- Beranda
- The Lounge
Anak - Anak ber IQ tinggi
...
TS
evonet
Anak - Anak ber IQ tinggi
1. Jacob Barnett, anak autis dengan IQ 170
Merdeka.com - Tak ada hal yang tak mungkin. Kalimat ini cocok untuk menggambarkan keadaan dan prestasi yang telah diraih Jacob Barnett, seorang anak berusia 14 tahun yang digadang-gadang akan memenangkan hadiah Nobel suatu hari nanti.
Ketika berusia dua tahun, Jacob didiagnosis memiliki autisme. Dokter memberitahu orang tua Jacob bahwa dia kemungkinan tak akan bisa berbicara atau membaca, atau bahkan mengurus dirinya sendiri seumur hidup. Namun kenyataannya, diagnosis dokter tersebut salah besar.
Saat ini, Jacob barnett yang baru berusia 14 tahun telah menjadi mahasiswa Master yang berusaha mendapatkan gelar PhD dalam bidang fisika quantum. Berdasarkan BBC, remaja yang memiliki IQ 170 ini telah disiapkan untuk menerima hadiah Novel suatu hari nanti.
Sejak masuk ke Indiana University-Purdue University Indianapolis (IUPUI) saat berusia 10 tahun, Jacob telah membuat profesor dan rekannya takjub dengan kecerdasannya yang luar biasa. Remaja ini bahkan membantu rekan mahasiswanya dalam mata kuliah kalkulus dan telah bergabung menjadi peneliti ilmiah.
IQ Jacob diperkirakan telah melampaui IQ Albert Einstein. Berdasarkan laporan TIME tahun 2011, Jacob bahkan diharapkan untuk bisa mematahkan teori relativitas yang ditemukan oleh Albert Einstein suatu hari nanti.
Selain belajar di universitas, Jacob Barnett yang memiliki Sindrom Asperger ini juga merupakan penulis buku dan wirausahawan. Jacob dan keluarganya menjalankan yayasan sosial yang disebut Jacob's Place untuk anak-anak yang memiliki autisme. Mereka menggunakan yayasan ini untuk membongkar banyak mitos seputar anak-anak autis, serta membuktikan bahwa anak autis bisa menjadi hebat.
"Saya sama sekali tidak diharapkan untuk ada di sini. Anda tahu, dokter mengatakan saya bahkan tak akan bisa berbicara. Kemungkinan besar ada terapis yang sedang ketakutan ketika melihat saya ada di sini," ungkap Jacob Barnett, seperti dilansir oleh Huffington Post (11/05).
Meski perjalanan Jacob terlihat mulus, namun kenyataannya ibunya Kristine Barnett mengatakan bahwa Jacob selalu bekerja keras melewati setiap hari untuk bisa mengalahkan autisme yang dideritanya.
"Dia menghadapinya setiap hari. Ada hal-hal yang diketahuinya tentang dirinya dan dia harus berusaha mengaturnya setiap hari," ungkap Kristine. Pada bulan April, Kristine menerbitkan sebuah memoar yang menceritakan pengalamannya membesarkan Jacob, berjudul "The Spark: A Mother's Story of Nurturing Genius."
Kristine berharap buku dan kisah mengenai Jacob bisa menjadi inspirasi bagi semua orang tua dan anak yang memiliki autisme di dunia. Kisah Jacob diharapkan bisa membuat semua anak yang memiliki kekurangan atau didiagnosis dengan penyakit tertentu tidak patah semangat dan terus berusaha. Mereka bisa melakukan dan meraih apapun yang mereka inginkan.
sumur
2. Marco Calasan, Yang Menjadi Insinyur Sistem Microsoft
Di usia masih belia, Marco Calasan, 9 tahun, memiliki prestasi luar biasa. Bocah jenius asal Macedonia ini merupakan insinyur sistem Microsoft termuda di dunia. Ia memegang empat sertifikat Microsoft dan menulis buku 312 halaman tentang Microsoft's Windows 7. Microsoft adalah perangkat lunak komputer paling terkenal di dunia.
Pada usia enam tahun, Calasan mendapatkan pengakuan sistem administrasi pertamanya dari Microsoft, gelar yang sulit didapat bahkan oleh seorang insinyur komputer yang ahli.
Pemerintah Macedonia pun mengizinkannya untuk tidak datang ke sekolah secara rutin. Saat ini Marco bekerja sebagai pengendali sistem administrasi di sebuah lembaga non-profit yang membantu orang-orang cacat. Ia juga mengajar pengetahuan komputer dalam bahasa Inggris menggunakan streaming video.
Calasan bersekolah di SD Blaze Koneski di Macedonia. Seperti bocah lainnya, namun usia yang muda ternyata tak membuat Calasan menjadi sosok yang tidak sabaran. Ia justru tidak seperti bocah-bocah seusianya yang temperamental. Ia ramah, tenang dan mau menjelaskan kembali istilah-istilah komputer yang rumit.
Calasan kini menciptakan program IPTV, yaitu sistem jaringan pengiriman. Ia juga menjelaskan bagaimana ia bisa mengalirkan video kualitas tinggi ke seluruh Macedonia dan menyediakan jasa layanannya. Saat berbicara, kata "Microsoft" selalu muncul dalam setiap kalimatnya, sekaligus menegaskan jika bocah ini terobsesi dengan kreasi Bill Gates, pendiri Microsoft.
