- Beranda
- The Lounge
Kesulitan Gua Tinggal di Indonesia
...
TS
jorghymub61
Kesulitan Gua Tinggal di Indonesia
Tinggal di Indonesia yang tingkat kehidupan bersosialnya tinggi itu agak menyulitkan buat gua yang kurang bisa berinteraksi dengan orang di sekitar.
Gak tau ya, apa namanya, apakah disleksia, anti sosial, pendiam, cuek, atau bahkan dianggap sombong.
Sering banget sih gua mendapat cap dari orang di sekitar, bahwa gua adalah orang yang sombong.
Padahal, gua hanya payah dalam bersosialisasi.
Sudah berulang kali gua coba untuk bisa bersosialisasi, tapi gak bisa. Sudah dipaksa untuk coba lebih ramah ke orang di sekitar, tapi gua malah dicuekin atau dianggap aneh dan 'sok baik'.
Dalam thread ini, gua cuma mau tau apakah ada yang serupa sama gua dan juga mau kasih tau ke kalian kalau mungkin melihat orang-orang yang seperti gua, bisa memahami terlebih dahulu, apakah orang itu beneran sombong, songong, sengak, atau cuma karena kurang bisa bersosialisasi.
1. Tidak suka basa basi
Gua orangnya gak suka basa basi, jika tidak punya kepentingan, maka gua gak akan banyak ngobrol. Apalagi dengan orang yang tidak terlalu dekat. Paling, kalau ketemu sama orang, cuma say hai aja, udah cukup. Kadang, gua cuma lambaikan tangan atau menaikkan alis untuk menyapa tanpa berbicara.
Biasanya, gua akan bicara banyak kalau ada kepentingan atau keperluan saja. Menurut gua sih ini bukan 'ngobrol kalau ada maunya aja', tapi lebih ke gak suka basa basi yang berlebihan.
2. Orang tak dikenal
Kalau ada orang yang gak dikenal, gua suka heran kalau melihat orang bisa ngobrol panjang, padahal mereka gak saling kenal.
Dari situ, mereka kemudian jadi saling kenal. Bahkan bisa langsung jadi teman dekat dalam waktu singkat.
Kalau gua gak bisa kayak gitu. Biasanya kalau ada orang gak dikenal, bahkan dia ngajak ngobrol gua duluan, dia mau kenal lebih dekat sama gua. Gua biasanya akan menutup diri atau menghindar.
Butuh waktu untuk gua bisa menerima bahwa dia adalah teman gua. Biasanya, gua akan menunggu takdir, kalau memang kita ditakdirkan untuk berteman, kita akan sering ketemu dan ngobrol lagi.
Tapi ya kebanyakkan dari mereka juga ada yang setelah ngobrol pertama, jadi males berteman sama gua. Ya, gua juga gak mempermasalahkannya.
3. Menegur
Pada waktu berpapasan atau bertemu dengan orang yang gua tau, namun gua gak kenal. Gua gak akan menyapa atau menegur.
Gua di sini merasa bahwa gua gak kenal sama dia, jadi gua gak enak kalau tau-tau menegur atau menyapa orang itu.
Ada sih beberapa kali gua kadang kalau lagi pengen, gua coba tegur, tapi gua dikacangin, haha. Ya gua makin beranggapan bahwa kayaknya gua lebih baik diem aja deh.
4. Kerja Bakti
Ini menjadi alasan yang paling wajar menurut gua untuk orang menganggap gua sombong.
Gua gak bisa ikut kerja bakti karena gua gak terlalu bisa berkomunikasi. Beberapa kali sih gua ikut kerja bakti, tapi ya dengan suasana yang awkward gitu. Gua bantu sebisanya aja tanpa mengobrol dengan orang-orang di lingkungan rumah gua.
Ini ya kayaknya karena gua sudah dicap sebagai orang sombong. Orang jadi males sama gua.
Kadang kalau gua gak ikut kerja bakti, biasanya karena ada kerjaan atau gak tau kalau ada kerja bakti. Keluarga gua akan nyumbang makanan atau minuman aja.
Tapi ya rasanya belum cukup untuk mereka. Mereka lebih nyaman untuk menganggap gua sebagai orang yg sombong.
5. Insecure
Mungkin istilah yang belakangan ini banyak digunakan oleh orang. Gua pun sepertinya punya rasa insecure tinggi.
