Sumber Gambar

Kantor Urusan Agama (KUA), di samping berperan sebagai tempat pencatatan pernikahan bagi umat Islam, juga direncanakan akan berfungsi sebagai lokasi pencatatan pernikahan bagi umat non-Islam.

Yaqut menyatakan, "Sejak awal, kita telah bersepakat untuk menjadikan KUA sebagai pusat layanan keagamaan yang inklusif bagi semua kepercayaan. KUA akan menjadi tempat resmi untuk melangsungkan pernikahan dalam berbagai keyakinan agama." Pernyataan ini disampaikan dalam keterangan resmi pada Minggu (25/2/2024).

"Dalam situasi saat ini, kita melihat bahwa saudara-saudari non-Muslim kita mencatat pernikahannya di kantor catatan sipil. Namun seharusnya, hal tersebut menjadi wewenang Kementerian Agama," tambahnya.

Menteri Agama juga mengungkapkan harapannya bahwa ruang-ruang pertemuan di KUA dapat disediakan sebagai tempat ibadah sementara bagi umat non-Muslim yang mengalami kesulitan dalam mendirikan tempat ibadah mereka sendiri karena kendala ekonomi, sosial, dan faktor lainnya.

"Saya juga berharap ruang-ruang pertemuan di KUA dapat digunakan oleh saudara-saudari non-Muslim yang masih mengalami kesulitan dalam memiliki tempat ibadah pribadi, baik karena keterbatasan dana untuk membangun tempat ibadah maupun alasan lainnya," ungkapnya.

"Marilah kita membantu saudara-saudari non-Muslim kita agar dapat menjalankan ibadah dengan layak. Tanggung jawab umat Islam sebagai mayoritas adalah memberikan perlindungan kepada saudara-saudari minoritas, bukan sebaliknya," pesannya ditutup.

Memberikan fasilitas yang sama kepada semua agama adalah suatu aspek krusial dalam membangun masyarakat yang inklusif dan adil. Kesetaraan dalam memberikan fasilitas keagamaan memastikan bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama tanpa memandang keyakinan agama mereka. Ini merupakan pilar fundamental dalam menjaga hak asasi manusia dan membangun dasar yang kokoh untuk pluralisme dan harmoni agama. Tanpa kesetaraan ini, masyarakat rentan terhadap ketidakadilan, diskriminasi, dan konflik antaragama.

Memberikan fasilitas yang sama kepada semua agama juga berperan dalam menjaga stabilitas sosial. Saat setiap kelompok agama diperlakukan dengan adil dan dihormati, hal ini dapat membantu mengurangi ketegangan dan konflik yang mungkin muncul akibat perbedaan keyakinan. Kesetaraan dalam fasilitas keagamaan menciptakan iklim toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman, yang pada gilirannya mendukung pembentukan masyarakat yang bersatu dan saling menghormati.

Sumber: Sumber Gambar