Calasan tidak memandang dirinya sebagai bocah yang spesial dan diberi bakat luar biasa. "Saya hanyalah anak-anak biasa seperti yang lainnya. Saat saya bermain dengan teman-teman, saya akan melupakan seluruh pengetahuan mengenai komputer dari kepala saya," ujarnya sembari tersenyum.
Calasan bisa berbicara dengan tiga bahasa, termasuk Inggris dengan fasih, dan saat ini tengah mempelajari bahasa asing keempat.
Profesor Elena Achkovska-Leshkovska dari Institut Psikologi di Skopje, pernah melakukan tes pada Calasan ketika ia berusia 7 tahun. Ia menemukan jika otak Calasan beroperasi seperti bocah di atas usia 12 tahun, yang memiliki tingkat emosional dan sosial yang tinggi. Sebuah anugerah yang jarang ditemukan pada anak-anak seusianya.
Selama Calasan diwawancarai CNN, ibunya, Radica menemaninya dengan setia. Ibu muda ini dengan bangga melihat aktivitas putranya.
Bulan lalu, Radica divonis menderita kanker payudara. Ia tinggal selama seminggu di rumah sakit guna menjalani operasi pengangkatan tumor. Dan setibanya di rumah, Calasan telah mencetak lebih dari 200 halaman mengenai informasi pengobatan kanker payudara dan diet makanan yang harus dijalani Radica agar sembuh total.
sumur
3.neha ramu gadis ber IQ 162
Sekali lagi, seorang gadis memiliki nilai IQ melebihi ilmuwan kelahiran Jerman, Albert Einstein. Kali ini, seorang gadis berusia 12 tahun.
Neha Ramu asal India meraih skor 162 dalam tes IQ Mensa. Skornya 2 poin lebih tinggi daripada Einstein.
Gadis penyuka Harry Potter ini mengejutkan orang tuanya dan khalayak setelah berhasil meraih skor tertinggi yang mungkin dicapai dalam tes IQ. Skor tersebut menempatkan Neha dalam jajaran orang-orang cerdas yang ada di Inggris bahkan lebih cerdas daripada Stephen Hawking, Bill Gates dan tentu saja Einstein.
Awalnya, orang tua Neha tidak menyadari kecerdasan yang dimiliki putrinya hingga saat tes masuk untuk sebuah sekolah bernama Tiffin Girls. Saat itu, Neha berhasil meraih nilai sempurna untuk tes grammar dengan nilai 280/280. Sejak itu orang tuanya paham bahwa prestasi yang cemerlang selama ini di sekolah dikarenakan kecerdasan luar biasa yang dimiliki putri kecilnya.
"Awalnya, saya tidak menyadari kemampuannya. Tapi saat mendapat hasil dari tes masuk di Tiffin Girls, saya berpikir ada sesuatu dalam diri anak saya dan saya tidak menyadarinya selama ini," jelas ibu Neha, Jayashree.
Dua tahun kemudian, ia mengikuti tes IQ dari Mensa yang merupakan perkumpulan orang dengan IQ tinggi dan berhasil meraih angka tertinggi yang mungkin dicapai oleh seseorang berusia di bawah 18 tahun. "Saya sangat bangga padanya. Ini sangat mengagumkan. Saya bahkan tidak bisa lagi mengungkapkan perasaan saya," ujar Jayashree.
Dengan kecerdasan di atas rata-rata ini, Neha sudah menentukan rencana masa depannya yaitu menjadi dokter mengikuti jejak kedua orang tuanya yang juga merupakan dokter. Gadis yang suka berenang ini telah membidik Harvard sebagai tempatnya meraih cita-cita setelah ia mampu memperoleh nilai SATs 740 dari 800.
Seperti diketahui, tes IQ diciptakan untuk mengetahui dan memetakan kemampuan intelegensia seorang siswa. Di Inggris, rata-rata orang meraih nilai sebesar 100. Juru bicara dari British Mensa mengatakan bahwa skor yang diraih Neha ini menempatkannya di jajaran tertinggi orang cerdas di Inggris yang jumlahnya hanya sekitar satu persen dari penduduk.
sumur
4.Heidi Hankins, Anak dengan IQ Satu Angka di Bawah Einstein (159)
Saat berusia dua tahun Heidi Hankins senang membaca buku untuk anak usia tujuh tahun.
Seorang anak perempuan berusia empat tahun dari Hampshire diterima Mensa dengan IQ satu angka di bawah Albert Einstein dan Stephen Hawking.
Heidi Hankins dari Winchester memiliki IQ 159 dan belajar sendiri untuk membaca dan mampu menghitung hingga 40 saat berusia dua tahun.
Mensa adalah sebuah perhimpunan yang hanya bisa dimasuki oleh kalangan yang memiliki IQ tinggi, dan menjadi perkumpulan orang genius tertua di dunia.
Kepala Eksekutif Mensa Inggris John Stevenage mengatakan orangtua Heidi "secara benar mengidentifikasi bahwa dia memiliki potensi yang besar.
Berdasarkan Mensa, IQ rata-rata untuk orang dewasa adalah 100.
