Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

wowonwaeAvatar border
TS
wowonwae
Munib Al-Masri: Inspirasi Sukses yang Tetap Setia pada Tanah Airnya [Kompetisi KGPT]

Munib al-Masri (wowonwae copyright @2023)


Sobat KASKUS budiman, siapa nih yang udah pernah denger tentang Munib Al-Masri? Yup, sosok orang terkaya di Palestina ini emang bisa jadi inspirasi buat kita semua. Karena pengaruh dan kedermawanannya, ada banyak julukan yang melekat dalam dirinya. Munib al-Masri mendapat julukan "The Godfather of Palestine" atau "Bapak Angkat Palestina". Ia juga dikenal sebagai "Duke of Nablus" atau "Adipati Nablus" karena dia membangun sebuah rumah mewah yang terinspirasi dari arsitektur Italia di kota kelahirannya. Ia juga disebut sebagai "Rothschild Palestina" karena kekayaan dan jaringannya yang luas.

Selain jadi pengusaha sukses, sosok bapak dari empat putra dan dua putri ini juga punya peran penting dalam politik Palestina dan jadi tokoh pembangunan negaranya. Munib al-Masri adalah sosok yang menginspirasi banyak orang, baik di Palestina maupun di dunia. Ia menunjukkan bahwa dengan kerja keras, kecerdasan, dan kebaikan, seseorang bisa meraih kesuksesan dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Ia juga merupakan salah satu tokoh yang berusaha mewujudkan perdamaian antara Palestina dan Israel. Bagaimana ia melakukannya? Yuk, simak terus Literasi Secangkir Kopi yang selalu menyuguhkan beragam informasi yang layak buat dijadiin inspirasi. Cekidot!


wowonwae copyright @2023


Munib al-Masri lahir tahun 1934 di Nablus, Palestina. Bapaknya pedagang emas yang punya banyak kenalan pedagang luar negeri. Sayang, bokapnya itu meninggal pas dia masih umur 1,5 tahun. Ibunya yang jadi janda, dengan tangguh membesarkan dan mengasuhnya. Di tangan perempuan perkasa inilah jati diri Munib ditempa dan dibentuk.

Pas umurnya 14 tahun, Munib lihat kota kelahirannya, Nablus, hancur lebur gara-gara agresi zionis Yahudi yang pengen rebut wilayah Palestina. Teror serangan udara Israel yang bertubi-tubi bikin Nablus jadi medan perang. Ratusan bangunan termasuk rumah-rumah penduduk runtuh tak berbentuk. Ribuan jasad manusia tergeletak tak bernyawa. Ribuan bapak berteriak panik, ribuan ibu menangis sedih dan ribuan anak kehilangan masa depannya. Ingatan pahit itu jadi pemantik cita-citanya. Dia mimpi jadi pilot Angkatan Udara Palestina yang berjuang melawan Israel. Sayang, takdir nggak berpihak sama mimpinya itu karena dia terpaksa harus keluar dari negerinya.

Tahun 1952, dengan modal uang cuma sebanyak 400 US Dollar, Munib pergi ke Beirut, Lebanon. Dari sana dia nyebrang ke arah barat sampai ke New York, Amerika Serikat. Di negeri Paman Sam, jalan takdirnya berubah total, jauh bertolak dari cita-citanya menjadi pilot angkatan udara Palestina. Dia mulai menapaki jalan takdirnya itu dengan kuliah ilmu perminyakan di University of Texas, Austin, di tahun 1955 dan berhasil lulus S1 dengan predikat cumlaude. Belum puas, dia lanjutin studinya di Sul Ros State University, Texas, dan dapet gelar Master di ilmu geologi dan ilmu pemerintahan.

Sepanjang perjalanan nasib yang membawanya dari Beirut ke New York, Munib Al-Masri juga punya sejarah panjang dalam dunia bisnis. Diawali dari mendirikan perusahaan pengeboran air dan mineral EDGO (Engineering and Development Group) di Amman, Yordania. Dia jadi pemimpin di bagian tehnik dan pengembangan. EDGO pun terbukti berhasil mengatasi masalah air di tanah gurun yang gersang. Perusahaannya ini terus berkembang sampe dia dipercaya buat jadi presiden operasi di 16 negara kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara.






