Sepertinya bapak angkat mba ambar yg menabrak gadis kecil yg misterius itu Ditunggu kelanjutannya gan😁
Hari Keenam Belas - Part III Ambar kecil kembali mendapatkan kasih sayang yang sama seperti ketika kedua orang tuanya masih hidup dulu, kehadiran Widiya dan Gunawan benar-benar menjadi pengganti yang sepadan untuk Ambar. "Ambar, kesini dulu. ibu sama bapak mau bicara", tanpa pikir panja
Wah memang misterius penulis satu ini.. Strategi marketingnya top markotop:addfriends Wkwkw malah strategi marketing😂
Siap gan, ane pantengin nih thread. Mangkin penasaran ma jln ceritanya, hehehe....:cendolbig Jangan nikmati sendiri ceritanya gan
apakah orang tua angkat mbak Ambar ada hubungannya dengan pembunuhan keluarga Burhan? Tunggu part berikutnya ya
yassalaamm.. mas burhan memang jago php yaa.. sudah updatenya lama, dikit2 pula, penasaran aq mas Lho namanya juga misteri😂
Air mata tiba-tiba menetes di pipi Mbak Ambar, aku dan Mbak Sulis saling bertatap muka menanyakan apa yang terjadi, kali ini aku tidak melakukan apapun. Jadi tidak perlu ada yang dikhawatirkan tentang kemarahan Mbak Sulis. "Ada apa ? kenapa kamu tiba-tiba nangis gitu", posisi duduk Mbak
Hari Keenam Belas - Part I Tempat ini rasa-rasanya cukup berbeda, tidak ada lagi sosok Mbak Ambar, sementara perempuan satunya lagi, Mbak Sulis. Masih tampak menghindar dariku, mungkin karena jawaban dan sikap yang kemarin masih membekas didirnya. "Kamu masih marah mbak ?", aku mencoba m
filosofi mbahmu :capedes yang ada gue harus bersiap dengan segala kemungkinan yg ada kalo berada tepat dibelakang emak emak yg seinnya ke kiri tapi siap siap belok ke kanan atau dia lagi rumpi sama temennya yg pake motor juga dan sebelahan :hammer: jiwa barbar gue langsung tergoncang :ngakaks peng
Hari Kelima Belas "Han, bukankah kamu kemarin mengejar seseorang di pasar ?" langkahku terhenti sejenak, ku pandangi wajah Kirana yang tersinari Matahari dari celah-celah pepohonan di pingggir jalan. Aku hanya mengangguk, kemudian melanjutkan berjalan lagi. "Bukankah dia kunci ahli
Hari Keempatbelas-Part II Kirana begitu bahagia bisa menginjakan kakinya untuk pertama kali di Kota Solo, tergambar dari senyum yang tidak memudar. Aku bahagia, bisa berjumpa kembali dengan dia, namun dilain sisi. Hati ini juga ragu, terorr masih terus berlanjut. "Ada apa Han ?". "
Hari Keempatbelas Alarm di kamar membangunkanku, teman yang setia dan patuh. Dari luar jendela kamar, rumah mewah Pak Joni terlihat begitu kotor, beberapa sisi bahkan sudah dihiasi dengan tanaman liar. Pandangan yang sebelumnya tenang menjadi panik, setelah dari posisi kamar terlihat sosok perempu
"Bukan aku---bukan aku" suara teriakan lumayan keras terdengar ketika aku dan Mbak Sulis baru saja masuk satu langkah ke rumah Mbak Ambar. Kedua orang tuanya terlihat begitu terpukul melihat sosok anaknya sekarang. "Maaf bu, apa Mbak Ambar sudah dibawa ke psikiater atau semacamnya ?&
Secangkir kopi diatas meja sudah mulai dingin, namun sosok Mbak Sulis belum tampak batang hidungnya. Perasaanku mulai berpikiran buruk, mungkin perempuan cantik tersebut lupa ada janji denganku. Aku mulai memundurkan kursi untuk memberikan ruang agar tubuh ini bisa keluar, baru saja ingin berdiri.
cerita nya sedikit mirip ya sama kejadian tahun 2014 lalu... pembunuhan 1 keluarga. yg selamat hnya 1 anak saja.. Ada to gan ? Saya malah baru tahu