Pada tahun 2009, Oscar Wrigley, saat itu berusia dua tahun dari Reading di Berkshire menjadi anak termuda yang masuk dalam Mensa dengan IQ 160.
Stevenage mengatakan: Kami memberikan sebuah lingkungan yang positif bagi anggota muda untuk berkembang.
Menurut Mensa, tanda-tanda anak yang berbakat adalah termasuk ingatan yang tidak biasa, dapat membaca di usia dini, tidak memiliki toleransi dengan anak lain dan mengikuti perkembangan peristiwa dunia.
Seorang anak yang berbakat juga selalu bertanya sejumlah pertanyaan sepanjang masa
sumur
5.vitaly nechaev. Bocah 9 Tahun Mengajar Sejarah di Universitas
Metrotvnews.com, Kiev: Semakin tua, dosen umumnya akan lebih berpengalaman dan dihormati karena ilmunya. Di Ukraina, seorang bocah sembilan tahun menjadi dosen sejarah universitas karena pengatahuannya yang luar biasa seputar dunia.
Vitaly Nechaev yang masih duduk di bangku sekolah dasar membuat mahasiswa Universitas Nasional Cherkassy, terkagum-kagum. Nechaev hadir di depan kelas sebagai dosen sejarah. Meski baru berusia sembilan tahun, Nechaev memiliki daya ingat luar biasa.
Kegemarannya membaca buku ensiklopedia tentang sejarah dan geografi, membuatn Nechaev sangat hapal detail sejarah Kievan Rus, sebuah wilayah yang diambil alih Kerajaan Mongolia pada tahun 1237. Walau cukup menggelitik, mahasiswa tetap menyimak materi Nechaev. Ujungnya mahasiswa terkagum-kagum. Yang menarik kemampuan bahasa Nechaev pun tak kalah jauh dari dosen sebenarnya.
Menurut ibunda Nechaev, putranya tidak berbeda dari anak-anak pada umumnya. Ia memang sempat khawatir karena saat kecil Nechaev terlambat untuk bisa berbicara. Dalam perkembangannya, Nechaev sangat suka sekali bermain komputer dan memelajari banyak hal seputar sejarah.
Guru di sekolah Nechaev belajar juga sangat kagum dengan rasa keingintahuan sang bocah. Dari semua murid yang ada, meskipun kondisi tubuhnya yang lemah, Nechaev tidak pernah ketinggalan pelajaran.
Presiden Ukraina Victor Yanukovich pada tahun 2012 memberikan jam tangan kepada Nechaev karena kepintarannya yang mengharumkan nama Ukraina.
sumur
6.Moshe Kai Cavalin - Lulus Kuliah di Usia 11 Tahun Dengan IPK 4.00
Moshe Kai Cavalin - Lulus Kuliah di Usia 11 Tahun Dengan IPK 4.00. Jenius..!! Itulah kata yang pantas bagi Moshe Kai Cavalin, dia menyelesaikan kuliah di usia 11 tahun dengan IPK sempurna 4.0. Moshe Kai Cavalin dilahirkan dari Ayah keturunan Brazil dan Ibu keturunan Cina pada tanggal 14 Februari 1998 dengan nama Cina Kai Hsiao Hu yang artinya macan yang patuh atau penurut. Moshe Kai Cavalin mulai belajar pada usia dua tahun dan sama sekali tidak membuang-buang waktu jadi menyebutnya jenius adalah tidak adil karena dia memang berusaha dari awal. Ibu Moshe, Sandy Chien, mengatakan putranya menunjukkan bakat luar biasa di usia dua tahun. Dia belajar sangat cepat dan suka menonton TV dan membaca buku anak-anak. Moshe Kai sudah berlatih matematika sederhana pada usia empat tahun, ketika orangtuanya memasukkannya pada program belajar intensif termasuk matematika, musik, seni bela diri dan membaca. Chien, Ibu Moshe yang lulusan master administrasi bisnis kemudian memutuskan keluar dari pekerjaan untuk mengajar anaknya sendiri.
Moshe Kai Cavalin tidak pernah mengenyam pendidikan formal SD sampai dengan SMA karena beberapa kali ditolak mengingat kemampuannya yang sudah diatas rata-rata. Ayahnya pernah berkali - kali memasukkannya ke Sekolah Formal dan berkali - kali pula ditolak. Pada saat sang ayah memasukkan ke SD misalnya, sekolah mengharuskan Moshe untuk masuk ke kelas 1 atau dari awal akan tetapi kemampuan Moshe sudah setara dengan anak kelas 5 dan sang ayah menginginkan Moshe masuk kelas 5 agar tidak terjadi kemunduran penerimaan pengetahuan, tapi sekolah menolak. Begitupun sekolah - sekolah lainnya ada yang berasalan Moshe dapat menganggu konsentrasi siswa lainnya karena akan menjadi pusat perhatian dan juga membuat siswa yang usianya diatasnya menjadi minder. Walhasil, Homeschooling akhirnya menjadi pilihan yang kemudian mengantarkannya menjadi orang hebat.
Pada usia tujuh tahun, Moshe menyelesaikan SMP dan SMA di rumah. Chien selanjutnya mendaftarkan Moshe ke East Los Angeles Community College, tetapi ditolak karena dia dianggap terlalu kecil. Dengan pengurangan untuk melihat televisi dan bermain videogame,perkembangannya mulai pesat, dia mulai memenangkan kontes internasional seni bela diri, belajar untuk menyelam. Pada usia delapan tahun, Moshe mendaftar lagi dan diterima setelah lulus ujian masuk. Awalnya dia hanya boleh mengikuti dua kelas yakni matematika dan fisika. Namun, setelah Moshe selalu mendapatkan nilai A plus, ia diperbolehkan mengikuti kelas lain. Ketika Moshe mulai kuliah di usia 8 tahun, dia adalah siswa termuda di kelasnya. Namun, dia mampu memberikan les privat kepada teman-teman sekelasnya yang berusia 19 hingga 20 tahun dalam mata pelajaran matematika dan fisika. Moshe menyelesaikan kuliahnya di bidang matematika di East Los Angeles Community College di usia 11 tahun. Indeks Prestasi (IP)-nya pun sempurna dengan IPK 4,0.
Keberhasilannya hingga saat ini sangat besar ditopang oleh peran dari orang tuanya yang hebat yang begitu mencintai dan menyayangi anaknya. Orang Tua Moshe paham betul akan hal tersebut, hingga mereka totalitas dalam mendidik anak. Apalagi ketika homeschooling mereka pilih untuk masa depan anak tercintanya. Hal tersebut mengharuskan Ibunda Moshe yang notabene lulusan MBA harus rela berhenti bekerja dan menjadi guru sekaligus teman bagi putranya.
"Saya mencoba mensekolahkan anak saya ke sekolah dasar, tetapi dia belajar terlalu cepat dan dia sering tidak menemukan apa-apa untuk dikerjakan di kelas. Saya kemudian memutuskan mengajarinya di rumah" kata Ibu Moshe, Chien. Moshe Kai Cavalin menolak jika disebut jenius, Menurut Moshe, ‘Jenius’ hanyalah sebuah kata, seperti IQ, itu istilah yang dibuat oleh orang yang hanya mengklasifikasikan satu hal, dan mereka mengabaikan segala sesuatu yang lain yang membentuk seorang individu.
“Saya tidak suka disebut jenius dan saya tidak ingin disebut seperti itu … Yang saya lakukan adalah mencoba untuk mendapatkan kebijaksanaan melalui pengetahuan dan saya pikir melatih kebijaksanaan jauh lebih baik daripada menjadi jenius,” Kata Moshe.
Selepas sarjana, Moshe Kai Cavalin ingin terus melanjutkan sekolahnya. Beberapa universitas yang jadi bidikannya adalah Stanford, Massachusetts Institute of Technology (MIT) atau University of Nevada, Las Vegas untuk mengambil matematika, astrofisika, maupun fisika teoritik. Alternatif lainnya adalah mengambil bisnis di Harvard. Moshe juga bermimpi mendapat lisensi pilot. Seorang remaja dengan banyak impian. menguasai bahasa Spanyol, Portugis, Italia, Inggris, dan Mandarin ini tidak pelit dalam membagi tips sukses. Dia berbagi kiat suksesnya dengan menerbitkan buku setebal sekitar 100 halaman. ‘We Can Do’ demikian judul bukunya. Butuh waktu 4 tahun bagi Moshe untuk menyelesaikan buku itu. Maklum dia cukup sibuk dengan berbagai aktivitasnya.
‘We Can Do’ ditulis dalam bahasa Inggris untuk pasar Amerika. Sedangkan untuk pasar Asia, Moshe menulisnya dalam bahasa Mandarin. Dari buku itu diperoleh pelajaran jangan menaruh semua telur di satu keranjang. Berdasar cara Moshe, sebaiknya mengambil sedikit telur lalu menempatkannya di satu keranjang dan jangan terganggu dengan keranjang-keranjang lainnya. Di buku itu, Moshe menyarankan agar melakukan hal-hal terbaik selama masih ada waktu. Ini tidak berarti seseorang harus belajar sepanjang hari. Banyak hal yang bisa dilakukan di waktu-waktu yang kita miliki. Seseorang yang serius melakukan hobinya pun bisa berhasil. Misalnya Moshe yang menekuni hobi bela diri, memiliki banyak piala dari olahraga ini.
“Saya mencapai titik di mana banyak orang menganggap tidak mungkin pada usia saya. Saya mencapai setinggi Bulan, tapi siapa saja yang benar-benar mencoba, bisa mencapai di atas galaksi Bima Sakti,” tulisnya dalam buku 'We Can Do'.
sumur
jangan lupa gan
kumpulan kaskuser yg doyan makan
Spoiler for jacob barnett:
Merdeka.com - Tak ada hal yang tak mungkin. Kalimat ini cocok untuk menggambarkan keadaan dan prestasi yang telah diraih Jacob Barnett, seorang anak berusia 14 tahun yang digadang-gadang akan memenangkan hadiah Nobel suatu hari nanti.
Ketika berusia dua tahun, Jacob didiagnosis memiliki autisme. Dokter memberitahu orang tua Jacob bahwa dia kemungkinan tak akan bisa berbicara atau membaca, atau bahkan mengurus dirinya sendiri seumur hidup. Namun kenyataannya, diagnosis dokter tersebut salah besar.
