- Beranda
- The Lounge
poster film 5cm, dan beberapa kerancuan di dalamnya..
...
TS
radaitem
poster film 5cm, dan beberapa kerancuan di dalamnya..
okeh gan, yang udah nonton 5cm, katanya sih rame yah..ane kok ngeliat posternya agak rancu gituh..berikut ada beberapa hal yang ane kira rancu, kalo ada yang lebih paham dari ane, ane minta masukannya gan..
yah seenggaknya udah mulai keluar dari zona hantu2 binal, sama kisah cinta-cintaan yang membosankan
, semoga tema kedepannyah makin beragam, maju terus belantika perfilman Indonesia 
Spoiler for SELENGKAPNYAH:
Spoiler for POSTER5CM:
Spoiler for ANAL ISA:
okeh gan, kita cek satu persatu kesalahannya
pertama, liat posternyah ini gaya himalayan taktik
, sistem pendakian ini biasa dilakukan pada medan yang jaraknya cukup jauh sehingga untuk menuju puncak ada beberapa base camp yang didirikan guna melakukan sistem drop barang, pada taktik ini tidak semua anggota tim harus mencapai puncak (taktik ini berkembang di pegunungan himalaya yang karakternya sangat sesuai dengan taktik ini, perlu aklimatisasi tingkat dewa) sedangkan gaya di film ini adalah alpin taktik, karena jaraknya tidak terlalu jauh, aklimatisasi okeh dibutuhin tapi gak seekstrim yang himalayan, ga mesti naek turun ketinggian terus2an 
kedua, liat pake carmantel buat moving together,
ini artinya si enam orang ini tumpuannya satu pada apa yang ada di paling atas, nah ane nanya si genta tumpuan atau angkernya pada apa?! di atas itu cuma pasir dan bukan tebing loh..ini bahaya karena kalo ketimpa batu bakal kena semua, pernah nonton vertikal limit kan?! ini ngedaki gan bukan panjat tebing..kaya pengen bikin efek dramatis gituh.. 
ketiga, ini cuma saran dari ane, kenapa gak foto buat posternya nggak nya pas di puncak, muterin petilasan so hok gie kan lebih mahameru banget
, ini mah masih ambigu, ngedaki gunung apaan nih, semua orang punya pandangan masing2, untung ajah 5cm udah terkenal duluan novelnya jadi wah ini pasti semeru..bukankah foto deket situs itu jauh lebih ngena pesannya..misal agan ke mesir, ya agan foto lah deket piramida..orang bakal sepemahaman oh agan habis dari mesir
sekian gan analisis dari ane, kalo ada yang nambahin ya monggo..
pertama, liat posternyah ini gaya himalayan taktik
, sistem pendakian ini biasa dilakukan pada medan yang jaraknya cukup jauh sehingga untuk menuju puncak ada beberapa base camp yang didirikan guna melakukan sistem drop barang, pada taktik ini tidak semua anggota tim harus mencapai puncak (taktik ini berkembang di pegunungan himalaya yang karakternya sangat sesuai dengan taktik ini, perlu aklimatisasi tingkat dewa) sedangkan gaya di film ini adalah alpin taktik, karena jaraknya tidak terlalu jauh, aklimatisasi okeh dibutuhin tapi gak seekstrim yang himalayan, ga mesti naek turun ketinggian terus2an kedua, liat pake carmantel buat moving together,
ini artinya si enam orang ini tumpuannya satu pada apa yang ada di paling atas, nah ane nanya si genta tumpuan atau angkernya pada apa?! di atas itu cuma pasir dan bukan tebing loh..ini bahaya karena kalo ketimpa batu bakal kena semua, pernah nonton vertikal limit kan?! ini ngedaki gan bukan panjat tebing..kaya pengen bikin efek dramatis gituh.. ketiga, ini cuma saran dari ane, kenapa gak foto buat posternya nggak nya pas di puncak, muterin petilasan so hok gie kan lebih mahameru banget
, ini mah masih ambigu, ngedaki gunung apaan nih, semua orang punya pandangan masing2, untung ajah 5cm udah terkenal duluan novelnya jadi wah ini pasti semeru..bukankah foto deket situs itu jauh lebih ngena pesannya..misal agan ke mesir, ya agan foto lah deket piramida..orang bakal sepemahaman oh agan habis dari mesirsekian gan analisis dari ane, kalo ada yang nambahin ya monggo..
