Sumber Gambar

Nathalie Holscher Dihujat karena Memakai Crop Top yang Memperlihatkan Perutnya

Baru-baru ini, Nathalie Holscher menjadi sorotan warganet setelah menjadi model untuk salah satu toko impor pakaian dari Bangkok dan Hong Kong pada akhir Maret lalu. Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @tokomacchiato, ibu satu anak ini memperlihatkan perutnya dengan mengenakan crop top merah yang ketat. Dia mengombinasikan atasan tersebut dengan celana jeans dan sepatu boots serupa.

Namun, bukannya mengomentari produk yang dipromosikan, netizen justru fokus pada penampilan Nathalie Holscher. Banyak dari mereka memberikan komentar negatif terkait penampilan fisik mantan istri Sule ini. Beberapa komentar pedas yang muncul antara lain:

• “Kok kayak cabe-cabean jadinya?” kata @velanie42.
• Akun @amelisa_reny416 mengatakan, “Diet dulu kak, biar enak dipandang.”
• Akun @febby.prasetya menambahkan, “Ya Allah, padahal dulu pas berhijab, aura wanita ini sangat kelas. Wajahnya terlihat mahal. Kok sekarang jadi begini?”

Banyaknya bullyan yang diterima Nathalie Holscher membuat pemilik toko harus angkat bicara. Melalui komentarnya, akun @tokomacchiato meminta warganet untuk menahan diri dari komentar jahat. Semoga kita semua dapat lebih menghargai perbedaan dan menghindari menghujat orang berdasarkan penampilan mereka.

Fashion adalah ekspresi diri yang universal dan hak bagi setiap individu. Setiap orang memiliki kebebasan untuk mengekspresikan dirinya melalui pilihan busana dan gaya yang mereka kenakan. Tidak peduli latar belakang, gender, usia, atau status sosial, setiap orang memiliki hak untuk memilih dan mengenakan pakaian sesuai dengan selera dan kepribadian mereka.

Pentingnya fashion sebagai hak semua orang tercermin dalam beragam gerakan inklusif yang mendukung keberagaman dalam industri mode. Gerakan ini menekankan pentingnya menghormati dan menerima semua jenis identitas dan preferensi dalam dunia fashion. Inisiatif seperti penggunaan model yang beragam, representasi yang lebih inklusif dalam iklan dan kampanye mode, serta penekanan pada pemakaian pakaian yang memperhatikan keberagaman tubuh, semuanya bertujuan untuk memastikan bahwa semua orang merasa diterima dan dihargai dalam dunia fashion.

Selain sebagai ekspresi diri, fashion juga merupakan sarana untuk memperkuat identitas budaya dan individu. Setiap budaya memiliki warisan fashion yang khas, dan menghargai keberagaman budaya dalam mode memperkaya dan merayakan keunikan masing-masing tradisi. Oleh karena itu, penting untuk menghormati dan memahami berbagai warisan budaya dalam desain dan penampilan fashion, serta menghindari perilaku yang menyeragamkan atau menindas keberagaman budaya.

Dalam konteks sosial, fashion juga dapat menjadi alat untuk memerangi stereotip dan prasangka. Ketika semua orang memiliki kebebasan untuk mengekspresikan diri melalui pilihan busana mereka, stereotip berdasarkan penampilan dapat dipecahkan. Ini memungkinkan kita untuk melihat satu sama lain sebagai individu yang unik dan kompleks, bukan hanya sekadar kategori atau label yang dangkal.

Pada akhirnya, menganggap fashion sebagai hak semua orang adalah langkah penting dalam membangun masyarakat yang inklusif dan berempati. Dengan menghargai keberagaman dalam pilihan busana dan gaya hidup, kita dapat menciptakan lingkungan yang mempromosikan kesetaraan, penghargaan terhadap perbedaan, dan penerimaan tanpa syarat terhadap semua individu.

Link Referensi