Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dwindrawatiAvatar border
TS
dwindrawati
BAGAIMANA RASANYA TIDUR DENGAN PAPAKU, MISS?

"Bagaimana rasanya tidur dengan papaku, Miss?"

Suara bernada tinggi yang berasal dari salah satu sudut kelas, membuat belasan kepala murid yang berada dalam ruangan kelas XI D serempak menoleh.

Termasuk Anggita, guru bahasa Inggris muda nan cantik, yang kerap menjadi gunjingan guru- guru perempuan, serta pusat perhatian makhluk bernama lelaki --baik guru-guru maupun murid-- di seantero SMU Negeri 512.

"Bagaimana, Miss? Enak, tidur dengan suami orang?"

Nadiva, murid perempuan berparas cantik yang sehari- harinya tak banyak bicara itu mengulangi pertanyaannya.  Ada tawa mencemooh yang terdengar dari jeda kalimat gadis berusia tujuh belas tahun itu. Begitu pun dengan sorot matanya. Tajam menghujam, namun terkesan merendahkan terhadap sosok pendidik yang seharusnya ia hormati.

Berikutnya, dengung suara-suara serupa lebah dari para murid-murid di kelas pun terdengar memenuhi kelas. Anggita sang guru bahasa Inggris tampak pias, seiring gemuruh hebat yang bergulung- gulung  dalam dadanya serupa badai. Dahsyat dan melibas habis harga dirinya sebagai seseorang yang seharusnya dihormati di kelas ia sedang mengajar saat ini.

"Maaf, Nadiva, tapi saya tidak mengerti apa yang kamu bicarakan." Anggita berusaha tetap tampil tenang. Memasang wajah polos, meski ujung jari jemarinya terasa sangat dingin dan mulai kebas.

"Wisnu Hartono Suryaningrat, Miss." Nadiva kini berdiri. Semua tatap mata sepenuhnya berpusat pada gadis berambut lurus sepunggung, dengan sepasang mata cemerlang tersebut. Kulit wajah Nadiva yang putih kini perlahan memerah.

Anggita ketar ketir. Detak jantungnya terasa berdegub kencang hingga ia merasa dapat mendengar suara detak jantungnya sendiri. Seisi kelas berisi remaja tujuh belas tahunan tersebut fokus padanya sekarang.

"Itu nama papaku, Miss. Kemarin kalian masih check-in bareng kan, di Miami Hotel? Masa Miss secepat itu lupa? Atau ...."

Nadiva merendahkan suara. Sepasang netranya yang serupa kelereng jernih itu menatap lurus pada wajah Anggita yang memucat. Satu sudut bibir remaja cantik itu tertarik ke atas, membentuk lengkung senyum sinis. Tatapan Nadiva seolah mengancam.

"Perlu kah aku sebar di sini foto-foto Miss Anggi bersama papaku?" desis gadis itu kemudian. Suaranya rendah tapi tetap bisa didengar oleh semua yang ada di dalam kelas.

Anggita nyaris tak bisa merasakan dirinya sendiri. Sekujur tubuhnya terasa kebas seketika. Andai bisa, ingin rasanya ia menenggelamkan diri ke dalam tanah saat ini juga. Menghilang selamanya dan tidak pernah muncul lagi saking malunya.

Murid-murid di kelas semakin ramai bersuara. Tak hanya sekadar berbisik- bisik, tapi secara juga terang- terangan meminta Nadiva untuk menunjukkan foto-foto yang tadi dibicarakannya.

"Hentikan, Nadia. Saya benar- benar tidak paham dengan apa yang kamu katakan. Jangan bicara asal, nanti jatuhnya fitnah!" Anggita akhirnya bersuara lantang. Ketakutan dan rasa malu yang telah mendorong keberaniannya saat ini.

"Fitnah, Miss? Miss Anggi berani nggak kalau aku menantang Miss untuk membuktikan bahwa ini semua adalah fitnah? Atau, aku saja yang membuktikan bahwa yang kubicarakan saat ini adalah fakta?"

Kilat di mata Nadia semakin jelas berpendar. Benderang penuh dendam. Dan itu membuat Anggita merinding sebadan.

"Jauhi papaku, Miss. Jika sampai kulihat lagi mama menangis karena ulahmu dan laki-laki hidung belang yang kusebut ayah itu, Anda akan tahu akibatnya. Miss Anggi akan tahu dengan siapa berurusan." Nadia berbicara seraya berjalan mendekat ke arah Anggita.

"Jika setumpukmu itu sangat gatal, carilah pria lain yang bisa menggaruknya lalu memberimu sejumlah uang sebagai bayaran. Asalkan jangan  papaku. Karena menyakiti mamaku, sama halnya dengan menyakiti aku juga. Camkan itu baik-baik, Miss Anggita."

Jarak wajah Anggita dan Nadiva kini hanya tinggal beberapa jengkal saja. Anggita bahkan bisa merasakan hawa hangat yang berasal dari mulut Nadiva saat gadis itu berbicara.

***

Dengan sedikit kasar Anggita menepis tangan Wisnu Hartono Suryaningrat. Pria yang masih tampak gagah dan tampan di usianya yang sudah menginjak kepala lima itu sedikit heran dengan perubahan sikap Anggita yang tak biasa.

Biasanya, perempuan yang sudah beberapa bulan terakhir dikencaninya itu akan bersikap manja layaknya seekor kucing pada tuannya. Apalagi, sudah sepekan lebih keduanya tak berjumpa dikarenakan Wisnu harus ke luar kota untuk menghadiri rapat bulanan dengan para kolega bisnisnya.

"Kamu kenapa, hm?" Wisnu bertanya seraya mendekatkan wajahnya pada wajah Anggita. Bibir keduanya pasti bertemu andai perempuan dua puluh enam itu tidak memalingkan wajah darinya.

"Aku mau kita akhiri saja semua ini, Mas," ucap Anggita tak sungguh- sungguh.

Perempuan dengan tinggi seratus enam puluh lima itu menggeser tubuhnya menjauh. Kedua tangannya menyatukan kain kimono hingga menutupi dadanya.

"But why? Anything is wrong, Babe?" kejar Wisnu.

"Yes, sure. Ada yang salah tentunya, Mas. Dan masalahnya ada sama anak kamu yang kurang ajar. Nadiva. Dia sudah mengetahui hubungan kita dan mempermalukan aku di depan seisi kelas!" adu Anggita dengan bibir mengerut maju.

"Nadiva? No way. Impossible. Dia nggak mungkin tahu tentang kita, Nggi." Wisnu berkata tak percaya.

"Mas tanyakan saja padanya. Aku takut, Mas. Dia mengancamku dan meminta aku ninggalin kamu.  Lagipula, aku juga bosan jadi simpenan kamu terus. Mau sampai kapan kayak gini?" Anggita merajuk.

"Sayang, please calm down. Jangan minta Mas untuk break up. Katakan apa yang kamu mau, Mas akan penuhi semuanya. Apa saja. Asalkan kamu jangan minta putus." Wisnu mendekap tubuh Anggita dari belakang. Sikapnya begitu posesif, takut ditinggalkan oleh perempuan yang menjadi penyemangatnya tersebut.

"Aku tidak minta macam-macam, Mas. Cukup satu saja," ujar Anggita.

"Katakan." Wisnu menukas.

"Ceraikan istri kamu."

🍁🍁🍁

Di KBM App sudah tamat ya.

https://read.kbm.id/book/detail/7849...7-ea983b10f9d9
kedubesAvatar border
bukhoriganAvatar border
bukhorigan dan kedubes memberi reputasi
2
737
13
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.7KThread43.2KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.