Spoiler for MASUKAN DARI AGAN2:
Quote:
Original Posted By makbaghdad►
sebagai pecinta film, ane memang masih melihat banyak kekurangan di film 5 CM, emang sie gak separah film-film murahan Indonesia yang dibuat asal-asalan... tapi kekurangan pada film 5 cm yang ane lihat seharusnya bisa di minimalisir kalau saja para individu yang terlibat dalam pembuatan film ini mau sedikit berusaha lebih keras... tapi so far 5 CM MENURUT ANE BAGUS DAN BISA DI NIKMATI...
oke gan, berikut daftar kekurangan pada film 5 cm yang ane temukan:
1. tehnik pengambilan gambar kurang mumpuni. menurut ane sudah pakai modal helicopter yah.. tapi sih menurut ane kurang dipakai secara maksimal, coba lihat pada saat pemain berdiri di atas mobil bak terbuka saat melihat ke mahameru... technik pengambilan gambal di ambil seperti di zoom... pemandanagn juga tidak di explorasi dengan baik, hanya mengambil beberapa sudut saja,, begitu pula saat pemain sampai di danau,,, pemandangan juga tidak tereksplorasi dengan cukup baik,, kalau saja para krew dan sutradara tidak malas dan tidak asal bungkus, film ini bisa jadi sangat menjual kekayaan alam kita yang sangat indah... contoh technik pengambilan gambar maksimal pada film: the beach, 127 hours, dan msih banyak lagi.
2. ide cerita agak kurang masuk akal, apa harus ada persahabatan, yang kemudian bosan, dan memilih untuk break... common... masih banyak ide lain yang sekiranya bisa nyambung ke cerita ini (maap kalau memang ide ini dari novelnya, tapi menurut saya agak dipaksakan), kemudian tiba-tiba tanpa persiapan matang, mengajak sahabat untuk bertemu lagi, tanpa info kemana, dan bawa perlengkapan yang cukup... wait.. ini kan bukan main ke mall, tapi hiking ke puncak tertinggi di jawa, apa tidak seharusnya keluarga diberitahu.. pergi ke mana, berapa hari, bla bla bla... (ini juga kurang masuk akal menurut saya), dan pada saat ada 2 wanita tanpa kesiapan ikut naik juga ke atas gunung mahameru... wait... ABG, terbiasa ke mall, ikut manut nurut saja naik gunung..??? apa abangnya yang ikut serta tidak khawatir atas keselamatan adiknya? apa tidak takut akan bertanggung jawab apa ke keluarga kalau sampai terjadi suatu hal? kalau dalam kehidupan nyata, karakter yang diperankan pevita pierce pasti akan berkata " what?? kita naik ke sana? oke brad, aku tunggu kalian di hotel saja yah!! please come back savely !!
3. Ending terakhir pada saat para pemain mengucapkan kata-kata dan di background kan oleh pendaki-pendaki lain (maybe figuran bayaran) kemudian menancapkan bendera merah-putih, itu sangat membuat ilfill.... bisa tidak film Indonesia tidak perlu mencontoh film India yang mendramatisir keadaan, tapi tetap menyentuh... tetap membuat penonton larut dalam cerita... gak perlu membuat film yang sudah bagus, tapi terlihat murahan di akhir,, sama sekali gak natural, dan ketahuan banget kalau mereka sudah selesai proses shooting...
