Hari ini 74 Tahun yang Lalu, KNIL Dibubarkan: Anggotanya yang Masuk TNI Langsung Ditugaskan untuk Memburu Pemberontak Terafiliasi DI/TII di Kalimantan Timur

Bahasan cukup menggelitik, sebenarnya mau nyari-nyari artikel tentang siapakah yang lebih baik dan terlatih militernya, antara bekas anggota KNIL didikan Belanda dibandingkan mantan anggota PETA didikan tentara Jepang di tubuh TNI. Namun ternyata tidak ada satupun yang bisa ambil, kebanyakan malah mengulas tentang persaingan sengit antara dua latar berbeda ini, di sejarah awal kemiliteran Indonesia.

Ada juga yang membahas tentang mantan presiden Indonesia ke 2, HM Soeharto ternyata dulunya adalah satuan militer KNIL namun kemudian secara diam-diam, dengan menyembunyikan statusnya tersebut lalu masuk mendaftar ke pasukan polisi Jepang di Indonesia. Karena prestasi dan kemampuannya yang sangat menonjol, akhirnya Soeharto pun ditarik untuk jadi anggota PETA.

Keunggulan PETA daripada KNIL mungkin dari sini, walaupun tidak ada bukti pertempuran antara PETA berjibaku menghalau tentara sekutu yang datang ke tanah air. Namun sejatinya militer Jepang membuat PETA dan melatihnya dengan keras, baik teknik maupun strategi tempurnya, dimaksud untuk membantu Jepang jika sewaktu-waktu tentara sekutu datang menyerbu.







Pada tanggal 26 Juli 1950, KNIL atau Koninklijk Nederlandsch-Indisch Leger secara resmi dibubarkan setelah berusia sekitar 120 tahun sejak berdiri pada tahun 1830. Keputusan ini diambil setelah terjadinya Konferensi Meja Bundar, di mana sebagian besar mantan anggota KNIL harus bergabung dengan Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) dengan pangkat yang sama.

Proses pembubaran KNIL tidaklah berjalan mulus, terutama karena terlibat dalam kudeta gagal di Bandung yang direncanakan oleh Raymond Westerling dan Sultan Hamid II. Kudeta tersebut hanya mempercepat pembubaran Republik Indonesia Serikat.

Meskipun KNIL sudah tidak ada, sebagian besar mantan anggotanya masih aktif dalam dinas militer. Beberapa di antaranya bahkan mencapai pangkat Mayor Jenderal pada tahun 70-an.

Pembubaran KNIL membawa dampak positif bagi Indonesia, di mana beberapa tokoh penting dalam sejarah militer Indonesia seperti Hamid II, Oerip Soemohardjo, E. Kawilarang, A.H. Nasution, Gatot Soebroto, Didi Kartasasmita, dan T.B. Simatupang, berasal dari mantan anggota KNIL yang kemudian memegang peranan penting dalam pengembangan dan kepemimpinan TNI.

Dengan dibubarkannya KNIL, berakhir pula sebuah babak sejarah panjang dalam dinamika militer Indonesia. Meskipun terdapat permasalahan dan konflik dalam prosesnya, pembubaran KNIL pada 26 Juli 1950 merupakan langkah penting dalam pembentukan wajah baru TNI yang merupakan lambang kedaulatan Indonesia.


Sumber Tulisan dan Gambar:

intisari.grid.id

tirto.id