Jadi, gua sangat rentan untuk menjadi korban bully. Tapi untuk menghindari hal tersebut, gua seperti mencari cara untuk bisa menutupinya dengan melakukan sikap-sikap seperti di atas.
6. Susah Bersosialisasi
Intinya dari semua ini adalah gua orangnya susah banget untuk bersosialisasi. Sudah dicoba utk bisa bersosialisasi, tapi ya gak berhasil.
Mungkin bagi kalian mudah mengatakan, tinggal sosialisasi doang, apa susahnya? Tapi percayalah, bagi gua, ini sulit banget.
5. Baik
Nah, sekarang gua mau bahas tentang sisi baiknya gua. Gak semua orang di lingkungan gua menganggap gua sombong, tapi ya memang sedikit.
Dari sekitar 10 keluarga yang ada di sebelah dan depan rumah gua, ada 2 yang baik dan sepertinya paham.
Kalau berpapasan dengan mereka, gua ya menyapa, senyum, bahkan kadang basa basi "Dari mana?"... "Dari situ"... "Ohhh"...
Sekedar itu.
Lalu, ketika mereka butuh bantuan, misalnya minta air karena pompa di rumahnya mati. Mereka gak segan bilang ke gua untuk minta tolong.
Pernah juga sebelah rumah gua, nebang pohon, sendirian, gua bantu untuk mengangkat batang-batang pohonnya.
Ada juga tetangga depan rumah gua, mobilnya bocor, minta tolong sama gua untuk membantu melepas ban serep mobilnya karena terlalu keras. Gua bantu.
Saat gua butuh bantuan mereka, ya gua juga minta tolong ke mereka.
Tapi sayang, menurut gua hanya sedikit orang yang begini di Indonesia.
Mayoritas dari mereka masih banyak yang butuh basa-basi, ramah, doyan ngobrol, dan unsur lainnya lah dengan dibalut kata 'Sopan Santun'.
Kalau mereka melihat ada orang yang gak melakukannya, maka seakan dianggap sebagai orang yang tidak disukainya.
Sekarang, gua mau tau sih, gua sendirian yang merasakan hal kyk gini atau juga ada orang-orang yang senasib sama gua?
NB: Gua gak bilang kalau gua gak suka tinggal di Indonesia ya, cuma gua merasa agak kesulitan aja untuk adaptasi dengan budaya sosial di Indonesia karena keterbatasan gua. (Gua sulit karena memang ada yang salah dari gua dan ini sulit untuk gua perbaiki, jadi sekali lagi jangan salah sangka dengan bilang: Pindah aja "ke mana gitu".)
Gak tau ya, apa namanya, apakah disleksia, anti sosial, pendiam, cuek, atau bahkan dianggap sombong.
Sering banget sih gua mendapat cap dari orang di sekitar, bahwa gua adalah orang yang sombong.
Padahal, gua hanya payah dalam bersosialisasi.
Sudah berulang kali gua coba untuk bisa bersosialisasi, tapi gak bisa. Sudah dipaksa untuk coba lebih ramah ke orang di sekitar, tapi gua malah dicuekin atau dianggap aneh dan 'sok baik'.
Dalam thread ini, gua cuma mau tau apakah ada yang serupa sama gua dan juga mau kasih tau ke kalian kalau mungkin melihat orang-orang yang seperti gua, bisa memahami terlebih dahulu, apakah orang itu beneran sombong, songong, sengak, atau cuma karena kurang bisa bersosialisasi.
1. Tidak suka basa basi
Gua orangnya gak suka basa basi, jika tidak punya kepentingan, maka gua gak akan banyak ngobrol. Apalagi dengan orang yang tidak terlalu dekat. Paling, kalau ketemu sama orang, cuma say hai aja, udah cukup. Kadang, gua cuma lambaikan tangan atau menaikkan alis untuk menyapa tanpa berbicara.
Biasanya, gua akan bicara banyak kalau ada kepentingan atau keperluan saja. Menurut gua sih ini bukan 'ngobrol kalau ada maunya aja', tapi lebih ke gak suka basa basi yang berlebihan.
2. Orang tak dikenal
Kalau ada orang yang gak dikenal, gua suka heran kalau melihat orang bisa ngobrol panjang, padahal mereka gak saling kenal.
Dari situ, mereka kemudian jadi saling kenal. Bahkan bisa langsung jadi teman dekat dalam waktu singkat.
Kalau gua gak bisa kayak gitu. Biasanya kalau ada orang gak dikenal, bahkan dia ngajak ngobrol gua duluan, dia mau kenal lebih dekat sama gua. Gua biasanya akan menutup diri atau menghindar.