Saat ini, Jacob barnett yang baru berusia 14 tahun telah menjadi mahasiswa Master yang berusaha mendapatkan gelar PhD dalam bidang fisika quantum. Berdasarkan BBC, remaja yang memiliki IQ 170 ini telah disiapkan untuk menerima hadiah Novel suatu hari nanti.
Sejak masuk ke Indiana University-Purdue University Indianapolis (IUPUI) saat berusia 10 tahun, Jacob telah membuat profesor dan rekannya takjub dengan kecerdasannya yang luar biasa. Remaja ini bahkan membantu rekan mahasiswanya dalam mata kuliah kalkulus dan telah bergabung menjadi peneliti ilmiah.
IQ Jacob diperkirakan telah melampaui IQ Albert Einstein. Berdasarkan laporan TIME tahun 2011, Jacob bahkan diharapkan untuk bisa mematahkan teori relativitas yang ditemukan oleh Albert Einstein suatu hari nanti.
Selain belajar di universitas, Jacob Barnett yang memiliki Sindrom Asperger ini juga merupakan penulis buku dan wirausahawan. Jacob dan keluarganya menjalankan yayasan sosial yang disebut Jacob's Place untuk anak-anak yang memiliki autisme. Mereka menggunakan yayasan ini untuk membongkar banyak mitos seputar anak-anak autis, serta membuktikan bahwa anak autis bisa menjadi hebat.
"Saya sama sekali tidak diharapkan untuk ada di sini. Anda tahu, dokter mengatakan saya bahkan tak akan bisa berbicara. Kemungkinan besar ada terapis yang sedang ketakutan ketika melihat saya ada di sini," ungkap Jacob Barnett, seperti dilansir oleh Huffington Post (11/05).
Meski perjalanan Jacob terlihat mulus, namun kenyataannya ibunya Kristine Barnett mengatakan bahwa Jacob selalu bekerja keras melewati setiap hari untuk bisa mengalahkan autisme yang dideritanya.
"Dia menghadapinya setiap hari. Ada hal-hal yang diketahuinya tentang dirinya dan dia harus berusaha mengaturnya setiap hari," ungkap Kristine. Pada bulan April, Kristine menerbitkan sebuah memoar yang menceritakan pengalamannya membesarkan Jacob, berjudul "The Spark: A Mother's Story of Nurturing Genius."
Kristine berharap buku dan kisah mengenai Jacob bisa menjadi inspirasi bagi semua orang tua dan anak yang memiliki autisme di dunia. Kisah Jacob diharapkan bisa membuat semua anak yang memiliki kekurangan atau didiagnosis dengan penyakit tertentu tidak patah semangat dan terus berusaha. Mereka bisa melakukan dan meraih apapun yang mereka inginkan.
sumur
2. Marco Calasan, Yang Menjadi Insinyur Sistem Microsoft
Spoiler for marco calasan:
Di usia masih belia, Marco Calasan, 9 tahun, memiliki prestasi luar biasa. Bocah jenius asal Macedonia ini merupakan insinyur sistem Microsoft termuda di dunia. Ia memegang empat sertifikat Microsoft dan menulis buku 312 halaman tentang Microsoft's Windows 7. Microsoft adalah perangkat lunak komputer paling terkenal di dunia.
Pada usia enam tahun, Calasan mendapatkan pengakuan sistem administrasi pertamanya dari Microsoft, gelar yang sulit didapat bahkan oleh seorang insinyur komputer yang ahli.
Pemerintah Macedonia pun mengizinkannya untuk tidak datang ke sekolah secara rutin. Saat ini Marco bekerja sebagai pengendali sistem administrasi di sebuah lembaga non-profit yang membantu orang-orang cacat. Ia juga mengajar pengetahuan komputer dalam bahasa Inggris menggunakan streaming video.
Calasan bersekolah di SD Blaze Koneski di Macedonia. Seperti bocah lainnya, namun usia yang muda ternyata tak membuat Calasan menjadi sosok yang tidak sabaran. Ia justru tidak seperti bocah-bocah seusianya yang temperamental. Ia ramah, tenang dan mau menjelaskan kembali istilah-istilah komputer yang rumit.
Calasan kini menciptakan program IPTV, yaitu sistem jaringan pengiriman. Ia juga menjelaskan bagaimana ia bisa mengalirkan video kualitas tinggi ke seluruh Macedonia dan menyediakan jasa layanannya. Saat berbicara, kata "Microsoft" selalu muncul dalam setiap kalimatnya, sekaligus menegaskan jika bocah ini terobsesi dengan kreasi Bill Gates, pendiri Microsoft.
Calasan tidak memandang dirinya sebagai bocah yang spesial dan diberi bakat luar biasa. "Saya hanyalah anak-anak biasa seperti yang lainnya. Saat saya bermain dengan teman-teman, saya akan melupakan seluruh pengetahuan mengenai komputer dari kepala saya," ujarnya sembari tersenyum.
Calasan bisa berbicara dengan tiga bahasa, termasuk Inggris dengan fasih, dan saat ini tengah mempelajari bahasa asing keempat.
Profesor Elena Achkovska-Leshkovska dari Institut Psikologi di Skopje, pernah melakukan tes pada Calasan ketika ia berusia 7 tahun. Ia menemukan jika otak Calasan beroperasi seperti bocah di atas usia 12 tahun, yang memiliki tingkat emosional dan sosial yang tinggi. Sebuah anugerah yang jarang ditemukan pada anak-anak seusianya.
