisasi yang seharusnya. Naturalisai itu pun dilakukan di ruas sungai yang memang sedari dulu bukan area rentan banjir seperti ruas sungai di dekat stasiun kereta bandara BNI di Sudirman. Daerah itu sama sekali gak rentan banjir coy. Jadi proyek naturalisasi yang dijalankan itu cuma cuap-cuap omong kosong yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan pencegahan banjir. Hanya orang tidak berilmu yang termakan omong kosong naturalisasi macam itu.

Akibat tidak adanya prioritas untuk pekerjaan pencegahan banjir itu lah makanya banyak area yang sebelumnya sudah tidak banjir akhirnya banjir lagi dan lebih parah lagi ada area yang tidak pernah banjir akhirnya kena banjir seperti RSCM misalnya (ini prestasi tersendiri sih, belum pernah kena banjir ini wilayah soalnya). Wilayah jaktim di sekitaran BKT yang sudah jarang banjir seperti belakang rumah sakit Duren sawit misalnya, akhirnya sukses banjir lagi sebetis.

Mungkin orang sudah dengar soal pemotongan anggaran banjir di pemprov DKI. Pemotongan anggaran untuk banjir itu memang disengaja kok. Pencegahan banjir gak masuk Kegiatan Strategis Daerah (KSD) di jaman Anies, padahal program ini berkaitan dengan hajat hidup buanyak masyarakat Jakarta. Formula E malah yang masuk KSD, demi kegiatan ini semua kegiatan lain dipaksa mengalah. Jadi wajarlah kita dapat kondisi Jakarta seperti sekarang yang mudah kebanjiran lagi. Memang tidak dijadikan prioritas kok penanganan banjir itu di masa Anies.

Kalau Ahok di 3 tahun masa baktinya kemarin gak galak melakukan normalisasi, pengerukan dan pembersihan, Jakarta sekarang pasti lebih parah.
19
Memuat data ...
1 - 1 dari 1 balasan
icon-hot-thread
Hot Threads
Copyright © 2024, Kaskus Networks, PT Darta Media Indonesia