Butuh waktu untuk gua bisa menerima bahwa dia adalah teman gua. Biasanya, gua akan menunggu takdir, kalau memang kita ditakdirkan untuk berteman, kita akan sering ketemu dan ngobrol lagi.
Tapi ya kebanyakkan dari mereka juga ada yang setelah ngobrol pertama, jadi males berteman sama gua. Ya, gua juga gak mempermasalahkannya.
3. Menegur
Pada waktu berpapasan atau bertemu dengan orang yang gua tau, namun gua gak kenal. Gua gak akan menyapa atau menegur.
Gua di sini merasa bahwa gua gak kenal sama dia, jadi gua gak enak kalau tau-tau menegur atau menyapa orang itu.
Ada sih beberapa kali gua kadang kalau lagi pengen, gua coba tegur, tapi gua dikacangin, haha. Ya gua makin beranggapan bahwa kayaknya gua lebih baik diem aja deh.
4. Kerja Bakti
Ini menjadi alasan yang paling wajar menurut gua untuk orang menganggap gua sombong.
Gua gak bisa ikut kerja bakti karena gua gak terlalu bisa berkomunikasi. Beberapa kali sih gua ikut kerja bakti, tapi ya dengan suasana yang awkward gitu. Gua bantu sebisanya aja tanpa mengobrol dengan orang-orang di lingkungan rumah gua.
Ini ya kayaknya karena gua sudah dicap sebagai orang sombong. Orang jadi males sama gua.
Kadang kalau gua gak ikut kerja bakti, biasanya karena ada kerjaan atau gak tau kalau ada kerja bakti. Keluarga gua akan nyumbang makanan atau minuman aja.
Tapi ya rasanya belum cukup untuk mereka. Mereka lebih nyaman untuk menganggap gua sebagai orang yg sombong.
5. Insecure
Mungkin istilah yang belakangan ini banyak digunakan oleh orang. Gua pun sepertinya punya rasa insecure tinggi.
Jadi, gua sangat rentan untuk menjadi korban bully. Tapi untuk menghindari hal tersebut, gua seperti mencari cara untuk bisa menutupinya dengan melakukan sikap-sikap seperti di atas.
6. Susah Bersosialisasi
Intinya dari semua ini adalah gua orangnya susah banget untuk bersosialisasi. Sudah dicoba utk bisa bersosialisasi, tapi ya gak berhasil.
Mungkin bagi kalian mudah mengatakan, tinggal sosialisasi doang, apa susahnya? Tapi percayalah, bagi gua, ini sulit banget.
5. Baik
Nah, sekarang gua mau bahas tentang sisi baiknya gua. Gak semua orang di lingkungan gua menganggap gua sombong, tapi ya memang sedikit.
Dari sekitar 10 keluarga yang ada di sebelah dan depan rumah gua, ada 2 yang baik dan sepertinya paham.
Kalau berpapasan dengan mereka, gua ya menyapa, senyum, bahkan kadang basa basi "Dari mana?"... "Dari situ"... "Ohhh"...
Sekedar itu.
Lalu, ketika mereka butuh bantuan, misalnya minta air karena pompa di rumahnya mati. Mereka gak segan bilang ke gua untuk minta tolong.
Pernah juga sebelah rumah gua, nebang pohon, sendirian, gua bantu untuk mengangkat batang-batang pohonnya.
Ada juga tetangga depan rumah gua, mobilnya bocor, minta tolong sama gua untuk membantu melepas ban serep mobilnya karena terlalu keras. Gua bantu.
Saat gua butuh bantuan mereka, ya gua juga minta tolong ke mereka.
Tapi sayang, menurut gua hanya sedikit orang yang begini di Indonesia.
Mayoritas dari mereka masih banyak yang butuh basa-basi, ramah, doyan ngobrol, dan unsur lainnya lah dengan dibalut kata 'Sopan Santun'.
Kalau mereka melihat ada orang yang gak melakukannya, maka seakan dianggap sebagai orang yang tidak disukainya.
Sekarang, gua mau tau sih, gua sendirian yang merasakan hal kyk gini atau juga ada orang-orang yang senasib sama gua?
NB: Gua gak bilang kalau gua gak suka tinggal di Indonesia ya, cuma gua merasa agak kesulitan aja untuk adaptasi dengan budaya sosial di Indonesia karena keterbatasan gua. (Gua sulit karena memang ada yang salah dari gua dan ini sulit untuk gua perbaiki, jadi sekali lagi jangan salah sangka dengan bilang: Pindah aja "ke mana gitu".)