Selama Calasan diwawancarai CNN, ibunya, Radica menemaninya dengan setia. Ibu muda ini dengan bangga melihat aktivitas putranya.
Bulan lalu, Radica divonis menderita kanker payudara. Ia tinggal selama seminggu di rumah sakit guna menjalani operasi pengangkatan tumor. Dan setibanya di rumah, Calasan telah mencetak lebih dari 200 halaman mengenai informasi pengobatan kanker payudara dan diet makanan yang harus dijalani Radica agar sembuh total.
sumur
3.neha ramu gadis ber IQ 162
Spoiler for neha ramu:
Sekali lagi, seorang gadis memiliki nilai IQ melebihi ilmuwan kelahiran Jerman, Albert Einstein. Kali ini, seorang gadis berusia 12 tahun.
Neha Ramu asal India meraih skor 162 dalam tes IQ Mensa. Skornya 2 poin lebih tinggi daripada Einstein.
Gadis penyuka Harry Potter ini mengejutkan orang tuanya dan khalayak setelah berhasil meraih skor tertinggi yang mungkin dicapai dalam tes IQ. Skor tersebut menempatkan Neha dalam jajaran orang-orang cerdas yang ada di Inggris bahkan lebih cerdas daripada Stephen Hawking, Bill Gates dan tentu saja Einstein.
Awalnya, orang tua Neha tidak menyadari kecerdasan yang dimiliki putrinya hingga saat tes masuk untuk sebuah sekolah bernama Tiffin Girls. Saat itu, Neha berhasil meraih nilai sempurna untuk tes grammar dengan nilai 280/280. Sejak itu orang tuanya paham bahwa prestasi yang cemerlang selama ini di sekolah dikarenakan kecerdasan luar biasa yang dimiliki putri kecilnya.
"Awalnya, saya tidak menyadari kemampuannya. Tapi saat mendapat hasil dari tes masuk di Tiffin Girls, saya berpikir ada sesuatu dalam diri anak saya dan saya tidak menyadarinya selama ini," jelas ibu Neha, Jayashree.
Dua tahun kemudian, ia mengikuti tes IQ dari Mensa yang merupakan perkumpulan orang dengan IQ tinggi dan berhasil meraih angka tertinggi yang mungkin dicapai oleh seseorang berusia di bawah 18 tahun. "Saya sangat bangga padanya. Ini sangat mengagumkan. Saya bahkan tidak bisa lagi mengungkapkan perasaan saya," ujar Jayashree.
Dengan kecerdasan di atas rata-rata ini, Neha sudah menentukan rencana masa depannya yaitu menjadi dokter mengikuti jejak kedua orang tuanya yang juga merupakan dokter. Gadis yang suka berenang ini telah membidik Harvard sebagai tempatnya meraih cita-cita setelah ia mampu memperoleh nilai SATs 740 dari 800.
Seperti diketahui, tes IQ diciptakan untuk mengetahui dan memetakan kemampuan intelegensia seorang siswa. Di Inggris, rata-rata orang meraih nilai sebesar 100. Juru bicara dari British Mensa mengatakan bahwa skor yang diraih Neha ini menempatkannya di jajaran tertinggi orang cerdas di Inggris yang jumlahnya hanya sekitar satu persen dari penduduk.
sumur
4.Heidi Hankins, Anak dengan IQ Satu Angka di Bawah Einstein (159)
Spoiler for heidi hankins:
Saat berusia dua tahun Heidi Hankins senang membaca buku untuk anak usia tujuh tahun.
Seorang anak perempuan berusia empat tahun dari Hampshire diterima Mensa dengan IQ satu angka di bawah Albert Einstein dan Stephen Hawking.
Heidi Hankins dari Winchester memiliki IQ 159 dan belajar sendiri untuk membaca dan mampu menghitung hingga 40 saat berusia dua tahun.
Mensa adalah sebuah perhimpunan yang hanya bisa dimasuki oleh kalangan yang memiliki IQ tinggi, dan menjadi perkumpulan orang genius tertua di dunia.
Kepala Eksekutif Mensa Inggris John Stevenage mengatakan orangtua Heidi "secara benar mengidentifikasi bahwa dia memiliki potensi yang besar.
Berdasarkan Mensa, IQ rata-rata untuk orang dewasa adalah 100.
Pada tahun 2009, Oscar Wrigley, saat itu berusia dua tahun dari Reading di Berkshire menjadi anak termuda yang masuk dalam Mensa dengan IQ 160.
Stevenage mengatakan: Kami memberikan sebuah lingkungan yang positif bagi anggota muda untuk berkembang.
Menurut Mensa, tanda-tanda anak yang berbakat adalah termasuk ingatan yang tidak biasa, dapat membaca di usia dini, tidak memiliki toleransi dengan anak lain dan mengikuti perkembangan peristiwa dunia.
Seorang anak yang berbakat juga selalu bertanya sejumlah pertanyaan sepanjang masa
sumur
5.vitaly nechaev. Bocah 9 Tahun Mengajar Sejarah di Universitas
Spoiler for vitaly nechaev:
Metrotvnews.com, Kiev: Semakin tua, dosen umumnya akan lebih berpengalaman dan dihormati karena ilmunya. Di Ukraina, seorang bocah sembilan tahun menjadi dosen sejarah universitas karena pengatahuannya yang luar biasa seputar dunia.
Vitaly Nechaev yang masih duduk di bangku sekolah dasar membuat mahasiswa Universitas Nasional Cherkassy, terkagum-kagum. Nechaev hadir di depan kelas sebagai dosen sejarah. Meski baru berusia sembilan tahun, Nechaev memiliki daya ingat luar biasa.
Kegemarannya membaca buku ensiklopedia tentang sejarah dan geografi, membuatn Nechaev sangat hapal detail sejarah Kievan Rus, sebuah wilayah yang diambil alih Kerajaan Mongolia pada tahun 1237. Walau cukup menggelitik, mahasiswa tetap menyimak materi Nechaev. Ujungnya mahasiswa terkagum-kagum. Yang menarik kemampuan bahasa Nechaev pun tak kalah jauh dari dosen sebenarnya.
Menurut ibunda Nechaev, putranya tidak berbeda dari anak-anak pada umumnya. Ia memang sempat khawatir karena saat kecil Nechaev terlambat untuk bisa berbicara. Dalam perkembangannya, Nechaev sangat suka sekali bermain komputer dan memelajari banyak hal seputar sejarah.
Guru di sekolah Nechaev belajar juga sangat kagum dengan rasa keingintahuan sang bocah. Dari semua murid yang ada, meskipun kondisi tubuhnya yang lemah, Nechaev tidak pernah ketinggalan pelajaran.
Presiden Ukraina Victor Yanukovich pada tahun 2012 memberikan jam tangan kepada Nechaev karena kepintarannya yang mengharumkan nama Ukraina.
sumur
6.Moshe Kai Cavalin - Lulus Kuliah di Usia 11 Tahun Dengan IPK 4.00
Spoiler for moshe kai cavalin:
Moshe Kai Cavalin - Lulus Kuliah di Usia 11 Tahun Dengan IPK 4.00. Jenius..!! Itulah kata yang pantas bagi Moshe Kai Cavalin, dia menyelesaikan kuliah di usia 11 tahun dengan IPK sempurna 4.0. Moshe Kai Cavalin dilahirkan dari Ayah keturunan Brazil dan Ibu keturunan Cina pada tanggal 14 Februari 1998 dengan nama Cina Kai Hsiao Hu yang artinya macan yang patuh atau penurut. Moshe Kai Cavalin mulai belajar pada usia dua tahun dan sama sekali tidak membuang-buang waktu jadi menyebutnya jenius adalah tidak adil karena dia memang berusaha dari awal. Ibu Moshe, Sandy Chien, mengatakan putranya menunjukkan bakat luar biasa di usia dua tahun. Dia belajar sangat cepat dan suka menonton TV dan membaca buku anak-anak. Moshe Kai sudah berlatih matematika sederhana pada usia empat tahun, ketika orangtuanya memasukkannya pada program belajar intensif termasuk matematika, musik, seni bela diri dan membaca. Chien, Ibu Moshe yang lulusan master administrasi bisnis kemudian memutuskan keluar dari pekerjaan untuk mengajar anaknya sendiri.
Moshe Kai Cavalin tidak pernah mengenyam pendidikan formal SD sampai dengan SMA karena beberapa kali ditolak mengingat kemampuannya yang sudah diatas rata-rata. Ayahnya pernah berkali - kali memasukkannya ke Sekolah Formal dan berkali - kali pula ditolak. Pada saat sang ayah memasukkan ke SD misalnya, sekolah mengharuskan Moshe untuk masuk ke kelas 1 atau dari awal akan tetapi kemampuan Moshe sudah setara dengan anak kelas 5 dan sang ayah menginginkan Moshe masuk kelas 5 agar tidak terjadi kemunduran penerimaan pengetahuan, tapi sekolah menolak. Begitupun sekolah - sekolah lainnya ada yang berasalan Moshe dapat menganggu konsentrasi siswa lainnya karena akan menjadi pusat perhatian dan juga membuat siswa yang usianya diatasnya menjadi minder. Walhasil, Homeschooling akhirnya menjadi pilihan yang kemudian mengantarkannya menjadi orang hebat.
Pada usia tujuh tahun, Moshe menyelesaikan SMP dan SMA di rumah. Chien selanjutnya mendaftarkan Moshe ke East Los Angeles Community College, tetapi ditolak karena dia dianggap terlalu kecil. Dengan pengurangan untuk melihat televisi dan bermain videogame,perkembangannya mulai pesat, dia mulai memenangkan kontes internasional seni bela diri, belajar untuk menyelam. Pada usia delapan tahun, Moshe mendaftar lagi dan diterima setelah lulus ujian masuk. Awalnya dia hanya boleh mengikuti dua kelas yakni matematika dan fisika. Namun, setelah Moshe selalu mendapatkan nilai A plus, ia diperbolehkan mengikuti kelas lain. Ketika Moshe mulai kuliah di usia 8 tahun, dia adalah siswa termuda di kelasnya. Namun, dia mampu memberikan les privat kepada teman-teman sekelasnya yang berusia 19 hingga 20 tahun dalam mata pelajaran matematika dan fisika. Moshe menyelesaikan kuliahnya di bidang matematika di East Los Angeles Community College di usia 11 tahun. Indeks Prestasi (IP)-nya pun sempurna dengan IPK 4,0.
