Kaskus

Story

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Short Story #75 : Bunga Keberuntungan
Short Story #75 : Bunga Keberuntungan

“Turut berdukacita ya, Bro.”

“Iya, makasih ya udah datang.”

Kematian memang selalu mendadak. Nenekku yang pagi kemarin masih sehat ternyata sudah berpulang hari ini. Meski sudah bersiap tapi tetap saja itu terasa sakit. Aku sangat menyayangi Nenek, tapi kabar baik di tengah kesedihan ini aku bertemu lagi dengan teman lamaku, Rusli.

“Kau udah lama ya kerja di Kalimantan. Makasih lo, udah jauh-jauh datang.”

“Santai, itu cuma masalah kecil.”

Rusli melihat ke dalam rumah lalu menoleh ke sekitar seolah hendak memastikan tak ada yang mendengar kami. Kemudian, dengan suara nyaris berbisik, dia berkata, “Han, nenekmu meninggalnya Jumat Kliwon ya?"

Kedua alisku mengerut mendengar kata “kliwon.” Jaman sudah modern kok masih saja dia percaya yang begituan.

“Aku bukan mau ngasih tau yang aneh-aneh, aku cuma mau kasih kamu sedikit info. Biasanya orang yang meninggal Jumat Kliwon di makamnya akan tumbuh bunga putih kecil. Nanti kamu ambil bunga itu terus masukin di botol plastik. Sampai bunga itu layu, kamu bakal jadi orang yang sangat beruntung. Itu bunga keberuntungan.”

“Haduh, Rusli Rusli. Jaman sekarang masih aja percaya gituan.”

“Kau nggak percaya juga nggak apa-apa. Aku cuma ngasih tau."

Aku pun mengangguk dan hanya menganggap omongan Rusli sebagai angin lalu. Bahkan setelah dia kembali ke Kalimantan aku sama sekali tak mengingat apa yang dia beritahukan padaku. Aku baru mengingatnya lagi sekitar satu bulan kemudian saat ziarah ke makam Nenek. Di sana aku melihat bunga kecil berwarna putih tumbuh dari makamnya.

Bunga keberuntungan. Jika yang Rusli katakan benar maka aku memang benar-benar butuh keberuntungan. Sudah cukup lama aku berjuang mencari kerja dan ekonomi keluargaku juga sama sekali tak bisa dibilang baik. Kakek sudah sangat sakit-sakitan sementara kedua orangtuaku pun penghasilannya tak besar.

Bahkan meski ini perbuatan tak terpuji, aku yakin Nenek tak akan terlalu marah asal semuanya demi kebutuhan keluarga.
Pada akhirnya aku memetik bunga itu dan menaruhnya di botol plastik. Aku tak tahu bagaimana keberuntungan itu akan datang, jadi aku hanya menyimpannya aman di dalam lemari.

Ternyata keberuntungan itu datang jauh lebih cepat dari yang kukira. Bu Lira yang terkenal paling kikir sekampung tiba-tiba saja menyembelih seekor kerbau dan membagi-bagikan dagingnya ke penduduk. Selain daging dia juga memberi sedikit uang pada kami.

Belum selesai kekagetan itu Pak Anton tiba-tiba mengaku dia punya hutang pada Nenek saat masih hidup dan membayar semua hutang-hutangnya. Keberuntungan demi keberuntungan terus datang dan membuatku benar-benar heran.

Hidup berangsur-angsur berubah ke arah yang lebih baik. Aku mendapat pekerjaan, orangtuaku juga dapat pekerjaan, bahkan kondisi Kakek berangsur membaik. Puncaknya aku memenangnkan undian bernilai sangat besar yang akhirnya kugunakan untuk dp cicil rumah.

Hidup kami seolah-olah naik kelas. Aku membeli lebih banyak tiket lotere dan bersenang-senang dengan uang hadiah. Keberuntungan yang bagai berkah khayangan ini bahkan bisa membuatku percaya diri menyuruh orangtuaku berhenti kerja dan jalan-jalan menikmati bulan madu mereka yang kedua.

Namun suatu hari tak ada satu pun tiket lotere yang kubeli kena sasaran. Kucoba beli lagi tapi tak pernah ada satu pun yang kena padahal biasanya semua kena. Kepalaku jadi semakin pusing saat tanpa alasan yang jelas aku dipecat dari kantor tempatku bekerja.

Aku bertanya-tanya apa sebenarnya yang salah, ternyata saat kucek bunga putih dari kuburan Nenek sudah layu dan tak lagi putih.
Sekejap saja apa yang dulu Rusli katakan padaku kembali bergaung dalam kepala. Benar juga, bunga ini cuma bisa membawa keberuntungan sampai bunganya layu.

Cicilan rumah yang ternyata sangat besar dan hilangnya pemasukan benar-benar membuat kepalaku terasa mau pecah. Aku mencoba mengatur keuangan dan berusaha mencari kerja, tapi taraf hidup yang terlanjur tinggi membuat semuanya jadi tak mudah.

Orangtuaku terus mendesak minta uang untuk jalan-jalan mereka sementara Kakek yang jadi terbiasa makan enak tak terkontrol kini mulai sakit-sakitan lagi. Seluruh kemewahan yang sebelumnya seperti kehidupan sehari-hari kini menjadi kenangan yang menyakitkan.

Banjir keberuntungan sudah berubah jadi genangan kesialan. Aku benar-benar tak tahu harus melakukan apa lagi, semua terasa kacau dan buruk. Setiap hari yang bisa kupikirkan cuma uang, uang, dan uang!

“Cu, tolong ambilin obat Kakek, Cu.”

Aku cuma terdiam sampai Kakek memanggil sekali lagi. Obat-obatan Kakek juga hampir habis dan harus beli lagi. tentunya harganya juga tidak murah. Orangtuaku seolah lupa pulang sehingga semua beban tertimpa di pundakku.

Apa lagi yang harus kulakukan sekarang? Semua ini benar-benar terasa berat. Aku sungguh merindugkan hidup mewah penuh keberuntungan yang hanya sempat kunikmati sebentar. Aku benar-benar lelah hidup seperti ini. Miskin itu benar-benar penuh penderitaan.

“Cu, obat Kakek! Cepat!”

Suara Kakek mulai terdengar tak sabaran. Jika memang dia buru-buru kenapa dia tak ambil saja sendiri? Pusing rasanya mengurus Kakek. Mengurus hidupku sendiri saja sudah susah!

Aku mengambil obat Kakek di meja makan dan mengamatinya lama sekali. Kutatap kalender dan mulai menuang obat-obatan itu ke tanganku.

***


“Turut berduka cita ya, Bro.”

“Iya, makasih ya udah datang.”

Rusli menepuk pundakku sebagai lambang simpati. Jauh-jauh dia datang mengunjungiku saat dengar kakekku meninggal. Aku sungguh berterima kasih.

“Eh iya, kakekmu meninggal Jumat Kliwon ya? Nanti di makamnya—”

“Iya, aku ingat kok. Bunga keberuntungan warna putih kan?”

Rusli tidak tersenyum, dia malah menatapku curiga, tapi kutepuk pundaknya dan sekali lagi berterima kasih.

Bunga keberuntungan. Alangkah indahnya jika bunga itu tak pernah layu. Siapa yang tak suka hidup dalam keberuntungan? Keberuntungan benar-benar memabukkan.

***TAMAT***
four4birdsAvatar border
bebyzhaAvatar border
jembloengjavaAvatar border
jembloengjava dan 12 lainnya memberi reputasi
13
740
13
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
31.9KThread44.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.