Benarkah demikian? Yuk, kita telusuri kebenarannya bersama 'Literasi Secangkir Kopi' hari ini. Duduklah yang manis dan lanjut membaca! Cekidot!






Apakah kalian sudah menonton film "Gadis Kretek" yang sedang viral di Netflix? Film ini menceritakan tentang Dasiyah, seorang perempuan berbakat yang menentang tradisi dan menciptakan berbagai rasa rokok kretek yang unik dan lezat.
Karakter Daisiyah atau Jeng Yah tersebut dimainkan secara sempurna oleh Dian Sastrowardoyo. 

Karakter Jeng Yah sangat melekat pada diri Dian Sastro ini kemudian lekat juga dalam ingatan para penonton. Alhasil, banyak orang lalu penasaran siapakah sosok Jeng Yah yang asli. Saking penasarannya, kini sebuah foto jadul wanita yang sedang memegang rokok kretek diduga merupakan Jeng Yah yang asli.

Usut punya usut, foto tersebut adalah hasil jepretan orang Belanda bernama Wijnan Elbert yang terdapat dalam buku Het Paradijs van Java karya Kerkhoff. Buku tersebut memuat sekumpulan foto yang diambil di daerah Sumedang dalam kisaran tahun 1919 - 1930. Kerkhof sendiri hanya memberi keterangan Dorpsvrouw(perempuan desa) pada foto tersebut. Dalam sumber yang lain seperti seperti collectie nederlandsfotomuseum hanya menuliskan deskripsi foto :




Jadi sebenernya gak ada hubungan antara sosok wanita dalam foto jadul tersebut sama Jeng Yah dalam film Gadis Kretek. Tapi, agan-sista, berikutnya ada dugaan baru dari Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Barat, Suryana. Beliau memperkirakan sosok wanita dalam foto tersebut adalah Ibu Nani yang dipotret pada masa Hindia Belanda di wilayah sekitaran Cijambu, Kecamatan Tanjungsari. Inilah yang kemudian berkembang menjadi perbincangan di kalangan netizen. Pasalnya, Ibu Nani ini ternyata punya kemiripan sama sosok Jeng Yah dalam film Gadis Kretek, dua-duanya berkaitan dengan rokok. Sampai-sampai namanya diabadikan menjadi nama varietas tanaman tembakau unggul di Jawa Barat.






Dalam keterangan Suryana, Ibu Nani adalah pencetus dari benih tembakau kualitas terbaik di Jawa Barat yang kini terkenal dengan label Tembakau Nani. Tembakau tersebut tergolong varietas tembakau unggul lokal yang telah dimasukkan ke dalam satu di antara tiga Indikasi Geografis (IG) tembakau. Varietas ini dikenal juga sebagai "tembakau hitam". Daunnya tebal, kuat, bebas hama dan penyakit serta memiliki kadar air yang tinggi. Sayang, saat ada pendataan Indikasi Geografis (IG) tembakau pada 2019, nama Nani tidak bisa jadi nama varietas, alasannya karena itu adalah nama orang. Tembakau Nani lalu digolongkan ke dalam varietas Hanjuang dan sampai kini masih jadi kebanggaan buat masyarakat petani tembakau di Sumedang. 

Nah, jika keterangan di atas dihubung-hubungkan, maka masuk akal dong kalau dugaan sosok wanita dalam foto jadul itu adalah Jeng Yah. Tapi benarkah novel Gadis Kretek yang sukses diangkat jadi film sama Netflix  itu terinspirasi dari sosok Ibu Nani ? Gimana pendapat agan dan sista sekalian? Tulis di kolom komentar yak?

Agan dan sista sekalian yang budiman, semua ini intinya adalah soal menghargai warisan budaya Indonesia, khususnya rokok kretek yang memiliki sejarah dan nilai seni yang tinggi. Rokok kretek bukan sekadar produk komersial, tetapi juga simbol identitas dan kreativitas bangsa Indonesia.

Terimakasih udah mampir, sampai jumpa di Literasi Secangkir kopi yang lainnya.


Sumur :
insertlive
detik
tribunnews
netflix
youtube