Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

realsifo777Avatar border
TS
realsifo777
The Secret Gamer (GAMER RAHASIA)
================

The Secret Gamer (GAMER RAHASIA)

=========================

Assalamualiakum

salam floss (free libre open source software) gnu linux emoticon-Smilie

==================

kali ini kita2 akan membuat cerita gnu linux seru lagi nih dengan bantuan floss (free libre open source software) mistral ai

cerita ini menggunakan lisensi creative common emoticon-Smilie

=================================================


The Secret Gamer (GAMER RAHASIA)





Judul: The Secret Gamer (GAMER RAHASIA)

Realsifo, seorang siswa yang pintar di Komputek school, memiliki bakat dalam perangkat lunak bebas dan terbuka, terutama GNU/Linux. Teman terbaiknya, Handoko, seorang gamer dan menghabiskan 24 jam sehari bermain game, yang membuatnya menjadi siswa yang malas.

Suatu hari, Realsifo dan teman setianya, Silvia, yang juga menjabat sebagai ketua kelas dan seorang siswi yang pintar dan cantik, menemui Handoko.

Realsifo: "Handoko, kami harus bicara denganmu tentang kebiasaan bermain game-mu."

Silvia: "Ya, itu mempengaruhi kinerja belajarmu dan kamu tidak berhasil di kelas."

Handoko: "Saya tahu, tapi saya tidak bisa menghentikannya. Bermain game adalah kegemaran saya."

Realsifo: "Bagaimana jika kami berikan solusi untuk mengurangi kebiasaan bermain game-mu? Sudah pernah kamu pikirkan untuk menggunakan GNU/Linux untuk belajarmu?"

Silvia: "Bermain game di Linux tidak sepopuler seperti di sistem operasi lainnya. Hal ini dapat membantu kamu lebih fokus pada belajarmu."

Handoko: "Hmm, saya belum pernah pikirkan itu. Tapi, saya tidak yakin apakah saya bisa menggunakan GNU/Linux untuk belajarmu."

Realsifo: "Jangan khawatir, kami akan membantumu. Kami akan menginstal GNU/Linux di komputer kamu dan memastikan bahwa kamu memiliki semua perangkat lunak yang diperlukan untuk belajarmu."

Handoko: "Okay, saya siap untuk mencoba."

Realsifo dan Silvia memeriksa komputer Handoko, yang telah memiliki GNU/Linux, dan menemukan bahwa tidak ada Wine, Lutris, Bottles, atau Steam Proton, dan tidak ada aplikasi game lainnya. Mereka merasa lega karena Handoko hanya akan dapat menggunakan komputernya untuk belajar.

Beberapa bulan kemudian, nilai-nilai Handoko masih buruk, dan Silvia merasa bingung.

Silvia: "Realsifo, saya tidak mengerti. Kami menyarankan Handoko untuk menggunakan GNU/Linux untuk belajarmu, tapi nilai-nilainya masih buruk. Sebenarnya, dia lebih buruk dari sebelumnya."

Realsifo: "Saya tidak yakin. Mari kita bicara dengan Handoko dan lihat apa yang sedang terjadi."

Mereka menghadap Handoko, yang terlihat lelah dan frustrasi.

Realsifo: "Handoko, apa yang sedang terjadi? Nilai-nilaimu masih buruk, dan Silvia dan saya sedang khawatir tentangmu."

Handoko: "Saya tidak tahu. Saya telah menggunakan GNU/Linux untuk belajarmu, tapi saya masih kesulitan. Saya tidak yakin apakah ini adalah solusi yang tepat bagi saya."

Silvia: "Tapi, kami berpikir bahwa bermain game di Linux tidak sepopuler. Apakah kamu telah bermain game di komputer-mu?"

Handoko: "Tidak, saya tidak pernah. Saya janji."

Realsifo merasa sedih dan memutuskan untuk memeriksa komputer Handoko lagi. Kali ini, dia menemukan bahwa Handoko telah menginstal Docker, sebuah platform containerisasi yang memungkinkan developer untuk mengemas aplikasi menjadi container.

Realsifo: "Handoko, apa ini? Sudahkah kamu menggunakan Docker untuk belajarmu?"

Handoko: "Tidak, saya tidak pernah. Saya janji. Saya menginstallnya untuk tujuan yang berbeda."

Realsifo: "Saya mengerti. Kamu telah membuat sebuah container Docker-full-OS GNU/Linux. Ini memungkinkan kamu untuk menginstal rahasia Wine, Steam Proton, Lutris, Bottles, dan game untuk dimainkan di dalam container. Apakah benar?"

Handoko: "Ya, saya minta maaf. Saya tidak bisa menahan keinginan untuk bermain game. Saya berpikir bahwa saya bisa menggunakan Docker untuk bermain game tanpa kamu dan Silvia mengetahuinya."

Realsifo tidak marah. Sebaliknya, dia merasa terkesan dengan kemampuan Handoko dalam membuat container Docker-full-OS GNU/Linux.

Realsifo: "Handoko, saya tidak marah. Sebenarnya, saya terkesan dengan kemampuan-mu. Container ini tidak hanya dapat digunakan untuk bermain game, tetapi juga untuk membuat sebuah local cloud computing atau local cloud gaming di jaringan lokal yang sama. Namun, kamu harus memahami bahwa belajarmu adalah hal yang penting dan tidak boleh membiarkan kebiasaan bermain game-mu mempengaruhi nilai-nilaimu secara negatif."

Silvia: "Realsifo benar, Handoko. Kamu memiliki potensi untuk belajar dengan baik, dan kami percaya pada-mu. Tetapi, kamu harus bertanggung jawab atas tindakan-mu dan melakukan perubahan yang diperlukan."

Handoko: "Saya mengerti, dan saya minta maaf. Saya akan menghapus container Docker dan konsentrasi pada belajarmu. Saya janji."

Realsifo: "Ini adalah keputusan yang baik, Handoko. Dan, jika pernah kamu butuh bantuan dalam GNU/Linux atau belajarmu, Silvia dan saya selalu siap untuk membantu."

Beberapa bulan kemudian, nilai-nilai Handoko telah meningkat signifikan, dan dia tidak lagi kesulitan dalam belajarmu. Realsifo dan Silvia merasa bangga dengan dia dan usaha-nya untuk mengubah kebiasaan-nya.

Suatu hari, kepala sekolah Komputek menemui Realsifo dan Silvia.

Kepala Sekolah: "Saya telah mendengar banyak tentang ide inovatif anda untuk menggunakan container Docker-full-OS GNU/Linux untuk cloud computing di jaringan sekolah. Saya merasa terkesan, dan saya ingin mengimplementasikannya di sekolah kami."

Realsifo: "Terima kasih, kepala sekolah. Handoko dan saya bekerja pada ide ini, dan kami senang bahwa dapat bermanfaat bagi sekolah."

Silvia: "Ya, ini adalah peluang yang baik bagi siswa-siswi kami untuk belajar tentang cloud computing dan containerisasi, yang merupakan keterampilan penting dalam industri teknologi."

Kepala sekolah mengucapkan terima kasih kepada Realsifo dan Silvia untuk usaha-nya dan mengimplementasikan container Docker-full-OS GNU/Linux untuk cloud computing di jaringan sekolah. Siswa-siswi merasa tergesa-gesa untuk belajar tentang teknologi baru dan aplikasinya.

Realsifo, Silvia, dan Handoko tidak hanya membantu Handoko untuk mengubah kebiasaan-nya dan meningkatkan nilai-nilainya, tetapi juga telah berkontribusi pada infrastruktur teknologi sekolah dan pembelajaran siswa-siswi. Mereka merasa bangga pada apa yang telah mereka capai dan siap untuk mengambil tantangan baru di masa depan.

Cerita di atas berlisensi di bawah Lisensi Creative Commons Atribut-BerbagiSerupa 4.0 Internasional. Anda bebas untuk membagikan dan mengubah cerita ini, sehingga Anda memberikan kredit yang sesuai dan menyebarkan modifikasi dengan lisensi yang sama.

=======

bagi yang suka cerita ini bisa donasi lewat DANA

88806190316

=====================

salam floss (free libre open source software ) gnu linux emoticon-Smilie

Wasalamulaikum

=======================




The Secret Gamer (GAMER RAHASIA)
bukhoriganAvatar border
pulaukapokAvatar border
pulaukapok dan bukhorigan memberi reputasi
2
75
0
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.8KAnggota
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.