- Beranda
- The Lounge
Komik Petruk, Warisan Budaya Asli Indonesia
...
TS
omatix
Komik Petruk, Warisan Budaya Asli Indonesia
Salam Hangat Pecinta Kaskuser
Quote:
Salam manis tidak akan habis.
Salam sayang tidak akan hilang,
buat semua pencinta karya saya, Tatang S.
Salam sayang tidak akan hilang,
buat semua pencinta karya saya, Tatang S.
Kalimat itu ditemukan dalam setiap halaman pertama komik Petruk-Gareng karya Tatang Suhenra alias Tatang S
Quote:
Spoiler for Ex. Cover Komik Si Pitruk:
Spoiler for Ex. Cover Komik Si Pitruk:
Quote:
Komik Petruk, untuk remaja dan anak-anak di era sekarang atau tepatnya yang besar di dekade tahun 2000an mungkin tidak terlalu “ngeh” dengan komik yang berasal dari tokoh perwayangan tersebut. Namun, bagi yang lahir di dekade 1990 atau 1980an, sudah pasti sangat mengenal komik saku asli Indonesia itu.
Komik Petruk yang merupakan saduran dari tokoh-tokoh dunia perwayangan dipadukan dengan kisah modern dengan tema persahabatan, cinta, humor, bahkan misteri komedi. Semenjak tahun 1994 lalu, saat masih tinggal di kota Batam, Kepulauan Riau, komik Petruk ini adalah teman sehari-hari saya bersama komik Dragon Ball, Doraemon, serta Paman Gober.
Ciri Khas Tokoh Gareng-Petruk
Dari Pocong Sampai Tuyul
Teknik Gambar, Cerita dan Kesederhanaan Tatang
Superhero di Mata Tatang
Sumber: adf[dot]ly/JE6HQ adf[dot]ly/JAoiB
Komik Petruk yang merupakan saduran dari tokoh-tokoh dunia perwayangan dipadukan dengan kisah modern dengan tema persahabatan, cinta, humor, bahkan misteri komedi. Semenjak tahun 1994 lalu, saat masih tinggal di kota Batam, Kepulauan Riau, komik Petruk ini adalah teman sehari-hari saya bersama komik Dragon Ball, Doraemon, serta Paman Gober.
Spoiler for Lanjutin gan bacanya.!!:
Sampai pertengahan 1990an, banyak pengarang yang namanya dikenal luas, beberapa diantaranya adalah Joni, Ricky NS, Leo, hingga Tatang S yang paling sering mengeluarkan komik Petruk hingga secara berseri.
Waktu itu harganya masih berkisar rp 500 - 1.000 perbuah, berbeda jauh dengan sekarang yang rata-rata berharga rp 7.500, harga melambung, mengingat nilai memorialnya tidak dapat tergantikan.
Bagi anak-anak yang tumbuh di tahun 1980-an sampai awal 1990-an, komik Petruk-Gareng Tatang S.—bersama komik Surga-Neraka—adalah komik yang menjadi penanda kultural generasi mereka.
Komik Petruk-Gareng Tatang S. dicetak dalam kertas murahan. Hitam-putih. Tidak ada gambar berwarna kecuali halaman sampul. Setiap halaman komik umumnya hanya terdiri dari dua panel.
Komik Petruk sendiri mengambil latar belakang Desa Tumaritis, sebuah desa imajinasi sejak tahun 1960an yang menjadi pakem setiap pengarang komik tersebut. Dikemas dengan balutan cerita ringan yang tidak begitu serius, bahkan cenderung humor meski terkadang diselipi dengan kisah misteri seperti hantu dan sebagainya.
Tetapi usai membacanya komik Petruk ini, bisa membuat orang terpingkal-pingkal saking lucu melihat tingkah tiga orang sahabat, Petruk, Gareng dan Bagong dalam menjalani hidup. Tak jarang, terkadang seorang pembaca malah mengernyitkan dahi ketika ada beberapa makna dalam komik tersebut mengandung arti yang sangat dalam dan tersirat seperti kartun Konpopilan.
Dengan judul-judul yang nyeleneh dan terkadang menggoda mata orang yang pertama kali melihat, yaitu Centeng Semalam, Tragedi Baja Hitam, Setan Keselek Kedongdong , Gareng Pahlawan Kesiangan, membuat orang awam tertarik untuk membaca lebih lanjut.