Keberhasilannya hingga saat ini sangat besar ditopang oleh peran dari orang tuanya yang hebat yang begitu mencintai dan menyayangi anaknya. Orang Tua Moshe paham betul akan hal tersebut, hingga mereka totalitas dalam mendidik anak. Apalagi ketika homeschooling mereka pilih untuk masa depan anak tercintanya. Hal tersebut mengharuskan Ibunda Moshe yang notabene lulusan MBA harus rela berhenti bekerja dan menjadi guru sekaligus teman bagi putranya.
"Saya mencoba mensekolahkan anak saya ke sekolah dasar, tetapi dia belajar terlalu cepat dan dia sering tidak menemukan apa-apa untuk dikerjakan di kelas. Saya kemudian memutuskan mengajarinya di rumah" kata Ibu Moshe, Chien. Moshe Kai Cavalin menolak jika disebut jenius, Menurut Moshe, ‘Jenius’ hanyalah sebuah kata, seperti IQ, itu istilah yang dibuat oleh orang yang hanya mengklasifikasikan satu hal, dan mereka mengabaikan segala sesuatu yang lain yang membentuk seorang individu.
“Saya tidak suka disebut jenius dan saya tidak ingin disebut seperti itu … Yang saya lakukan adalah mencoba untuk mendapatkan kebijaksanaan melalui pengetahuan dan saya pikir melatih kebijaksanaan jauh lebih baik daripada menjadi jenius,” Kata Moshe.
Selepas sarjana, Moshe Kai Cavalin ingin terus melanjutkan sekolahnya. Beberapa universitas yang jadi bidikannya adalah Stanford, Massachusetts Institute of Technology (MIT) atau University of Nevada, Las Vegas untuk mengambil matematika, astrofisika, maupun fisika teoritik. Alternatif lainnya adalah mengambil bisnis di Harvard. Moshe juga bermimpi mendapat lisensi pilot. Seorang remaja dengan banyak impian. menguasai bahasa Spanyol, Portugis, Italia, Inggris, dan Mandarin ini tidak pelit dalam membagi tips sukses. Dia berbagi kiat suksesnya dengan menerbitkan buku setebal sekitar 100 halaman. ‘We Can Do’ demikian judul bukunya. Butuh waktu 4 tahun bagi Moshe untuk menyelesaikan buku itu. Maklum dia cukup sibuk dengan berbagai aktivitasnya.
‘We Can Do’ ditulis dalam bahasa Inggris untuk pasar Amerika. Sedangkan untuk pasar Asia, Moshe menulisnya dalam bahasa Mandarin. Dari buku itu diperoleh pelajaran jangan menaruh semua telur di satu keranjang. Berdasar cara Moshe, sebaiknya mengambil sedikit telur lalu menempatkannya di satu keranjang dan jangan terganggu dengan keranjang-keranjang lainnya. Di buku itu, Moshe menyarankan agar melakukan hal-hal terbaik selama masih ada waktu. Ini tidak berarti seseorang harus belajar sepanjang hari. Banyak hal yang bisa dilakukan di waktu-waktu yang kita miliki. Seseorang yang serius melakukan hobinya pun bisa berhasil. Misalnya Moshe yang menekuni hobi bela diri, memiliki banyak piala dari olahraga ini.
“Saya mencapai titik di mana banyak orang menganggap tidak mungkin pada usia saya. Saya mencapai setinggi Bulan, tapi siapa saja yang benar-benar mencoba, bisa mencapai di atas galaksi Bima Sakti,” tulisnya dalam buku 'We Can Do'.
sumur
jangan lupa gan
kumpulan kaskuser yg doyan makan
Spoiler for makan:
Quote:
Original Posted By pohonfoto►astaga tinggi banget ya gan
mungkin banyak makan hamburger ama hotdog ya gan
thread aku http://kask.us/hq0vS
makasih udah bagiin info ..
mungkin banyak makan hamburger ama hotdog ya gan
thread aku http://kask.us/hq0vS
makasih udah bagiin info ..
Quote:
Original Posted By sahronie►Waduh gan.. Anak anak itu makanya apa ya
Quote:
Original Posted By raadityap►bapak ibunya makan apaan dulu ya
Quote:
Original Posted By vorsekervp23►gila aja IPK 4,00 orang tuanya ngasih makan apaan sih ?
Quote:
Original Posted By framadhan50►tu anak" di kasi makan buku kali ye
Quote:
Original Posted By maleydarajad► subhanallah. mama nya ngasih makan apa ya
Quote:
Original Posted By circlekonveksi►itu orang tuanya kasih makan apa yah???
ko bisa sampe 170 IQnya???
IP 4.00??? busett
ko bisa sampe 170 IQnya???
IP 4.00??? busett
Quote:
Original Posted By LeeMputz►ASTAGA... ITU BOCAH2 KOQ BISA JENIUS GITU YAK? MAKANNYA APA YA?
Diubah oleh evonet 04-02-2014 06:40
0
5.8K
Kutip
46
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.3KThread•84.1KAnggota
Urutkan
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru