Chapter 41 - Let Me In Aku merasa meleleh meliihat Rhea dan Emon. Aku merindukan Rhea dengan sangat. Ingin rasanya segera berlari kearahnya dan merentangkan tangan untuk memeluk. Sementara Emon memang aku juga rindu, tapi bukan rindu seperti hasratku pada Rhea. Pada Emon aku justru rindu mendengar
Atlantik Thaher kok kalo mention dirimu, gak keluar namamu yg blue colour ya? Mengapa begitu? Apa salah nama?
Chapter 40 - Open The Door Please Di tengah kalut, aku terus berusaha mengkorek informasi dari Yoga, "Nanti bagaimana caraku membunuhnya? Om belum pernah membunuh orang. Ayam aja gak pernah. Pernah kurban kambing itupun di bantu sembelihin sama panitia masjid. Om palingan cuma bisa berantem....
rinandya key.99 blckmmb7 iya sih.. ku akui tubuhku melunglai... Eh salah maksudnya ku akui emang ini semua terjadi pasti gara gara aku sempat menghilang lamaaaa sekali.. thanks all for your support.. i will keeo calm n writing deh... Hehe
Btw.. ini pembaca kisah Rhea apakah tinggal tiga orang aja yak? Kok yang komen cuma tinggal blckmmb7 , trus Atlantic Thaher sama terakhir ada rinandya ... Apa bener cuma tersisa tiga orang itu? Hik hik.. kalo ada pembaca lain, komen dunk.. biar tau nih siapa aja yg jadi pembaca tulisan tulisan aku
blckmmb7 Atlantik Thaher haha... Jangan pesimis gitu dong ah.. lagian kan aku cuma janjiin akan ada panen kentang, bukan akan cepat panen kentang.. hehe
Atlantik Thaher wkwkw... Nanti akan ada masanya kita panen kentang biar gak ada kentang lagi di antara kita ..
Chapter 39 - Bingung "Membalas dendam adiknya yang mati. Mya sedang bersiap membunuh Om.." Aku kembali tercekat. Sudah dua kali aku tercekat dalam waktu 15 menit terakhir. Tapi yang kali ini seperti seseorang mengagetkan aku di tengah malam dengan topeng setan. Anjr*t "Kamu serius