Kendati isinya ringan dan agak nyleneh, namun komik Petruk ini sarat dengan filosofi kehidupan bermasyarakat, karena beberapa tokohnya bersumber dari perwayangan di Jawa dan Sunda. Jadi unsur-unsur sosialisasi antar tokoh rekaan tersebut sangat kental, seperti Gareng dan Petruk yang selalu ribut dan tidak akur, tetapi bila salah satu dari keduanya sedang dalam kesulitan, mereka saling membantu.
Meskipun komik Petruk ini sangat tipis, tidak seperti komik saku dari luar negeri seperti Jepang, Amerika dan Eropa yang rata-rata setebal 100 halaman lebih. Namun ada keunikan tersendiri yang menjadi ciri khas komik Petruk saat itu, yakni adanya kolom untuk bertegur sapa antar pembaca serta dengan pengarangnya sendiri, layaknya milis atau suatu blog yang dapat memudahkan anggotanya untuk berinteraksi.
Semoga saja kedepannya, bermunculan beberapa komikus-komikus muda yang kembali menghidupkan komik Petruk, tidak hanya sekedar nostalgia saja, tetapi juga turut melestarikan warisan budaya sendiri agar tidak terlalu dilupakan dalam satu atau dua dekade kedepan.
Waktu itu harganya masih berkisar rp 500 - 1.000 perbuah, berbeda jauh dengan sekarang yang rata-rata berharga rp 7.500, harga melambung, mengingat nilai memorialnya tidak dapat tergantikan.
Bagi anak-anak yang tumbuh di tahun 1980-an sampai awal 1990-an, komik Petruk-Gareng Tatang S.—bersama komik Surga-Neraka—adalah komik yang menjadi penanda kultural generasi mereka.
Komik Petruk-Gareng Tatang S. dicetak dalam kertas murahan. Hitam-putih. Tidak ada gambar berwarna kecuali halaman sampul. Setiap halaman komik umumnya hanya terdiri dari dua panel.
Komik Petruk sendiri mengambil latar belakang Desa Tumaritis, sebuah desa imajinasi sejak tahun 1960an yang menjadi pakem setiap pengarang komik tersebut. Dikemas dengan balutan cerita ringan yang tidak begitu serius, bahkan cenderung humor meski terkadang diselipi dengan kisah misteri seperti hantu dan sebagainya.
Tetapi usai membacanya komik Petruk ini, bisa membuat orang terpingkal-pingkal saking lucu melihat tingkah tiga orang sahabat, Petruk, Gareng dan Bagong dalam menjalani hidup. Tak jarang, terkadang seorang pembaca malah mengernyitkan dahi ketika ada beberapa makna dalam komik tersebut mengandung arti yang sangat dalam dan tersirat seperti kartun Konpopilan.
Dengan judul-judul yang nyeleneh dan terkadang menggoda mata orang yang pertama kali melihat, yaitu Centeng Semalam, Tragedi Baja Hitam, Setan Keselek Kedongdong , Gareng Pahlawan Kesiangan, membuat orang awam tertarik untuk membaca lebih lanjut.
Kendati isinya ringan dan agak nyleneh, namun komik Petruk ini sarat dengan filosofi kehidupan bermasyarakat, karena beberapa tokohnya bersumber dari perwayangan di Jawa dan Sunda. Jadi unsur-unsur sosialisasi antar tokoh rekaan tersebut sangat kental, seperti Gareng dan Petruk yang selalu ribut dan tidak akur, tetapi bila salah satu dari keduanya sedang dalam kesulitan, mereka saling membantu.
Meskipun komik Petruk ini sangat tipis, tidak seperti komik saku dari luar negeri seperti Jepang, Amerika dan Eropa yang rata-rata setebal 100 halaman lebih. Namun ada keunikan tersendiri yang menjadi ciri khas komik Petruk saat itu, yakni adanya kolom untuk bertegur sapa antar pembaca serta dengan pengarangnya sendiri, layaknya milis atau suatu blog yang dapat memudahkan anggotanya untuk berinteraksi.
Semoga saja kedepannya, bermunculan beberapa komikus-komikus muda yang kembali menghidupkan komik Petruk, tidak hanya sekedar nostalgia saja, tetapi juga turut melestarikan warisan budaya sendiri agar tidak terlalu dilupakan dalam satu atau dua dekade kedepan.
