Saya dan Keluarga sudah hampir 15 tahun hidup dan bermukim diwilayah pantai Timur AS, khususnya di Perbatasan New York dan New Jersey, dan saya memilih tinggal di salah satu kota kecil yang luasnya tidak lebih dari 3 . 5 Miles per square, salah satu kota tua yang pernah didiami oleh Thomas Alva Edison maupun Artis Illusination David Copperfield dan beberapa tokoh AS lainnya yang pernah tinggal dan mengecap pendidikan di kota ini, kenapa saya memilih kota ini? karena dikota ini terkenal dengan displinnya mulai dari pendidikan, lingkungan maupun keamanannya, dan 90% penduduknya keturuan Jews atau Jahudi.

Saat saya akan mengontrak satu rumah kecil dikota ini awal tahun 1990an saya membaca nama pemilik tersebut dengan nama Ali dan sayapun melakukan komunikasi lewat telpon dengan dia untuk mengadakan pembicaran renting property untuk sekian tahun, setelah kami selesai berbicara maka kami sepakat untuk bertemu disalah satu tempat dan dia katakan bila you masuk kekota ini tanya saja temple Nev Shalom maka orang satu township pasti tahu tempat itu dimana.

Setelah menempuh perjalan kereta api dari Penn Station sekitar 45 menit sayapun tiba dikota itu, dan langsung bertanya sama seseorang didekat train station bahwa saya mencari direction ke Nev Shalom temple karena ada janji mau ketemu seseorang disana, dan sebagaimana budaya orang AS mereka sangat senang memberikan petunjuk bagi kita sebagai stranger ( orang asing) yang ingin berkunjung ke kota mereka, singkat cerita dalam waktu 15 menit jalan kaki dari Train station saya sudah tiba di depan Temple tersebut.

Saat saya menghubungi Mr. Ali beliau katakan walk to your right side, my house is the second one on the right side of temple, dan sayapun melakukan hal yang dia katakan, saat saya bertemu dengan beliau dengan senang beliau katakan selamat datang dan apakah kamu seorang keturunan Jahudi? saya katakan tidak tapi beliau tetap bertanya bagaimana ceritanya sehingga namamu Joeseph? saya ceritakan sedikit tentang asal usul keluarga dan dia katakan you pasti punya historical Jews dan saya sangat senang, dan tanpa basa basi beliau katakan kamu boleh kontrak rumah saya untuk waktu yang kamu tentukan.

Saya tidak berani bertanya pada waktu itu apakah tuan Ali orang Arab atau orang mana, sebab hal itu merupakan pelanggaran namun dari aksen yang saya tangkap beliau itu pasti dari timur tengah, baru setelah enam bulan menempati rumah tuan Ali, saya iseng bertanya Mr Ali asalnya dari mana, dan dia katakan saya Orang Lebanon yang sudah lama menetap disini, dia jelaskan panjang lebar bahwa penduduk kota ini sangat ramah satu sama lain dan dia sebagai Orang Arab Lebanon sangat senang bersahabat dengan siapapun termasuk tetangganya Orang Amerika keturunan Jahudi.

Selama bertahun-tahun saya mengikuti upacara keagamaan di Temple Nev Shalom tersebut, walau saya tidak fasih berbahasa Ibrani, namun pengucapan bahasa Ibrani sangat mirip dengan bahasa Arab, Seperti salom dalam bahasa Ibrani, salam disebutkan dalam bahasa Arab, dan beberapa kalimat lainnya secara umum sangat banyak persamaannya. Bahkan hal yang tidak mungkin terjadi di Timur Tengah, di Amerika Arab dan Israel banyak yang bermitra bisnis baik dalam fasfood restaurant maupun bisnis services lainnya.

Jika anda berkesempatan untuk mengunjungi New York cobalah call Livery sekelas limousine dengan nama Dial 777, livery ini dimiliki oleh seorang keturunan Jahudi dari Staten Island, namun Chaffeurnya ( pengemudi Professionalnya banyak orang Mesir maupun orang Pakistan), bagi anda yang ada di Indonesia mungkin hal ini suatu kejanggalan namun bagi Immigrant Arab yang berdomisili di Amerika Serikat mereka tidak pernah mempersoalkan hal tersebut kenapa? mereka akan katakan we are the brotherhood.

Inilah sekilas kenyataan yang ada di Amerika Serikat bahwa Bangsa Arab dan keturunan Jahudi tidak pernah terdengar terjadi gesekan apalagi perseteruan sebab Amerika memiliki suatu konstitusi bahwa Agama dipisahkan dari hukum Civil, dan dengan demikian tidak seorangpun akan mempersoalkan Agama anda saat ada melamar pekerjaan ataupun urusan lainnya, jika demikian halnya antara mereka saja ( Arab-Israel) tidak saling mempersoalkan lantas mengapa kebalikannya yang dilakukan di Indonesia?

gimana gan? merasa tersentil dengan artikel di atas?
tolong suarakan opini agan-agan sekalian dengan kepala dingin ya gan,ambil sisi positifnya bahwa damai itu indah

eh,salah gan