/1/ Di zenit itu udara yang mendidih bercampur residu dan kemudian meremas paru-paru hingga menjadi abu biru. Air mata satwa menyirami pohon terakhir akibat hulu yang kerontang tak lagi menderma air yang akan mengembara ke hilir. Serupa sauna namun ditambah kulit yang mengelupas dikoyak oleh radi...
I Mantra itu khusyuk disabdakan: dan kami menyihir hutan menjadi taman sawit demi peningkatan kualitas hidup dan kemakmuran kalian. Dan kami menyulap tanah-tanah adat kalian menjadi aneka lubang-lubang tambang yang menganga adalah demi mengangkat kesejahteraan hidup kalian agar lebih layak. Dan k...
Sebuah malam hitam pekat tiba dan menumpahkan beratus liter murung, seperti malam-malam sebelumnya yang berpupur debu-debu jahanam. Ribuan yang terjaga dengan suara nafas yang terputus-putus. Setumpuk ringkih sesak kemudian menjelma selimut bagi tubuh penduduk yang kuyu didera jelaga batu bara. S...
Ayat I: Nusa Suvarnadvipa Pertiwi mengajakku mengembara di sepenjuru Sumatera, seketika ia menyihirku menjadi sepotong senja ranum di pesisir nusa Weh. Menyihirku menjadi biru teduh telaga Toba. Menyihirku menjadi kabut di puncak Kerinci yang kokoh. Menyihirku menjadi ricik air Musi yang membelah...
Ayat I: Babak Hanacaraka Sang Hyang Esa mendermakan ke dalam diri Aji Saka sepotong bhineka. Bhineka menggeliat dan tumbuh melahirkan kawanan damai dan teduh pada pengikut dua ksatria yang gugur, yang tubuh keduanya mewujud hanacaraka. Ayat II: Tarikh Benua Nusa-Nusa Sang Hyang Esa lalu menenun k...
/1/ Sebermula adalah sekumpulan muda-mudi yang terselimut rasa canggung sekadar menetaskan ide dan pemikiran, terhantui ketakutan sekadar menggaungkan gema tanah air, terlalu khawatir sekadar menjadi manusia yang sebenar-benarnya bebas-merdeka yang di kepalanya merekah ranum idealisme, yang di ja...
Seekor anak beruang kecil menangis lapar oleh sebab ikan dan lainnya didapat sukar. Oleh sebab suhu meninggi dan membakar es Arktik menjadikan kutub mencair kelar. Oleh sebab sinar ultraviolet Matahari jahat riang memapar. Kita tidak tahu atau barangkali ingin tahu perihal Arktik yang sedu membir...
Kita tatap paru-paru dunia menyala raya di tengah apatis semesta. Kita indra paru-paru kita perlahan menyesak rusak menghancurkan raga. Karbon-karbon bermigrasi menuju horison girang menggusur oksigen, perlahan membunuh kita permanen. Berjuta satwa kehilangan griya, berjuta kita kehilangan udara....
Pada akhirnya yang bergegas turun adalah rintik berkarat, bukan lagi kumpulan titik-titik air penuh rahmat, derma dari atmosfer yang angkuh kita rajam. Alam muram mengembalikan kita punya asam. Turunnya hujan tidak lagi menetaskan sebuah rindu, hujan yang turun adalah air mata alam biru, yang dis...
Dalam hutan Sumatera yang terbakar terlintas lengking biru panjang orangutan yang griyanya mengejawantah tumpuk abu sendu. Terlintas pula senyum lebar para kapitalis yang sebentar lagi punya ribuan hunian minimalis, apartemen, pabrik-pabrik, dan ladang sawit baru yang manis. Dalam nyala hutan Kal...
/1/ Aku bersua Tuhan, berada dalam gubuk kaum fakir, berada di tiap sudut rumah kardus, kolong-kolong jembatan, griya bantaran rel kereta, tepi sungai yang kumuh. Aku menjumpai Tuhan, tidak berada di dalam masjid-masjid yang dimegahkan, tidak di antara pilar-pilar katedral yang ditinggikan. Tuhan...
Pada suatu siang tembakan gas air mata dan pukulan preman berseragam cokelat membungkam pita suara kami agar kami tidak berisik mengganggu wakil-wakil kami yang sedang sibuk membuat kandang bagi kebebasan yang telah dua dekade meranum. Ah, di siang ini tiadalah kami berhasrat durhaka kepada wakil...
I Narkoba, narkoba, narkoba. Aku terpaksa, aku terpaksa, aku terpaksa menjual tubuhku kepadamu di dunia tanpa sukma dan welas asih ini. Aku terpaksa menderma jiwaku kepadamu di dunia yang apatis ria. Aku terpaksa melego ragaku kepadamu karena orangtua yang selalu beradu dan berseteru. Aku terpaks...
Mula aku hanya ingin bermimpi sejenak saja. Sekadar lari dari dunia. Lalu aku memutuskan menemuimu. Engkau meretas tubuhku, menggilas jantungku, merajam liverku. Aku menjelma selembar daun yang kering dini dan segera luruh di suatu penghujung hari kelam. Pada akhirnya aku mati,
I Amak yang melahirkan aku dan dirimu tentu saja amat bersedih dengan tubuh ringkih saat ini. Saripati Malin Kundang menderas di pembuluh darah kita, mengisi setiap kapiler, dalam merasuk badan. Sungguhlah kita lupa beradab terima kasih atas kasih yang kita terima. Amak mengasih k
Viva la publica! Viva la publica! Di seberang parlemen kami berkumpul. Tiadalah kami bermaksud menyamakan tuan-tuan dengan sebutan tiran, despot, dan kongsi feodal. Duduklah di sana tapi jangan pernah terlelap. Kami tidak berhasrat melahirkan cinta melalui selongsong senapan, kami hanya menuntut ...
Terembuslah salam dari negeri 5.030 meter, sepucuk salam perpisahan dari atap Indonesia kepada semesta. Salam dari aku sebuah gletser yang sebentar lagi usai. Cahaya matahari kian garang mendera tubuhku. Udara yang semakin mendidih tiap hari menerjang keabadian tudung esku. Aku pamit, dilepas den...
I Api berarak di jalanan memberkati kelahiran setiap angkaramurka yang memuncak pada tubuh-tubuh. Zenit kali ini dirasuki oleh nyala yang segera menetas di setiap jengkal tanah untuk kemudian membara ranum, amuk yang pecah dan berserakan di sepenjuru mata angin lalu mencoba bertaht