Ciri Khas Tokoh Gareng-Petruk
Quote:
Dengan tema cerita yang beragam dan sederhana, mulai dari soal pekerjaan, pacar, korupsi, uang, sampai horor, komik Petruk-Gareng karya Tatang memang unik. Petruk dan Gareng sendiri menggambarkan ciri orang pinggiran kota, punya impian, harapan, sekaligus kesialan rakyat kecil yang tergilas oleh pembangunan yang kejam. Petruk-Gareng sering diceritakan sebagai pengangguran, kerja serabutan, suka utang, dan rajin memancing ikan untuk mengisi waktu luang. Meski selalu `tong-pes`, mereka adalah anak muda yang menantikan malam minggu untuk `ngapel` pacar-pacar mereka; fashionable, perayu ulung, dan cinta tanah air. Karena rajin meronda setiap malamnya walau sering diganggu makhluk halus—bagian ini kemudian kerap menjadi ide utama cerita tersendiri komik Petruk-Gareng.
Dari Pocong Sampai Tuyul
Quote:
Tatang S. punya jurus hebat untuk meraih hati pembaca komik garapannya. Salah satunya adalah dengan mengambil cerita-cerita yang dekat dengan kehidupan pembacanya. Itu dibuktikan dengan hadirnya tema-tema horor yang menampilkan makhluk halus dalam lakon Petruk dan Gareng.
Tinggal di Kampung Tumaritis, Petruk dan Gareng adalah sosok yang riang, ramah, `sotoy`, pemberani sekaligus penakut, dan percaya hal-hal mistik. Lihat bagaimana kocaknya ketika keduanya bertemu wewe gombel, pocong, atau genderuwo sepulang mengantarkan cewek yang baru dikenalnya. Atau, cewek yang digodanya ternyata berubah menjadi makhluk menyeramkan dan bikin `sport jantung`.
Uniknya, penggambaran makluk halus ala Tatang ini sungguh sederhana, sesuai dengan pendapat umum. Ambil contoh wewe gombel, di komik-komik Petruk-Gareng kerap digambarkan sebagai makluk besar, lidah menjulur, mata melotot, bertaring, dan payudara besar menggelantung ditutupi rambut yang menjuntai hingga kaki. Begitu sederhana, tapi cukup bikin deg-deg-an pada saat saya membacanya saat kecil. Lain dari itu, para makhluk halus tersebut kerap digambarkan hadir pada malam hari, utamanya Jumat Kliwon.
Meski mengangkat tema cerita horor dengan ilustrasi makhluk yang menyeramkan, komik-komik Petruk-Gareng ini laris manis di pasar. Bacaan ringan yang menghibur, utamanya dengan kekocakan laku Petruk dan Gareng sebagai tokoh utama dan Semar sebagai sang bijak. Di situlah kekuatan komik Petruk-Gareng edisi horor garapan Tatang; Tatang mampu menggubah nuansa horor menjadi lucu, tapi tetap berkesan.
Tinggal di Kampung Tumaritis, Petruk dan Gareng adalah sosok yang riang, ramah, `sotoy`, pemberani sekaligus penakut, dan percaya hal-hal mistik. Lihat bagaimana kocaknya ketika keduanya bertemu wewe gombel, pocong, atau genderuwo sepulang mengantarkan cewek yang baru dikenalnya. Atau, cewek yang digodanya ternyata berubah menjadi makhluk menyeramkan dan bikin `sport jantung`.
Uniknya, penggambaran makluk halus ala Tatang ini sungguh sederhana, sesuai dengan pendapat umum. Ambil contoh wewe gombel, di komik-komik Petruk-Gareng kerap digambarkan sebagai makluk besar, lidah menjulur, mata melotot, bertaring, dan payudara besar menggelantung ditutupi rambut yang menjuntai hingga kaki. Begitu sederhana, tapi cukup bikin deg-deg-an pada saat saya membacanya saat kecil. Lain dari itu, para makhluk halus tersebut kerap digambarkan hadir pada malam hari, utamanya Jumat Kliwon.
Meski mengangkat tema cerita horor dengan ilustrasi makhluk yang menyeramkan, komik-komik Petruk-Gareng ini laris manis di pasar. Bacaan ringan yang menghibur, utamanya dengan kekocakan laku Petruk dan Gareng sebagai tokoh utama dan Semar sebagai sang bijak. Di situlah kekuatan komik Petruk-Gareng edisi horor garapan Tatang; Tatang mampu menggubah nuansa horor menjadi lucu, tapi tetap berkesan.
Teknik Gambar, Cerita dan Kesederhanaan Tatang
Quote:
Teknik gambar dengan goresan dan siluet hitam-putih nan sederhana, ditingkah cerita dan banyolan norak khas jamannya, justru menjadi ketagihan tersendiri setiap menikmati komik Petruk-Gareng. Selain itu, layaknya seniman yang bertanggung jawab dengan karyanya, Tatang selalu muncul dengan petuah bijak yang diutarakan lewat tokoh-tokohnya. Petuah Tatang sangat positif untuk siapapun, dari anak-anak hingga orang dewasa. Karena dikemas dalam cerita sederhana dan keseharian (cerita yang dekat dengan pembaca), petuah itu tidak terkesan menggurui.
