ceritanya bagus banget gan, saya harap agan bisa melanjutkan cerita ini sampai tamat. keep update ku kasih cendol selalu Terima kasiih, 😁🙏
makasih gan atas updatenya... masih sempet2in di tengah pandemi.... buat ane, gada tokoh favorit, semuanya punya porsi yg lumayan pas... ya pastinya tokoh utama yg terbanyak dapet panggung.. sehat terus gannn Wah mantebb..bijak banget
Hari Kedua Puluh Sinar Mentari Pagi menembus sekat gorden kamar, agar tidak terlalu silau, aku menarik gorden untuk meninggalkan celah. Hari ini, bakal menjadi sebuah hari yang sukar, banyak misteri yang ku temukan kemarin, dan masih belum ada satupun rahasia yang dapat terbongkar. Meskipun menye
"Bapak, ibu, mbak Lestari, aku kangen sama kalian," foto album keluarga membawaku bernostalgia, melihat kami berempat yang masih utuh. Senyum dari ibu, bapak dan mbak Lestari memberikan sebuah rasa rindu kepada mereka. "La—le—lo—le—lo—le—lo—le—dung, cah ganteng ojo ...
Hari Kesembilan Belas - Part II Aku masih tidak percaya, kehidupan Pak Agus berbalik seratus delapan puluh derajat dari pertama kali berjumpa dengan dia. Rumahnya tampak begitu rapuh, tidak ada meja-kursi untuk tamu bersandar. Ditambah, pekerjaannya yang sekarang mungkin karena keterpaksaan, ada a
Hari Kesembilan Belas - Part I "Kamu gimana Han ? sudah ada perkembangan." Perempuan cantik didepanku, entah kenapa muncul rasa bersalah ketika harus berdua dengan Kirana seperti ini. Mbak Ambar sudah terbuka menyatakan rasa sukanya, dan aku tetap mengajaknya menyelesaikan masalah ini b...
Hari Kedelapan Belas "Aku kemarin mendapatkan kejutan yang luar biasa mbak," perempuan di depanku yang tengah fokus menikmati seporsi bakso menghentikan aktivitasnya, kedua matanya kini menyorot ke wajahku dengan tajam. "Kejutan dari Kirana ?". "Iya, tapi disini Kirana di
agan sudah pernah widraw dana nya kah. ada link ga mengenai perhitungan pembayarannya? misal 1000 viewer sama dengan brapa koin dan itu berapa rupiah klu dikonversi? Kalau dihitung sudah dapet 600 ribuan
Hari Ketujuh Belas- Part III "Aku bingung mbak, mau mencari siapa lagi ?," aku sengaja tidak langsung pulang, karena mungkin secangkir kopi hangat di kafe bersama Mbak Ambar bisa membuka arah pikiran dalam diriku, mau kemana lagi ?. "Memang tidak mudah mas, cuman, kalau menurutku m
Sepinter-pinternya orang kalau ngga mau kerja keras sih susah juga jadinya kalo menurut ane Setuju, banyak orang pinter tapi gagal karena malas
keren ah ceritanya... makin menegangkan...tak sabar jadinya menanti kelanjutannya... semangat gan...:1thumbup Matursuwuuunn gaaan
Hari Ketujuh Belas - Part II "Ada urusan apa mas ke sini ?". wajah Mbak Ambar penuh tanda tanya, dari pagi aku memang tidak menceritakan apapun tentang yang sebenarnya, mulut ini masih tertutup rapat, menunggu momen yang tepat untuk berbicara. "Aku sedang mencari seseorang bernama G
Hari Ketujuh Belas - Part I Secangkir kopi panas menjadi teman di pagi ini, sudah enam belas hari aku berada di rumah ini. Dan belum menemukan satupun titik terang tentang siapa sosok pembunuh bapak, ibu dan Mbak Lestari. Semua sudut rumah sudah aku masuki, dan tidak menemukan satupun barang bukti
Hari Keenam Belas - Part V "Jadi, menurut Mbak Ambar, anak kecil tersebut kembali untuk meminta pertanggung jawaban?", cangkir teh di depan sudah habis setengah gelas, cerita masa lalu Mbak Ambar benar-benar menarik untuk didengar. Namun misteri ini, masih belum terselesaikan. Mbak Suli
kasian yaa.. mbak ambar kok ambyar endingnya :mewek Hehe itu soalnya pas nulis pas Pakde Didi meninggal, jadi buat kenangan ditulis ambyar
Hari Keenam Belas - Part IV Kaki kecil tergopoh-gopoh dengan menjaga gelas berisi teh hangat agar tidak tumpah, tangannya sibuk menutupi gelas agar tetap terjaga. Namun disisi lain, jalannya tidak bisa ia lambankan sedikit pun. "Ini teh hangatnya pak". "Dasar lamban", celetuk G