Quote:
Original Posted By a2team►Pada kasus gw:
Gw merasa kalo gw ini bukan orang anti sosial, malah demen bgt bersosial. Tapi apa aja yg gw dapat?
- saat gw menyapa tetangga, mereka engga balas menyapa, jadi lama2 gw skip - auto dapet cap sombong.
- gw suka main ke rumah tetangga, ya tentu namanya cowo pasti yg dibahas ga jauh dari mesin & teknologi (gw ga suka bahas hal mesum, apalagi di rumah orang). obrolan dg topik asyik ini pasti makan waktu. Akhirnya suami2 yg dulu gaul sama gw, pasti ditegur istri, dilarang lagi gaul sama gw. Sadar gw dijauhi, gw kurangi setor muka di masyarakat - auto dapet cap sombong lagi.
- ada acara 17an, kerja bakti, dsb, pasti gw ditunjuk jadi panitia, ok awalnya sering gw terima, tapi akhir2 ini terpaksa gw tolak. Sebab: orang2 sulit & ga bisa diatur untuk kerja secara efektif. Dapet lagi cap sombong.
Ya udah, sekarang gw terima aja peran sbg orang sombong.
Gw merasa kalo gw ini bukan orang anti sosial, malah demen bgt bersosial. Tapi apa aja yg gw dapat?
- saat gw menyapa tetangga, mereka engga balas menyapa, jadi lama2 gw skip - auto dapet cap sombong.
- gw suka main ke rumah tetangga, ya tentu namanya cowo pasti yg dibahas ga jauh dari mesin & teknologi (gw ga suka bahas hal mesum, apalagi di rumah orang). obrolan dg topik asyik ini pasti makan waktu. Akhirnya suami2 yg dulu gaul sama gw, pasti ditegur istri, dilarang lagi gaul sama gw. Sadar gw dijauhi, gw kurangi setor muka di masyarakat - auto dapet cap sombong lagi.
- ada acara 17an, kerja bakti, dsb, pasti gw ditunjuk jadi panitia, ok awalnya sering gw terima, tapi akhir2 ini terpaksa gw tolak. Sebab: orang2 sulit & ga bisa diatur untuk kerja secara efektif. Dapet lagi cap sombong.
Ya udah, sekarang gw terima aja peran sbg orang sombong.
Quote:
Quote:
Quote:
Original Posted By sankus010►Orang indonesia tidak suka mengobrol dengan orang baru.. tatapan sinis kalo mukanya keliatan jelek .. kalo muka muka nice guy atau cewek bening pasti di ramah tamahin.
Wkwkwkwk
Pengalaman ane selama solo backpacker waktu itu, lu harus jadi mr nice guy dulu supaya mereka mau enak ngobrol
Wkwkwkwk
Pengalaman ane selama solo backpacker waktu itu, lu harus jadi mr nice guy dulu supaya mereka mau enak ngobrol
Quote:
Quote:
Quote:
Original Posted By OetakReptile►sosial tinggi? salah kaprah ente, indo itu super bodoh soal sosial sebenernya, indikator paling jelas itu masih ada pengkotak2an sosial/ geng2an orang yg ga bisa ngikuti itu ya jadi intro, ansos, hihimori
Quote:
Original Posted By 4nt1.sup3r►Kalau saya justru kebalikannya, paling senang ketemu orang baru, sharing pandangan hidup atau ilmu baru.
Mindsetnya diubah saja, dengan kenal orang lain, kita dapat banyak ilmu baru. Yakin kok merubah cara pandang agan akan hidup.
Contoh gw kerja di bidang IT, ya gw akan cerita dulu tentang kehidupan IT yang dekat dengan masyarakat awam. Kalau sudah cerita, baru deh tanya tanya tentang kehidupan profesionalisme orang lain tersebut. Siapa tau dapat insight dari bagian hukum atau ekonomi.
Relasi itu penting banget. Kalau tetangga agan pengacara, siapa tau aja agan bisa ditolong sama dia kalau kena masalah hukum. Paling enggak bisa minta pendapat dia lah. Begitu juga dengan masalah keteknikan, misal agan mau naikin tegangan, harus ganti semua kabel, kenal sama tetangga yang jadi tukang listrik sangat membantu. Kalau ga bisa dimintain tolong, paling bisa dimintain sarannya.