tapi once again... kita patut berbangga dan menghargai gan untuk film Indonesia ada yang bisa normal seperti ini, gak seperti sudah-sudah, isisnya pocongkkkkk mesum
dengan adanya film-film yang cukup berkualitas seperti 5 cm, diharapkan perfilman kita bisa bangkit, dan dengan adanya penikmat film seperti agan dan ane, mudah-mudahan film Indonesia bisa punya ilmu tambahan supaya bisa lebih baik..
kalao bisa pejwan makasih gan
sebagai pecinta film, ane memang masih melihat banyak kekurangan di film 5 CM, emang sie gak separah film-film murahan Indonesia yang dibuat asal-asalan... tapi kekurangan pada film 5 cm yang ane lihat seharusnya bisa di minimalisir kalau saja para individu yang terlibat dalam pembuatan film ini mau sedikit berusaha lebih keras... tapi so far 5 CM MENURUT ANE BAGUS DAN BISA DI NIKMATI...
oke gan, berikut daftar kekurangan pada film 5 cm yang ane temukan:
1. tehnik pengambilan gambar kurang mumpuni. menurut ane sudah pakai modal helicopter yah.. tapi sih menurut ane kurang dipakai secara maksimal, coba lihat pada saat pemain berdiri di atas mobil bak terbuka saat melihat ke mahameru... technik pengambilan gambal di ambil seperti di zoom... pemandanagn juga tidak di explorasi dengan baik, hanya mengambil beberapa sudut saja,, begitu pula saat pemain sampai di danau,,, pemandangan juga tidak tereksplorasi dengan cukup baik,, kalau saja para krew dan sutradara tidak malas dan tidak asal bungkus, film ini bisa jadi sangat menjual kekayaan alam kita yang sangat indah... contoh technik pengambilan gambar maksimal pada film: the beach, 127 hours, dan msih banyak lagi.
2. ide cerita agak kurang masuk akal, apa harus ada persahabatan, yang kemudian bosan, dan memilih untuk break... common... masih banyak ide lain yang sekiranya bisa nyambung ke cerita ini (maap kalau memang ide ini dari novelnya, tapi menurut saya agak dipaksakan), kemudian tiba-tiba tanpa persiapan matang, mengajak sahabat untuk bertemu lagi, tanpa info kemana, dan bawa perlengkapan yang cukup... wait.. ini kan bukan main ke mall, tapi hiking ke puncak tertinggi di jawa, apa tidak seharusnya keluarga diberitahu.. pergi ke mana, berapa hari, bla bla bla... (ini juga kurang masuk akal menurut saya), dan pada saat ada 2 wanita tanpa kesiapan ikut naik juga ke atas gunung mahameru... wait... ABG, terbiasa ke mall, ikut manut nurut saja naik gunung..??? apa abangnya yang ikut serta tidak khawatir atas keselamatan adiknya? apa tidak takut akan bertanggung jawab apa ke keluarga kalau sampai terjadi suatu hal? kalau dalam kehidupan nyata, karakter yang diperankan pevita pierce pasti akan berkata " what?? kita naik ke sana? oke brad, aku tunggu kalian di hotel saja yah!! please come back savely !!
3. Ending terakhir pada saat para pemain mengucapkan kata-kata dan di background kan oleh pendaki-pendaki lain (maybe figuran bayaran) kemudian menancapkan bendera merah-putih, itu sangat membuat ilfill.... bisa tidak film Indonesia tidak perlu mencontoh film India yang mendramatisir keadaan, tapi tetap menyentuh... tetap membuat penonton larut dalam cerita... gak perlu membuat film yang sudah bagus, tapi terlihat murahan di akhir,, sama sekali gak natural, dan ketahuan banget kalau mereka sudah selesai proses shooting...
tapi once again... kita patut berbangga dan menghargai gan untuk film Indonesia ada yang bisa normal seperti ini, gak seperti sudah-sudah, isisnya pocongkkkkk mesum
dengan adanya film-film yang cukup berkualitas seperti 5 cm, diharapkan perfilman kita bisa bangkit, dan dengan adanya penikmat film seperti agan dan ane, mudah-mudahan film Indonesia bisa punya ilmu tambahan supaya bisa lebih baik..
kalao bisa pejwan makasih gan
Quote:
Original Posted By Versatile2King►
...Nah dari film ini ane pikir banyak dampak negatifnya buat para penonton gan. Soalnya bener tuh kata yg komeng di pejwan, film ini secara gak langsung ngajarin kalo naik gunung itu mudah bgt(tanpa perlu persiapan matang) dan yg ane denger sih skrg orang2 jadi makin banyak yg hiking ke semeru tanpa memikirkan etika ketika hiking kebetulan ane anak PA gan jadi sedikit2 tau lah.
Di film ini sih menurut ane mengandung amanat yg cukup bagus tapi ya itu tadi kekurangannya jg sangat berpengaruh terutama pada alam di semeru itu sendiri dan pemikiran orang2 tentang hiking
taro pejwan gan
maaf kalo berantakan
...Nah dari film ini ane pikir banyak dampak negatifnya buat para penonton gan. Soalnya bener tuh kata yg komeng di pejwan, film ini secara gak langsung ngajarin kalo naik gunung itu mudah bgt(tanpa perlu persiapan matang) dan yg ane denger sih skrg orang2 jadi makin banyak yg hiking ke semeru tanpa memikirkan etika ketika hiking kebetulan ane anak PA gan jadi sedikit2 tau lah.
Di film ini sih menurut ane mengandung amanat yg cukup bagus tapi ya itu tadi kekurangannya jg sangat berpengaruh terutama pada alam di semeru itu sendiri dan pemikiran orang2 tentang hiking
taro pejwan gan
maaf kalo berantakan
Spoiler for TAMBAHAN REPORT LANGSUNG DARI SEMERU:
Quote:
Original Posted By redmaroo►seminggu setelah proses shooting film ini, kebetulan temen ane ada yg naik ke semeru. Pas di ranu kumbolo gk tau ranu pane, katanya terlihat bekas bangunan yg digunkana untuk toilet. Pokoknya jadi kotorlah dan dgn jumlah rombongan crew dan artis yg gk sedikit pasti memberi dampak pada jalur pendakian Semeru ini.
Kata temen ane yg udah nonton + baca novelnya dan dia juga anak PA, filmnya biasa aja malah pingin ketawa
Kata temen ane yg anak gaool perkotaan, film ini sesuatu bgt, malah sampe ada yg langsung pengen naik ke semeru.
Kalo dilihat dari kostum yg dipake para pemerannya sih, ini film gak ngasih contoh cara pendakian yg benar. Masa ada orang daki gunung rambutnya digerai bebas dan cuma bawa backpak kecil?
BTW ane juga baru baca novelnya aja, tapi belum nonton filmnya cuma denger2 aja dari cerita temen di kampus
CMIIW
Request pejwan, gan
Kata temen ane yg udah nonton + baca novelnya dan dia juga anak PA, filmnya biasa aja malah pingin ketawa
Kata temen ane yg anak gaool perkotaan, film ini sesuatu bgt, malah sampe ada yg langsung pengen naik ke semeru.
Kalo dilihat dari kostum yg dipake para pemerannya sih, ini film gak ngasih contoh cara pendakian yg benar. Masa ada orang daki gunung rambutnya digerai bebas dan cuma bawa backpak kecil?
BTW ane juga baru baca novelnya aja, tapi belum nonton filmnya cuma denger2 aja dari cerita temen di kampus
CMIIW
Request pejwan, gan
Quote:
yah seenggaknya udah mulai keluar dari zona hantu2 binal, sama kisah cinta-cintaan yang membosankan
, semoga tema kedepannyah makin beragam, maju terus belantika perfilman Indonesia
Diubah oleh radaitem 30-12-2012 21:08
0
38.5K
431
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
1.3MThread•103.8KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya