Timnas kebanggan kita semua, Tim Garuda U-19 sedang bersiap-siap untuk mengikuti Piala Asia. Ada 23 pemain yang terpilih untuk mewakili nama Indonesia tercinta. Nama-nama lama seperti Evan Dimas, dan Paolo Sitanggang pastinya menjadi sorotan dan pilihan utama. Ada juga beberapa nama-nama baru yang sedang dipersiapkan.
Tanpa mengecilkan peran pemain lainnya, inilah profil 5 orang yang menjadi pemain kunci di timnas U-19:
Spoiler for Pemain Kunci #1:
Nama : Ravi Murdianto
TTL : Grobogan, Jawa tengah, 13 Maret 1995
Posisi : Kiper
Bakat Ravi memang sudah terlihat sejak ia masih duduk di bangku kelas dua sekolah dasar. Saat itu, Ravi bergabung dengan SSB Putra Bersemi. Ternyata, ia bukan bermain di posisi kiper, tetapi merupakan seorang pemain gelandang dan penyerang.
Sejak kelas empat, Ravi baru menjadi kiper. Fakor utamanya adalah postur tubuhnya yang cukup tinggi mencapai 183 sentimeter.
Berkat potensi yang besar di bawah mistar gawang, Ravi bergabung dengan SSB Tugumuda Semarang untuk mendapatkan pelatihan yang lebih baik.
Ravi kemudian lolos seleksi di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pelajar (PPLP) Jawa Tengah atau disebut Diklat Salatiga. Kemampuannya terus diasah dan refleksnya semakin baik.
Pada 2012, Ravi ditarik masuk ke Diklat Ragunan. Dia kemudian lolos ke tim nasional Indonesia U-17 yang berhasil menjuarai HKFA Youth Invitation Tournament 2012.
Spoiler for Pemain Kunci #2:
Nama : Hansamu Yama Pranata
TTL : Mojokerto, 16 Januari 1995
Posisi : Bek
Hansamu mengawali kariernya dengan membela SSB Mojokerto Muda saat ia masih duduk di bangku kelas lima sekolah dasar. Meski begitu, karier Hansamu bukannya selalu mulus.
Hansamu pernah gagal masuk tim Liga Medco Provinsi Jawa Timur pada 2008. Kegagalan tersebut justru melecut motivasi Hansamu dalam merajut impiannya sebagai pemain sepak bola.
Ia terus menempa dirinya hingga akhirnya lolos masuk ke tim Deportivo Indonesia SAD di Uruguay pada 2011. Bersama Maldini Pali, Hansamu merupakan angkatan terakhir, sebelum program pembinaan tersebut ditutup pada 2013. SAD jadi pintu masuk Hansamu membela tim nasional.
"Aku pasti sangat kecewa dengan kegagalan itu. Namun, aku tidak putus asa. Aku terus berlatih hingga akhirnya masuk SAD kemudian berlanjut hingga Timnas U-19," tuturnya.
Hansamu memetik pelajaran saat berkarier di Uruguay.Pengalaman bertandingnya
Spoiler for Pemain Kunci #3:
Nama : Evan Dimas Darmono
TTL : Surabaya, 13 Maret 1995
Posisi : Gelandang
Sejak kelas 4 Sekolah Dasar (SD), Evan Dimas sudah tekun bermain bola. Bakat yang ada di dalam dirinya terus dia kembangkan, dan semakin terasah kala bergabung dengan Sekolah Sepak Bola (SSB) Mitra Surabaya pada tahun 2007.
Penampilannya yang bagus membuat dia terpilih memperkuat tim Surabaya untuk Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) III Jatim 2011. Konsistensi permainannya sebagai seorang gelandang, membuat karier junior Evan terus meningkat. Dia pun terpilih menjadi kapten Tim Nasional Indonesia U-17 untuk tampil di ajang HKFA International Youth Invitation Tournamen di Hongkong pada awal 2012, dan sukses membawa pasukan masa depan Indonesia ini menjadi juara.
Di tahun yang sama, Evan terpilih sebagai wakil Indonesia dalam ajang pencarian bakat The Chance, mengalahkan ratusan ribu pesaingnya. Alhasil, Evan meraih tiket keBarcelona, untuk menjalani latihan di klub elite Spanyol tersebut di bawah arahan pelatih Pep Guardiola, yang kini membesut juara Bundesliga, Bayern Muenchen.
Bakat dan jiwa kepemimpinannya membuat dia kembali terpilih sebagai kapten untuk Timnas Indonesia U-19, yang tampil gemilang di turnamen Piala AFF U-19. Tim berjuluk Garuda Jaya ini mencatat prestasi membanggakan karena menjuarai event antarnegara Asia Tenggara tersebut.
Spoiler for Pemain Kunci #4:
Nama : Maldini Pali
TTL : Mamuju, Sulawesi Barat, 25 Januari 1995
Posisi : Gelandang sayap
Maldini mengawali kariernya di kompetisi lokal bertajuk Tashan Cup. Setelah itu, dia mulai menapak ke level lebih tinggi ketika terpilih mengikuti Piala Suratin di Sinjai, dan mereka berhasil menjadi juara. Kiprah pemain kelahiran 25 Januari 1995 ini membuat SSB Hasanuddin Makassar tertarik untuk merekrutnya, yang kemudian membawanya tampil di turnamen Walikota Cup U-15 di Makassar.
Kariernya kian menanjak tatkala putra dari pasangan pecinta bola, Paulus Pangloli Pali dan Esti Tambing, ini lolos seleksi Timnas U-16 di Uzbekistan. Penggemar Franck Ribery dan Lionel Messi ini lalu terpilih menjadi satu dari tiga utusan Indonesia yang berlatih di Leicester City, Inggris, selama tiga bulan.
Bakatnya yang menonjol, membuat dia terus menapaki level yang lebih tinggi dengan memperkuat Timnas U-17 sebelum dipanggil pelatih Indra Sjafri bergabung dengan Timnas U-19. Di sinilah (Timnas U-19) nama Maldini mulai dikenal pecinta sepak bola Indonesia. Apalagi mereka meraih kesuksesan menjuarai Piala AFF U-19, kemudian dilanjutkan dengan keberhasilan lolos ke putaran final Piala Asia U-19.
Nah, dalam perjalanan meraih tiket AFC Cup inilah Maldini menyita perhatian. Ketika melawan Korea Selatan dalam laga pamungkas penyisihan Grup G di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Maldini yang beroperasi di sisi kanan membuat para pemain belakang Korsel keteteran. Dia pun memberi assist kepada Evan Dimas untuk mencetak gol kedua Indonesia sebelum akhirnya menang 3-2 atas tim yang selama ini menjadi momok sepak bola Asia, dan menjadi juara grup
Spoiler for Pemain Kunci #5 (favorit ane nih gan):
Nama : Paulo Oktavianus Sitanggang
TTL : Sumatera Utara, 7 Oktober 1995
Posisi : Gelandang
Paulo Sitanggang mulai latihan sepak bola sejak umur 10 tahun, tepatnya ketika masih duduk di bangku kelas IV SD. Paulo dimasukkan ke SSB Kurnia Medan.
Pada 2011, anak kedua dari empat bersaudara ini mendapat kesempatan yang sangat bagus untuk menimba ilmu di Italia, tepatnya di Milan Junior Camp, setelah lolos seleksi All Star Team Challenge. Paulo termasuk 18 pemain muda yang akan dibawa ke San Siro.
Seperti yang diungkapkannya dalam wawancara dengan tabloidnova.com setelah dinyatakan lolos seleksi ke Milan, Paulo tetap giat berlatih demi cita-citanya menjadi pesepak bola profesional. Dia terus mengingat kerja keras orangtua dalam mendidik dan mendukungnya, meski mereka hidup pas-pasan.
'Sering sekali sepatu bola saya rusak dan tak bisa cepat diganti karena tak cukup uang untuk beli sepatu bola yang baru. Karena saya harus terus latihan, sepatunya harus ditambal dan dijahit. Niat saya saat itu ingin jadi pemain bola profesional. Jadi, apapun rintangan harus dihadapi walau saya tahu dan memaklumi kondisi orangtua,' ujarnya.
Ketika kelas 2 SMA, Paulo memilih merantau ke Jember, Jawa Timur, untuk menjadi pemain profesional. Di sana dia bergabung dengan Jember United, sebelum ikut seleksi Tim Nasional U-19.
Performanya menarik perhatian pelatih Indra Sjafri. Alhasil, pemain berbakat ini terpilih masuk skuad Garuda Jaya yang berhasil menjuarai Piala AFF U-19 2013 di Sidoarjo. Setelah lebih banyak menjadi penghangat bangku cadangan, Paulo kemudian diberi kesempatan unjuk kebolehan saat kualifikasi Piala AFC U-19 melawan Laos dan Filipina. Seiring perjalanan waktu dan kian meningkat penampilannya, Paulo pun kini menjadi pilihan utama.