Kaskus

Story

kopikamupahitAvatar border
TS
kopikamupahit
Trauma Itu Membunuh.


Bagaimana untuk sembuh dari sekian banyak trauma?

Trauma akan kelahiran yang tidak diharapkan.
Trauma akan ketidak adilan dalam keluarga.
Trauma akan hilangnya sosok keluarga utuh.
Trauma tentang peran orang tua yang ada tapi tidak pernah hadir.
Trauma tentang penghianatan yang selalu terulang dalam sebuah komitmen.
Trauma tidak diterima oleh publik jika kamu menjadi diri sendiri.
Akhirnya semuanya berkumpul menjadi satu. Trauma yang berubah menjadi penyakit fisik.

Terkadang berhayal, kalau mati itu bisa di uji coba, boleh gak kalau mati terus nanti bisa hidup lagi.
Kalau kecelakaan kayak gitu, bisa gak nanti waktu diulang lagi jadi baik-baik saja.
Aku masih menahannya di dalam kepalaku.
Semakin hari semakin sakit rasanya. Seperti masing-masing urat sarafku saling berbicara.

Mereka tanya, jenis tulisan apa ini?
Kamu tau tidak?
Hanya untuk menulis cerita biasa saja, aku trauma. Karena ketidak terimaan orang atas apa adanya aku.

Besarnya trauma akan kehilangan, penghiantan, tidak diterima dan ditinggalkan.
Bahkan aku menerima semuanya, menelannya sendiri, tidak sekalipun aku meluapkannya pada siapapun.

Bisa kau bayangkan.
Lahir tanpa seorang ayah, dihujani caci maki oleh keluarha sendiri. Tanpa ada pembelaan.
Dia yang seharusnya menjadi satu2nya pembela, dengan lantang mengatakan. Aku adalah alasan hidupnya berantakan, hidupnya susah. Dia yang ku panggil ibu.
Mencoba mencari perlindungan dengan orang yang bisa ku sebut pasangan. Selalu penghianatan yang aku terima. Saat aku terpuruk dalam keadaan sakit yang mulai menggerogoti tubuhku. Berusaha untuk tetap kuat, tetap ikhtiar. Penipuan, pelecehan, ketidak adilan yang aku dapatkan. Tanpa ada satu orangpun yang ada menguatkan ku.
Aku menelannya sendiri. Hingga akhirnya aku bertemu denganmu yang aku berharap menjadi kuat untuk membelaku. Tapi ternyata. Aku yang terlalu egois memaksakan semuanya. Menahanmu untuk bersamaku.
Bagaimana rasanya. Jika ternyata masalalunya tidak pernah selesai. Dan kamu bukan rumah yang dituju. Hanya karena aku tak ingin dilepaskan. Kamu ada hanya sekedar ada. Dan aku harus menerima, bahwa bukan aku yang ingin kau ajak mengarungi kehidupan. Tapi aku memaksa tinggal. Hanya karena ketakutanku kehilanganmu.

Lalu, bagaimana aku harus menjalani semua trauma-trauma ini.
Dicaci dunia, hatiku kosong. Dihatam ujian air mataku tak semudah itu mengalir. Tapi kosong begitu saja.
Yang sering kurasa, bagaimana aku harus hidup. Bagaimana aku harus menghadapai hari esok.

Kalau mati itu bisa diuji coba, mungkin aku adalah orang pertama yang mencobanya.
Trauma ini tidak pernah benar-benar sembuh.
Trauma ini saling melengkapi, hingga aku tidak pernah menjadi diriku sendiri.
Aku menjari people pleaser hanya untuk tetap bisa hidup. Hanya untuk tetap diterima. Hanya untuk tetap menjadi manusia pada umumnya.

Aku sesak. Rasanya ingin mati. Tapi aku juga takut mati.
Bagaimana bisa kamu hidup. Sesaat setelah kamu tenggelam dilautan?
Bagaimana bisa kamu hidup. Sesaat setelah kamu dilecehkan?
Bagaimana bisa kamu hidup. Sesaat setelah ibumu mengatakan , kau adalah alasan hidupnya susah.
Bagaiman bisa kamu hidup. Sesaat kamu menyadari. Bukan kamu rumah yang ia tuju.

Bagaimana jika esok aku mati, tapi yang mati kini jasadku. Karena aku tidak tau, jiwaku apakah benar-benar masih hidup,atau telah lama mati.

Untuk kalian, depresi itu tak terlihat. Trauma itu tak selamanya tampak. Tapi sungguh, dengarkan dia, dengarkan saja. Katakan padanya, bahwa kamu berharga dan pantas untuk dibanggakan.
Sebuah ucapan sederhana, yang tak pernah ku dengar. Bahkan dari ia yang membawaku kedunia ini.
bukhoriganAvatar border
tuhan666Avatar border
senjaperenunganAvatar border
senjaperenungan dan 2 lainnya memberi reputasi
3
542
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.