Bismillah

Secara umum, setiap orang akan suka dengan apa itu kecerdasan. Seseorang akan senang jika pada diri atau anggota keluarga memiliki kecerdasan yang maksimal.

Selama ini kita akan mengetahui kecerdasan seseorang itu dari hasil tes psikologi. Namun, kali ini kita dapat prediksi dan deteksi bagaimana kecerdasan seseorang itu tanpa harus menjalani tes psikologi. Berikut ini beberapa tanda-tandanya:

1. Memiliki Rasa Ingin Tahu yang Tinggi

Dari studi tersebut, kita kerap jumpai di sekeliling kita, bagaimana perilaku anak-anak maupun orang dewasa yang memiliki kecerdasan. Umumnya memang, orang yang memiliki kecerdasan lebih luas, maka rasa ingin tahunya lebih tinggi dibanding yang lain.

Dari pernyataan tersebut, memang dapat dibenarkan. Bagaimana orang cerdas itu pandai menelaah situasi dan kondisi pada lingkungannya, sehingga menjadikannya mudah untuk beradaptasi, menyesuaikan diri dengan hal-hal baru.

Pada point ketiga ini, suka membaca, memiliki kaitan erat dengan point pertama, di mana orang yang gemar membaca, itu artinya ia ingin mengetahui hal-hal baru. Maka orang cerdaspun juga demikian.

Orang cerdas memang umumnya gemar membaca. Orang cerdas akan tamak terhadap informasi, baik itu dari orang lain, buku-buku, bacaan apapun, sumber-sumber lain, termasuk pula pandai membaca situasi, membaca alam serta lingkungan sekitar.

Maka, dari hal tersebutlah menjadikan seorang yang cerdas itu memiliki gambaran sudut pandang yang beragam, pada akhirnya wawasannya pun juga semakin meluas.

Orang cerdas sejati, biasanya ia bagai padi yag menguning. Pada padi yang menguning, maka ia telah berisi padi yang siap dipanen, maka lihatlah kondisinya yang semakin merunduk.

Demikianlah sejatinya jika orang yang memang benar-benar cerdas. Maka, ia tidak merasa tahu segala macam hal. Meski orang cerdas itu telah banyak membaca, memiliki banyak referensi, menyerap segala macam informasi, maka orang cerdas tentu tidak pernah merasa tahu segala hal, justru ia merasa rendah diri. Ia justru merasa banyak hal yang tidak diketahui.

Dari sikap merendah inilah yang menjadikan mereka selalu ingin menambah pengetahuannya dengan cara terus menggali ilmu dan terus menuntut ilmu, di manapun dan kapanpun.

Orang cerdas itu tidak menutup dirinya, ia justru memiliki pemikiran terbuka. Bagaimana ia yang suka dengan hal-hal baru dan yang menantang, maka ia pun tidak menutup dirinya dengan kemungkinan yang selainnya, pada sesuatu yang baru.

Pada ide-ide yang baru pun, ia membuka lebar tangannya. Ide-ide dan peluang-peluang baru akan mudah diserap dan diterapkan pada kehidupannya.

Orang yang kerap menyendiri, menikmati kesendiriannya dengan bahagia, karena ia tahu bahwa banyak hal yang perlu diketahuinya lagi serta kesendiriannya itulah tempat bagaimana ia dapati solusi-solusi baru, dapat berpikir hal-hal baru juga masa depannya.

Ia tidak butuh keramaian dan hiruk pikuk, karena pikiran masa depannya begitu menghiasi mindanya.

Orang yang pandai mengendalikan emosinya, didapati ia pun ternyata memiliki kecerdasan di atas rata-rata dalam kesehariannya.



Jika merujuk pada ajaran islam, maka kita dapati bagaimana kecerdasan Rasulullah itu berbanding lurus pada sikam emosinya. Ia terkenal dengan kesabaran, kecerdasannya dalam menangani emosi.

Banyak kisah yang menunjukkan bagaimana rasul kita muhammad ketika dimusuhi kaim musyrikin, ia hanya katakan bahwa mereka yang memusuhi itu hanya karena tidak tahu saja.

Selain itu, bagaimana ketika beliau mendapati orang badui yang membuang air kecil di masjid, bagaimana sikap beliau? Tentu saja sikap yang begitu elegant dan cerdas.

Orang dapat dikatakan cerdas, sejatinya tidak hanya ketika penyerapan kepada ilmu itu cepat dan mudah.

Maka, ada hal lain yang dapat kita ketahui yaitu bagaimana intelegensi seseorang itu luar biasa, ketika ia dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain.

Bahkan dengan pandainya ia berempati, pada tahap berikutnya yaitu ia berusaha membantu orang lain.

Orang cerdas juga dapat kita lihat bagaimana ia mudah sekali dalam menghafal.

Bagaimana menghafal itu justru hiburannya. Apalagi jika yang dihafal itu adalah al Qur'an, maka tidak diragukan lagi. Menghafal sebuah mukjizat itu bukan perkara mudah.

Maka, jika ada yang mampu menghapal begitu mudahnya, maka dapat dipastikan Allah telah karuniakan kepadanya kecerdasan.

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau duatakan?

Itulah beberapa indikator kecerdasan yang dapat kita lihat dalam keseharian tanpa menggunakan instrumen IQ.
Wassalam

Tulisan: nibrasulhaq
Narasi: oppri