Sebelumnya Terimakasih sebesar-besarnya buat guru besar kita
Dan Para Kaskuser seluruh dunia tanpa kalian gua bukan apa-apa.
Quote:
Pembukaan
Biar enak bacanya sambil dengerin lagu diatas gan/ganwati
Musik memang tidak seperti karya seni lainnya yang sering dianggap eksklusif. Musik itu dekat dengan kehidupan sehari-hari. Musik membumi, membebaskan! *lebai, i know* Saingannya mungkin hanya film sekarang. Nah, karena sering online, Gue jadi sering mampir ke Youtube. Di situ Gue semakin mengenal tipe-tipe penikmat musik. Berdasarkan pengalaman pribadi, dan terutama setelah membaca komentar-komentar di Youtube, saya melihat tujuh kategori penikmat musik di Indonesia. Saya uraikan di bawah ini.Berikut situasi yang dihadapi para jenius dalam keseharian dari pengalaman pengguna Quora. , udah gak sabar nih langsung aja geser scrollnya kebawah
Quote:
Quote:
Orang Kebanyakan
Quote:
Quote:
Menyukai musik apa saja. Tidak pandang bulu. Asal enak didengar, didengerin. Tulang punggung industri musik [paling banyak beli produk musik!], tetapi sering dihina sebagai orang yang tidak tahu musik, karena tidak bisa membedakan, misalnya, ST12 dan SOAD mereka masukin kedua band tersebut dalam playlist yang sama di Handphone/Smartphone. Tidak bisa menjelaskan mengapa mereka menyukai sebuah lagu. Jawaban standar mereka: “Gak tau. Suka aja.” Gue suka orang dalam kelompok ini, karena biasanya membantu Gue menikmati musik yang sudah terlanjur dilabeli norak oleh Orang Gengsian dan Orang Snob (Lihat penjelasannya di bawah ya gan).
Quote:
Orang Primordial
Quote:
Quote:
Menganggap musik Indonesia itu paling bagus sedunia dan harus didukung meskipun musik negara lain jauh lebih bagus. Pernah ada di tahun 1970-an dan 1980-an ketika musik Indonesia sepertinya berkiblat ke India, namun tergerus arus MTV yang berhasil menjadikan musik Indonesia sepenuhnya Barat dan “modern” pada 1990-an. Sekarang beredar di Youtube; biasanya korban celaan mereka adalah penikmat musik dari negeri jiran. Ini kategori baru. Tadinya saya gak mau masukin. Tapi nyebelin. Lah, apa hubungannya musik dengan nasionalisme?
Quote:
Orang Sok Tau
Quote:
Quote:
Memiliki komentar andalan: “Wah, ini lagu jiplakan nih! Gue tahu ini lagu mirip lagu si Fulan bin Fulan. Taelah cuma ganti lirik doang. Gue juga bisa kali kalo cuma ngejiplak. Mereka ini sama begonya sama kita. Payah. Jiplak!” Menganggap pembuktian sebuah lagu itu jiplakan sebagai sebuah pencapaian; layaknya penyidik KPK yang berhasil mengungkap sebuah kasus. Merasa bangga karena telah menyelamatkan publik pendengar dari kebohongan besar yang dilakukan musisi yang diduga ngejiplak tersebut, meskipun mereka (publik pendengar) tidak peduli apakah lagu tersebut jiplakan atau bukan (Lihat karakter “Orang Kebanyakan” di atas) Gue gondok sama orang semacam ini, apalagi yang beredar di Youtube.
Quote:
Orang Gengsian
Quote:
Quote:
Tidak suka musik dangdut. Tidak suka musik yang diputar di pasar basah. Menganggap selera musik ada kaitannya dengan status sosial. Suka lagu-lagu Top 40, jazz ngepop dan semua lagu-lagu baru dari Barat. Dibenci pecinta musik tertentu karena tidak bisa membedakan Freddy Mercury, Prince dan Mika. Diam-diam menyukai lagu dangdut atau pop murahan tertentu, dan tersiksa karena tidak bisa mendendangkan lagu tersebut karena tekanan sosial. Tidak mau disebut kampungan!
Quote:
Orang “Gue Banget”
Quote:
Quote:
Agak mirip dengan orang kebanyakan. Bedanya mereka setia pada musisi tertentu karena alasan-alasan historis dan psikologis. Tidak ada kaitannya sama sekali dengan kualitas musik dari musisi yang mereka suka. Komentar standar: “Ini lagu gue banget!” Tidak peduli apakah lagunya jelek dan jiplakan, asal nyambung dengan kehidupannya atau fanatik sama musisinya, lagu itu bakal bertengger di playlist selamanya. Biasa ditemukan pada mereka yang sedang patah hati, jatuh cinta dan depresi. Atau orang yang baru pulang piknik dari mana gitu; lagu yang didengar dianggap sebagai soundtrack perjalanan, atau hidup mereka.
Quote:
Orang Snob
Quote:
Quote:
Menganggap orang kebanyakan sebagai awam yang tidak tahu soal musik. Punya bahasa sendiri. Koleksi kaset bejibun. Ups, Vinyl! Bukan kaset. Biasanya album band-band atau musisi jadul; dari zaman ayah-dan-bunda-naik-vespa-pergi-bertamasya-ke-taman-ria. Suka mencela band baru, atau musik murahan yang lagi ngetrend, entah karena terlalu ngepop, liriknya norak, tidak insightful atau karena tidak orijinal. Komentar standar: “Ini album terbaik sepanjang masa!” Wawasan luas. Tahu banyak asbabun nuzul sebuah lagu plus konteks ketika lagu itu dikeluarkan. Namun sayang. Sepertinya beranggapan sejarah dunia hanya berputar di Inggris dan Amerika pada abad ke-20, khususnya paska Perang Dunia ke-2. Ada kalanya saya suka orang semacam ini, adakalanya saya gondok.
Orang Seni
Quote:
Quote:
Mirip dengan orang snob, tetapi bedanya mereka tidak membedakan musik kelas tinggi dan musik kelas rendah. — secara estetis maupun sosiologis. Biasanya kaya banget. Beneran kaya, kaya harta. Atau berasal dari sekolah seni. Seni apa saja, tidak harus musik. Menempatkan, misalnya, gamelan Jawa dan musik kamar Eropa dalam keranjang yang sama, meskipun sadar betul keduanya berbeda. Tidak suka komentar di Youtube. Kebanyakan berusia di atas 50!! Atau anti-teknologi.
Quote:
Penutup
Gimana gan/sist? Kalian termasuk yang mana nih , Ok ane pamit dulu gan ane mao lanjut dulu ke tempat ibadah nih kali aja dapet inspirasi yang lebih besar buat bikin thread yang lebih bagus lagi Sekian dari ane kalo ada salah - salah kata tolong di benerin ya gan .
Sumber : Kamar Mandi & google
Spoiler for Budayakan:
Quote:
Kalo ada yang mau kasih gak nolak ane gan & Kalo ada yang ngasih ane juga terima gan lumayan buat bangun rumah .quotes ane gan"Apa artinya Reputasi kalau kita masih melakukan Intimidasi"