Tapi gw setuju di Indo masalahnya emang begitu. Kalau di Jepang rasanya tinggal telefon penyedia jasa tersebut, kasih tau masalah, bayar, selesai.
Kalau di Indo bisa digetok harga kalau ga ngerti apa apa.
Masalah di Indo menurut gw justru dari transportasi umum. Gw males bawa mobil kalau macet. Tapi di Indo kemana mana harus punya mobil, ga tega juga liat istri anak naik motor. Kena angin, rawan sakit.
Kalau masih muda dan belum punya anak masih bisa lah ya bawa motor selap selip lewatin macet, tapi kalau udah punya, wah berat gan.
Masalah lainnya harus uptodate informasi terkini, dan kehidupan sosialnya kebanyakan ngopi sambil nongkrong. Itu malesin banget sih, sedangkan kita udah punya kehidupan sendiri di rumah. Tapi masih aja ada yang hobi nongkrong. Bawa bekal ke kantor aja diliatin dan diejek karena dibilang sombong ga mau ngumpul.
Mindsetnya diubah saja, dengan kenal orang lain, kita dapat banyak ilmu baru. Yakin kok merubah cara pandang agan akan hidup.
Contoh gw kerja di bidang IT, ya gw akan cerita dulu tentang kehidupan IT yang dekat dengan masyarakat awam. Kalau sudah cerita, baru deh tanya tanya tentang kehidupan profesionalisme orang lain tersebut. Siapa tau dapat insight dari bagian hukum atau ekonomi.
Relasi itu penting banget. Kalau tetangga agan pengacara, siapa tau aja agan bisa ditolong sama dia kalau kena masalah hukum. Paling enggak bisa minta pendapat dia lah. Begitu juga dengan masalah keteknikan, misal agan mau naikin tegangan, harus ganti semua kabel, kenal sama tetangga yang jadi tukang listrik sangat membantu. Kalau ga bisa dimintain tolong, paling bisa dimintain sarannya.
Tapi gw setuju di Indo masalahnya emang begitu. Kalau di Jepang rasanya tinggal telefon penyedia jasa tersebut, kasih tau masalah, bayar, selesai.
Kalau di Indo bisa digetok harga kalau ga ngerti apa apa.
Masalah di Indo menurut gw justru dari transportasi umum. Gw males bawa mobil kalau macet. Tapi di Indo kemana mana harus punya mobil, ga tega juga liat istri anak naik motor. Kena angin, rawan sakit.
Kalau masih muda dan belum punya anak masih bisa lah ya bawa motor selap selip lewatin macet, tapi kalau udah punya, wah berat gan.
Masalah lainnya harus uptodate informasi terkini, dan kehidupan sosialnya kebanyakan ngopi sambil nongkrong. Itu malesin banget sih, sedangkan kita udah punya kehidupan sendiri di rumah. Tapi masih aja ada yang hobi nongkrong. Bawa bekal ke kantor aja diliatin dan diejek karena dibilang sombong ga mau ngumpul.
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Original Posted By awixcool►Bener jga gan.. orang indonesia tuh lebih diutamakan birokrasi sosial maksudnya kaya remeh temeh, basa basi, sopan santun apalgi kalo ngobrolannya muji muji wah kaya di sinetron dah .. ribet emang
Yang penting kalo ada kerja bakti ya ikutan, kalo ketemu say hello, kalo kita punya skill tertentu hrus siap ngebantu.. nah yng penting kalo ngobrol harus liat konten nya gan.. dan itu tergantung lawan ngobrolnya , kadang ada sensitiv nya.. nah balik lagi dah ke birokrasi sosial yng ribet bet
Kalo saya di perumahan sih passive dan sedikit aktif .. di wa grup aja cuma jdi penonton
Yang penting kalo ada kerja bakti ya ikutan, kalo ketemu say hello, kalo kita punya skill tertentu hrus siap ngebantu.. nah yng penting kalo ngobrol harus liat konten nya gan.. dan itu tergantung lawan ngobrolnya , kadang ada sensitiv nya.. nah balik lagi dah ke birokrasi sosial yng ribet bet
Kalo saya di perumahan sih passive dan sedikit aktif .. di wa grup aja cuma jdi penonton
Diubah oleh jorghymub61 09-09-2020 07:35
eriksa dan 37 lainnya memberi reputasi
38
7.1K
229
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
922.6KThread•81.9KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru