Kaskus

Story

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bangrobby1372Avatar border
TS
bangrobby1372
Cerpen : CERMIN TAK BERBINGKAI
Cerpen : CERMIN TAK BERBINGKAI

Jam menunjukkan pukul 19.00, perut ini belum terisi makanan sejak siang tadi. Hanya dua buah roti yang masuk ke dalam perut. Apa boleh buat aku harus mempererat ikat pinggang sebab aku hanya memiliki dana yang pas-pasan untuk biaya pulang ke rumah, yang masih berjarak 7 jam dari Samarinda. Aku memang baru saja tiba di samarinda jam 16.00 tadi dari sebuah tempat di bagian barat Kalimantan Timur.

Lelah dan letih, juga hati yang di gelanyuti oleh perasaan tak menentu karena aku belum berhasil mendapatkan pekerjaan di daerah itu. Tapi apa boleh buat segalanya telah terjadi dan itulah yang ku alami. Tak ada yang dapat di salahkan, semuanya dalam tulisan yang maha kuasa dan telah tersirat dalam kitab Nya.

Perlahan ku telusuri jalan di pusat pertokoan Citra Niaga yang terdapat banyak toko berderet sepanjang jalan. Ku coba mencari sebuah warung makan yang menyediakan makanan yang relatif murah, yang bisa di jangkau oleh isi kantongku sekarang.

Jalanan masih sibuk oleh hilir mudik orang yang lalu lalang, sementara beberapa toko telah tutup. Mataku terserobok oleh seorang lelaki tua yang duduk di depan sebuah toko yang telah tutup. Dia duduk di kelilingi oleh kardus untuk menahan hawa dingin malam. Tergerak hati ku untuk memberi meski sekedarnya apalagi dalam kantongku pun sudah tak banyak lagi saldonya. Ku berikan selembar uang lima ribuan kepada lelaki tua tersebut.

“ Maaf dik saya bukan pengemis,” Kata lelaki itu sengit. Aku merasa seperti tersengat listrik. Aku tak dapat menyembunyikan keterkejutanku dan merasa sangat malu.

“ Maaf pak bukan maksud saya untuk………,” aku tak sanggup menyelesaikan kalimatku karena keterkejutanku.

“Tak mengapa dik, banyak orang yang seperti adik, terima kasih saja ,” kata lelaki itu kembali.

Aku memperhatikannya lekat-lekat, dan merasa bersalah. Aku melihat dia menengadahkan wajahnya padaku.

Tapi kalau kamu ada rokok, bolehkah aku minta?” katanya kemudian.

Aku tergopoh-gopoh meraih sakuku dan mengeluarkan sebungkus rokok. Ku jongkok dan menyerahkan kepadanya. Lelaki itu mengambil sebatang rokok mild ku. Ku bantu dia dengan menyalakan korek api dan ku sodorkan pada rokok yang telah terselip di mulutnya.

Ah…… kenikmatan yang menyesatkan sebenarnya ini dik, setiap hisapan seakan sedetik jatah hidup kita berkurang,” kata lelaki itu.

Aku semakin terkesima padannya. Siapakah lelaki ini, aku melihat dia adalah salah seorang tuna wisma yang banyak menghiasi belantara kota Samarinda. Semakin penasaran aku di buatnya apalagi dengan keinginanku membuat sebuah tulisan mengenai sosok-sosok manusia yang terpinggirkan.

Pak, boleh aku duduk di samping bapak, ingin ngobrol saja,” kataku

Enakkan dengan kopi dik,”

Aku celingukan mencari warung yang berjualan kopi tapi sekitar situ tapi tak terlihat warung penjual kopi.

Sudahlah jangan serius begitu , aku cuma bercanda kok dik.”

Ada juga kan tambah asik pak sebagai teman ngobrol.”

Adik bukan orang samarinda yah,” kata lelaki itu sambil terus mengepulkan asap rokoknya.

Bukan pak , aku hanya lewat aja. Tujuan ku adalah kota Tanah Grogot pak, karena sudah malam saya terpaksa harus menginap di Samarinda malam ini.”

Adik memangnya dari mana,”

Aku menggeser dudukku agak mendekat padanya.

Saya dari Sulawesi Pak, kebetulan kakak saya berada di Tanah Grogot. Kalau sekarang saya baru saja tiba dari Kutai Barat mencoba peruntungan mencari sebuah pekerjaan tetapi sepertinya nasib baik belum berpihak padaku.”

Aku juga berasal dari Sulawesi dik, Adik harus terus berusaha dan jalani dengan penuh kesabaran.”

Sepertinya harus begitu itu pak,”

Tetapi aku melihat adik bukan seseorang yang sabar, benarkan?”

Bisa dikatakan seperti itu pak, karena tuntutan hidup,” nadaku berubah agak bernada protes. Sok tahu banget Bapak ini.

Maaf, aku hanya menebak saja, jangan di masukkan dalam hati,” kata Bapak tadi seperti tahu apa yang kupikirkan.

Aku tersenyum padanya. Ah…….aku merasa berbicara dengan seseorang yang sangat dekat dengan ku. Seseorang yang sering memberi petuah dan nasehat. Seseorang yang sering ku kecewakan hatinya. Seorang yang sudah ku anggap seperti Abang sendiri.

Maaf pak, jika aku lancang bertanya, mengapa bapak di tidur di sini ?”

Lelaki tua itu melihat tajam padaku.

Apakah salah aku di sini , ini bumi Tuhan juga bukan?”

Aku tersentak.

Maaf pak bukan maksudku…….,”

Aku tahu maksudmu, dan ingin tahu mengapa aku seperti ini kan?”

Lelaki itu memalingkan wajahnya kearah lain. Pandangannya seperti menerawang jauh.

Tak ada yang menginginkan hidup seperti ini dik, tetapi semuanya pasti ada awalnya. Dan sampai sekarang tetap ku sesali. Tapi sesal toh tak menyelesaikan sebuah perjalanan hidup yang telah di gariskan sang Pencipta,”

Bisa jadi seperti itu pak,”

Aku sebenarnya dulu hidup dengan berkecukupan dik, bahkan lebih dari cukup. Usahaku berhasil. Aku memiliki sebuah toko besar . Tapi semua itu tak menjadikanku sebagai seorang yang bisa menghargai pemberian Tuhan. Ku jadikan diriku budak uang dan nafsuku. Betapa ku menghambur-hamburkan waktu dan uang hingga aku tak mengingat lagi keluargaku. Tak ada tempat maksiat yang tak ku masuki dan tak ada kenikmatan hidup yang tak aku nikmati. Benar Tuhan bersabda bahwa Tahta, harta dan wanita adalah sebuah kenikmatan dunia yang melenakan,”

Aku tertegun sambil melihat lelaki tua itu menyuarakan isi hatinya. Ku sodori lagi sebuah rokok dan dia segera menyelipkan di bibirnya.

Tetapi semudah Tuhan memberikan pada kita semudah itu juga Tuhan mengambil nikmat itu pada kita. Usahaku berantakan setelah sebuah peristiwa kebakaran yang meluluh lantakkan semua usahaku. Aku tak memiliki tabungan atau yang lain karena aku menghabiskan semuanya demi kepuasanku sendiri. Saat aku merasa memiliki segalanya ku yakin itu adalah atas usahaku sendiri, sehingga aku melupakan Nya, melupakan istriku dan anak-anakku,” lanjut lelaki itu dengan suara bergetar.

Tetapi itulah garis dari Sang Pencipta sehingga kebenaran akan firmanNya, “Sesungguhnya jika kamu mensyukuri nikmatku maka akan aku tambahkan nikmat kepadamu, dan jika kamu kufur sesungguhnya azabku amat pedih”. Semua ku sadari dik, karena ulahku aku pun telah menyengsarakan Istri dan anak-anakku. Aku terbenam sangat dalam hingga untuk bangkit lagi aku tidak tahu harus memulai dari mana. Keluarga semakin menjauh sejah peristiwa itu. Karena kesombonganku aku tak memiliki teman, keluarga dan lainnya yang mendukung ku saat aku terpuruk,” perlahan air mata lelaki itu meleleh di pipinya.

Sekarang keluarga bapak di mana?”

Mereka kembali ke Sulawesi dik meninggalkan diriku,”

Setelah kejadian itu apa yang bapak lakukan,”

Ku coba memaknai hidup dik, pertama aku sangat depresi dan hampir hilang kewarasanku. Tetapi uluran tangan Nya membuat diriku semakin yakin atas kebesaranNya. Saat itu aku sedang berjalan tak tentu arah, dengan pikiran yang sangat kalut. Tiba-tiba terdengar seruan Tuhan kepada umatNya untuk bersujud. Terbersit sebuah kalimat “ Tuhan masihkah tobatku engkau terima ?, begitu banyak dosaku menafikkan diriMu, hingga ku lena dalam sebuah aniaya”. Perlahan ku datangi darimana arah panggilan itu. Di pintu nya aku bersimpuh, aku tak ingin masuk karena aku merasa sangat kotor. Pakaianku dan Jiwaku. Aku menangis meraung sejadi-jadinya sehingga membuat jamaah yang akan beribadah melihat padaku. Aku tak peduli, ku tumpahkan segala kesah dan ampunan pada Nya hingga seorang lelaki dengan lembut memapahku ke dalam. Aku sempat menolak karena merasa aku kotor. Tetapi lelaki itu membawaku ke tempat wudhu, di basuhnya wajahku, tanganku,telingaku, jidat dan kakiku. Dan di bimbingnya aku kedalam ruangan. Dibisikkan padaku bahwa aku telah suci dan dapat berdialog dengan Tuhan. Mulai saat itulah dik, aku selalu pergi ke tempat itu, menghabiskan waktu untuk bersua dengan Nya”.

Tak sadar ada genangan air dimataku, kehidupannya sama seperti kehidupanku yang sekarang, jatuh pada titik nadir. Aku teringat petuah yang di berikan seseorang yang sangat perhatian padaku,” kita tak akan merasakan dinginnya lantai jika kita tidak pernah jatuh terjerembab di lantai”.

Dan Kita tak pernah akan tahu bagaimana baunya lumpur jika kita tak pernah jatuh terjerembab dalam lumpur.

Itulah dik, mengapa aku sekarang berada di sini. Ku abdikan diriku sekarang di Masjid itu, syukurlah banyak orang yang bersimpati padaku. Tetapi aku tak mau tinggal di kompleks masjid itu walau telah di ijinkan oleh ketua jamaahnya. Bagi ku aku masih belum cukup bersih untuk berada di ditu. Dan Aku hidup untuk Masjid bukan masjid menghidupiku. Ku tinggal di emperan toko ini karena aku pun telah di ijinkan oleh pemiliknya , sekalian aku menjaga toko ini, tak ada lagi yang aku pedulikan di saat usiaku yang semakin senja dik, hanya sebuah keyakinan diriku bisa merubah menjadi yang lebih baik.”

Amin pak, dan sepertinya kehidupan bapak bisa menjadi cermin bagi saya.”

Lelaki tua itu tersenyum. Perutku sudah tak tahan lagi. Cacing-cacingku ternyata tak bisa berkompromi.

Pak saya pamit dulu , maaf telah membuat bapak sedih menceritakan masa lalu bapak.”

Tidak mengapa dik, semoga bisa di jadikan pelajaran untukmu.”

Aku beranjak dari tempat lelaki itu, dalam pikiranku aku telah mendapatkan sebuah pengalaman yang berharga. Bagaimanapun kebahagiaan tak bisa di ukur dengan memiliki harta. Aku bersyukur masih memiliki keluarga , masih memiliki sahabat yang semuanya masih peduli padaku.




Samarinda, 270110.
Terima Kasih Sudah Mampir, Jangan Lupa Komen danCendolnya Gan!





Baca Juga :[color=rgb(0 130 198/var(--tw-text-opacity))]Kunci bahagia[/color]  [color=rgb(0 130 198/var(--tw-text-opacity))]Suatu Pagi[/color] [color=rgb(0 130 198/var(--tw-text-opacity))]Kesempatan Kedua[/color] Bapa seng perlu sempurna kemenangan semu
Diubah oleh bangrobby1372 12-07-2024 01:37
namakuveAvatar border
bukhoriganAvatar border
MFriza85Avatar border
MFriza85 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
44
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32KThread45KAnggota
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.