Sukses di negeri orang gak bikin Munib lupa sama tanah airnya, Palestina. Dia tetap berjuang buat membebaskan negerinya. Munib punya tekad kuat buat memakmurkan dan mensejahterakan bangsanya dengan caranya sendiri. Tahun 1993, bareng sejumlah eks patriat Palestina, Munip mendirikan PADICO (Palestine Development and Investment) buat meletakkan pondasi ekonomi buat generasi mendatang. Mereka berjuang agar perekonomian di Tepi Barat dan Jalur Gaza bisa tumbuh dengan investasi yang berkelanjutan. Dan akhirnya, perjuangan mereka membuahkan hasil. Banyak investor dari luar yang tertarik buat nge-bantu pembangunan infrastruktur di Palestina.

Buat Munib, PADICO ini jadi senjata andalannya buat berjuang mensejahterakan bangsanya. Dia bilang : "Dengan segala kekuatan yang Allah berikan, aku akan mempersembahkan seluruh kemampuanku untuk membangun ekonomi Palestina yang mencari solusi atas masalah pengangguran yang merajalela. Saat aku bisa memberikan pekerjaan kepada saudara-saudaraku di Palestina, di situ ada kegembiraan yang tak bisa diungkapkan.” Tapi tentu aja kelompok zionis gak suka sama kiprah PADICO di Palestina. Otoritas Israel selalu ngalangin laju bisnis PADICO. Banyak jalur distribusi dan perdagangan PADICO yang disekat sehingga bikin investor jadi ragu. Jadi dengan tertatih-tatih, PADICO mencoba buat bertahan.

Munib yang udah bertekad bulat sama perjuangannya, dengan tulus nge-investasikan 20 juta USD atau setara dengan 310 Milyar Rupiah dari kekayaan pribadinya demi kesejahteraan Palestina. Melalui Yayasan Masri, dia jadi filantropi ulung yang udah nyentuh banyak jiwa rakyat Palestina. Dia banyak berperan dalam berbagai program di bidang pendidikan, kesehatan, budaya, dan lingkungan hidup di Palestina. Dia ngasih obat-obatan gratis, membangun kembali rumah-rumah yang porak-poranda serta ngebangun lagi pilar-pilar gedung Rumah Sakit. Dia juga ngasih beasiswa pendidikan buat anak-anak muda Palestina dan juga mendirikan Universitas al-Quds.






Meskipun udah ngasih jutaan dolar dari hartanya, kekayaan Munib tetap stabil. EDGO, perusahaan yang dia dirikan gak pernah gagal ngasih semua kebutuhan yang Munib butuhin. Sementara itu, PADICO udah jadi raksasa investasi dan udah ngelola dana sebesar 815 juta USD atau setara dengan 12,7 Trilyun Rupiah. Munib masih bisa bangun istana pribadi yang megah di antara di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Rumah yang dibangunnya di area yang rawan konflik i tu berbentuk replika dari Villa Capra “La Rotonda” karya Andre Palladio di Vicenza, Italia. Uniknya, istana ini dijadikan pusat kajian budaya yang dibuka buat umum. Jadi, gak cuma kekayaannya yang gede, Masri juga punya hati yang besar buat rakyat Palestina. Dia gak cuma mikirin dirinya sendiri, selalu rela berbagi bersama masyarakatnya. Mantab kan?

Well, itulah cerita tentang Munib Al-Masri, sosok inspiratif yang nggak cuma sukses dalam bisnis tapi juga berperan penting dalam politik dan pembangunan di Palestina. Semoga cerita ini bisa jadi motivasi buat kita semua untuk tetap berjuang dan berkontribusi pada masyarakat kita, ya!

Terimakasih udah mampir, sampai jumpa di Literasi Secangkir Kopi yang lainnya.



wowonwae copyright @2023


Sumur :
sumber gambar Munib al-Masri
Munib al-Masri – Wikipedia
Munib al-Masri - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.
Masri, Munib al- (1934–) | Encyclopedia.com
Pelestina ini Melawan Zionis dengan Bisnis
tribunnews
Diubah oleh wowonwae 03-12-2023 16:45
azhuramasdaAvatar border
azhuramasda memberi reputasi
1
14
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
LG ThinQ Community
LG ThinQ CommunityKASKUS Official
584Thread4.9KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.