Ciri khas lainnya, Tatang rajin mengirim salam untuk seseorang melalui komik-komiknya. Hmm, untuk kebiasaan yang satu ini, nyatanya cukup populer di era kejayaan komik kita (kirim-kirim salam). Selain salam-salam itu, Tatang juga punya ungkapan khas yang menjadi trade mark-nya dan selalu muncul di komik Petruk-Gareng-nya, yaitu "Salam manis tak akan habis, salam sayang tak akan hilang buat semua pencinta karya saya". Sungguh seniman besar yang humble!
Ciri khas lainnya, Tatang rajin mengirim salam untuk seseorang melalui komik-komiknya. Hmm, untuk kebiasaan yang satu ini, nyatanya cukup populer di era kejayaan komik kita (kirim-kirim salam). Selain salam-salam itu, Tatang juga punya ungkapan khas yang menjadi trade mark-nya dan selalu muncul di komik Petruk-Gareng-nya, yaitu "Salam manis tak akan habis, salam sayang tak akan hilang buat semua pencinta karya saya". Sungguh seniman besar yang humble!
Superhero di Mata Tatang
Quote:
Di samping cerita keseharian dan horor, tema superhero juga kerap menjadi ide cerita Tatang yang dituangkan dalam komik Petruk-Gareng. Superhero adalah orang yang memiliki kemampuan super dan berjiwa heroik. Hal ini cocok untuk Gareng dan Petruk yang lugu dan polos. Uniknya, dengan sentuhan Tatang, superhero-superhero itu menjadi konyol meski juga kerap menolong orang-orang yang kesusahan. Contohnya bisa Anda lihat saat Petruk menjadi Batman Tumaritis.
Tidak hanya menjelma Batman, Petruk dan Gareng bisa mewujud apa saja, mulai dari Goshogun, Street Hawk, Megaloman, Ksatria Baja Hitam, dan lain-lain. Namun, tentu saja sudah dilokalkan oleh si empunya komik. Kasusnya pada Street Hawk. Versi aslinya bercerita tentang polisi bernama Jessie Mach yang menjalani tes rahasia proyek pemerintah bernama Street Hawk. Norman Tuttle adalah rekannya yang mendisain sepeda motor di proyek ini. Jessie yang menjalankan motor melintasi jalanan Los Angeles, sementara Norman di komputer memberi komando. Berdua mereka memerangi kejahatan di Los Angeles. Sementara dalam versi Tatang, Gareng yang mengendarai motor, sementara Semar memberi komando dari komputer. Berdua mereka memerangi kejahatan di Pamanukan, Subang. Selain memerangi kejahatan, Street Hawk juga mengantar pak guru Petruk agar tidak terlambat ke sekolah.
TAHUKAH ANDA:Tidak hanya menjelma Batman, Petruk dan Gareng bisa mewujud apa saja, mulai dari Goshogun, Street Hawk, Megaloman, Ksatria Baja Hitam, dan lain-lain. Namun, tentu saja sudah dilokalkan oleh si empunya komik. Kasusnya pada Street Hawk. Versi aslinya bercerita tentang polisi bernama Jessie Mach yang menjalani tes rahasia proyek pemerintah bernama Street Hawk. Norman Tuttle adalah rekannya yang mendisain sepeda motor di proyek ini. Jessie yang menjalankan motor melintasi jalanan Los Angeles, sementara Norman di komputer memberi komando. Berdua mereka memerangi kejahatan di Los Angeles. Sementara dalam versi Tatang, Gareng yang mengendarai motor, sementara Semar memberi komando dari komputer. Berdua mereka memerangi kejahatan di Pamanukan, Subang. Selain memerangi kejahatan, Street Hawk juga mengantar pak guru Petruk agar tidak terlambat ke sekolah.
Quote:
Spoiler for WARNING..!!:
Selain membuat komik Petruk-Gareng, Tatang S. juga pernah membuat komik surga dan neraka. Itu lho, komik yang isinya melulu siksa neraka mulai dari lidah digunting, disiran timah panas, dan macam-macam siksaan lain.
Sumber: adf[dot]ly/JE6HQ adf[dot]ly/JAoiB
Quote:
Quote:
Diubah oleh omatix 16-02-2013 19:01
0
9.2K
Kutip
23
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
924.8KThread•89.9KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya