Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

jpnn.comAvatar border
TS
jpnn.com
Butet Kartaredjasa: Saya Kehilangan Kemerdekaan

Seniman Butet Kartaredjasa (kiri) saat di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Rabu (6/12/2023). (ANTARA/WillI Irawan)

jpnn.com, SURABAYA - Seniman kondang Butet Kartaredjasa blak-blakan soal dugaan intimidasi oleh polisi yang dialaminya saat menggelar pentas teater di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta beberapa waktu lalu.

Butet angkat bicara soal peristiwa yang dialaminya setelah banyak pihak yang menanyakan kronologi kejadian intimidasi terkait pertunjukan keseniannya di TIM.

Menurut Butet, pihak kepolisian melarang dirinya menampilkan materi tentang politik dalam acaranya yang berarti materi seni pertunjukannya diatur oleh kekuasaan di luar dirinya.

Baca Juga:
Penampilan Piyu Padi Reborn Berubah, Ternyata Ini Penyebabny

"Saya kehilangan kemerdekaan mengartikulasikan pikiran, saya dihambat kebebasan berekspresi," ujar Butet di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Rabu (6/12).

Padahal, katanya, UUD seperti dikatakan dirjen kebudayaan Kemendikbudristek, amanah kongres kebudayaan, jelas menyebutkan kebebasan berekspresi hak mendasar dan hak mutlak rakyat Indonesia.

"Polisi mengartikan intimidasi secara naif, hanya soal fisik," ucap seniman kelahiran Yogyakarta, 21 November 1961 itu.

Baca Juga:
Ayah Diduga Bunuh 4 Anaknya di Jagakarsa, Ini Info dari Polisi

Butet menjelaskan bahwa izin dari kepolisian itu seharusnya hanya untuk kesenian yang berpotensi mengganggu ketertiban umum.

Namun, bila kesenian ditampilkan di tempat seni, taman budaya, komunitas seni, Taman Ismail Marzuki, padepokan yang memang tempat seni, maka cukup pemberitahuan saja karena tidak ada gangguan ketertiban umum.

Putra dari koreografer dan pelukis Indonesia Bagong Kussudiardjo itu mengatakan tugas polisi adalah mengantisipasi ancaman ketertiban umum, tetapi yang dialami terkait pertunjukannya berbeda.

Baca Juga:
Heboh Asam Sulfat dan Ibu Hamil, Dokter Rina: Maksud Gibran Adalah Asam Folat

"Seminggu sebelumnya saya harus menandatangani surat yang salah satu itemnya berbunyi 'Saya harus mematuhi, tidak bicara politik, acara saya tidak boleh untuk kampanye, tidak boleh ada tanda gambar, tidak boleh urusan pemilu'," tuturnya.

Meskipun dia menampilkan cerita biasa, Butet menyebut baru kali ini sejak tahun 1998, polisi menambahkan redaksional akan aturan tidak boleh membicarakan politik yang harus ditandatanganinya.

"Itu menurut saya intimidasi. Intimidasi tidak harus pertemuan langsung, tidak harus ada pernyataan verbal dari polisi. Polisi datang marah-marah, bukan itu," ucapnya.

Butet mengaku hanya menceritakan fakta dan tidak berani menuduh kalau polisi alat negara di masa kampanye ini mulai mengintervensi kehidupan publik.

Baca Juga:
23 Pendaki Meninggal Akibat Erupsi Gunung Marapi, Ini Identitasnya

"Cuman menceritakan fakta," lanjut Butet mengenai kejadian terkait pertunjukan teaternya yang berjudul Musuh Bebuyutan itu.

Dia meyakini rakyat Indonesia yang cerdas bisa menilai dengan sendirinya tentang peristiwa tersebut.

"Kalau saya kolase, kontennya kurang lebih seperti itu, lebih itu karena banyak mahasiswa, saya yakini kalau mahasiswa yang hadir di acara kita ini adalah pemilik masa depan bangsa dan negara," ujarnya.(ant/jpnn.com)

Sumber:
Merasa Diintimidasi Polisi, Butet Kartaredjasa: Saya Kehilangan Kemerdekaan
Diubah oleh jpnn.com 07-12-2023 04:52
pilotproject715Avatar border
candidat.masterAvatar border
scorpiolamaAvatar border
scorpiolama dan 2 lainnya memberi reputasi
3
822
34
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.