Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dzaki999925Avatar border
TS
dzaki999925
Rayuan Pulau Terkutuk Part 2
Rayuan Pulau Terkutuk Part 2



assallamualaikum. Mohon maaf temen temen, saya masih newbie disini, dan ijin kan saya share cerita saya ini. Mudah mudahan bisa menghibur temen temen semua


Link part 1

https://www.kaskus.co.id/show_post/6...f8a7037b2e8c39



RAYUAN PULAU TERKUTUK

PART 2




Dengan perlahan kapal kami mulai mendekat kepulau tersebut, dan sesaat kemudian kami sampai di pesisir pantai pulau itu.

Tampak gapura kecil dari kayu tak jauh dari tempat kapal kami bersandar.
Akupun segera berjalan turun ke pulau itu. Victoria ternyata sudah turun terlebih dahulu.

Sebelum menyusul Victoria, akupun menyelesaikan urusan ku dengan si pria pemilik kapal.

“Berapa pak?”tanyaku sambil mengambil dompet di saku celana.

Pria itu mengatakan jumlah yang tak terlalu besar menurutku, dan aku ber inisiatif menambah ongkos agar dia senang karena telah mengantar kami.

“Ini pak, kembalian nya buat kamu saja” ucapku sambil mengulurkan sejumlah uang.

“Terimakasih nak. Kamu orang baik, aku bisa melihat dari sorot matamu, ah, sayang nya aku sudah terikat perjanjian, tapi ku kira aku harus memberitahumu” katanya kepadaku, dan tampak dari sorot matanya penuh kekawatiran.

“Mem, memberitahu apa pak” tanyaku penasaran

Dia diam sejenak, tampak matanya melihat istriku, akupun mengikuti pandangan nya dan melihat Victoria sedang bersenang-senang dipantai, tampak dia menari nari sambil membentangkan tangan nya dan menghirup udara dalam dalam.

“Jaga istrimu nak, dia wanita yg cantik” kata pria tua itu dan diapun pergi dari hadapan ku dan mulai menurunkan tong ting berisi arak tersebut.

Akupun tak paham maksudnya, tapi memang benar katanya, aku pasti akan selalu menjaga Victoria, bukan hanya karena dia cantik, karena dia adalah teman hidupku dan orang yang paling kucintai.

Aku tak lagi memperdulikan kata-kata pria tua itu.
Akupun segera menyusul Victoria. Dan kami mulai berjalan menyusuri pantai menuju ke tempat suku maori.

Kami masuk melalui gapura kecil itu dan terus berjalan masuk menuju kedalam hutan.

Terdapat jalan setapak kecil, yang memudahkan kami menelusuri hutan tersebut.

Disepanjang jalan setapak itu, terdapat banyak obor-obor dari anyaman bambu yang tertata rapi di setiap sisi jalan.

Karena masih siang obor itupun tidak dinyalakan, dan setiap beberapa meter sekali ada bejana yang diletakkan diatas meja kayu kecil.

Dari bejana itu keluarlah asap dari sesuatu seperti daun kering yang dibakar. Yang menimbulkan bau yang khas. Wanginya seperti menghipnotis dan membuat kami makin penasaran untuk berpetualang ke tempat suku ini.

Tak terlalu lama kami berjalan melalui jalan setapak itu, dan kamipun akhirnya tiba di pemukiman suku maori.

Pemukiman itu berdiri di atas tanah lapang yang hijau.
Rumah mereka adalah Pondok-pondok kecil dari kayu dengan atap dari daun rumbia.

Mataku menerawang kesegala arah, dan memang dari sepanjang yang aku lihat, tempat ini terlihat sangat primitif.

Victoria begitu senang, dia langsung mendekati beberapa wanita yang sedang membersihkan daging babi, Victoria mencoba mengajak mereka mengobrol, tapi sepertinya mereka tak paham bahasa kami.

Tak lama kemudian, datanglah seorang laki-laki muda, dia berjalan mendekat kearahku, dia berbadan tegap, tinggi nya kira-kira 6 kaki, dengan rambut gondrong diikat kebelakang,
Tubuhnya berotot dan berkulit sedikit gelap. Terdapat banyak asesoris di badannya. Seperti layaknya suku pedalaman.

Dia tak memakai kaos atau baju, dan aku pikir, mungkin masyarakat suku ini tak mengenal baju layaknya manusia modern seperti kami.

Pria itu mendatangiku dan mengulurkan tangan.

“Perkenalkan namaku zack. Aku akan memandumu selama kalian ditempat ini, hanya sedikit dari kami yang memahami bahasa mu, jadi selamat datang di maori” kata zack memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan nya.

Aku melihat sekilas telapak tangan nya yang lebar, dan kemudian dengan segera aku menjabat tangan nya, dia tersenyum sesaat setelah aku meraih tangan nya .

“Aku James White, dan itu istriku, Victoria White.
Salam kenal, dan terima kasih atas kesediaan mu untuk memandu kami di tempat ini” kataku yang langsung disambut senyuman olehnya.

Victoria pun mendekat kearahku dan memperkenalkan diri kepada zack.
Aku sedikit risih dengan cara dia memandang istriku, mungkin dia tak pernah melihat wanita secantik Victoria di tempat ini.

Lama sekali mereka berjabat tangan, sepertinya dia tak mau melepas tangan Victoria.
Dan anehnya victoria seperti tak risih diperlakukan seperti itu, victoria malah tersenyum manis sambil menatapnya.

“Emm, Emm” aku berpura-pura batuk untuk membubarkan kedekatan mereka berdua.

“apakah kau bisa menunjukkan hal menarik dari tempat ini kepada kami?” Tanya ku kepada zack.

“Oh iya, banyak hal menarik dari tempat ini, mari ikuti aku, aku akan tunjukkan satu persatu dari tempat ini” kata zack,dengan sedikit terbata-bata

Kami berdua berjalan mengikuti zack, zack berjalan didepan kami sambil menceritakan setiap tempat yg kami temui.

Mood ku sudah berubah saat ini, aku mulai sebal dengan zack, aku sangat benci dengan cara dia memperhatikan istriku.

Tapi aku tak mau perasaan ini menganggu ku .
Karena aku yakin, wanita yang cerdas dan terhormat seperti Victoria tak mungkin menaruh hati kepada pria dari suku primitif, yang tak mengenal peradaban seperti zack.

Akupun mulai menghibur diri dan berucap dalam hati.
“Brengsek kau zack, kau pasti sangat bernafsu dengan istriku kan, he..he, aku tiap hari bisa melakukan apapun kepada nya, dan aku juga bisa menikmati tiap inchi tubuhnya. Dan kau hanya bisa membayangkan nya ha ha ha, sungguh menyedihkan” tanpa sadar akupun tersenyum kecil saat membayangkan hal itu dalam fikiran ku.

Tak banyak hal menarik dari perjalanan kami di tempat suku maori. Karena sebenarnya dari awal aku tak terlalu bersemangat pergi ke tempat suku ini.

Namun berbeda dengan Victoria, dia nampak sangat menikmati perjalan nya, beberapa kali dia berbincang dan bertanya-tanya kepada zack tentang sesuatu yang menurutnya menarik dari apa yg dia lihat di suku tersebut.

Hingga akhirnya ada sesuatu yang menarik perhatian ku, saat aku mendengar penjelasan dari zack.

“Inilah suatu tempat yang kami sebut gerbang waktu, kami meyakini, kami bisa menjelajahi waktu ketika kami duduk bersemedi ditempat ini, tentunya dengan beberapa syarat yang harus kami penuhi” kata zack sambil menunjuk ke sebuah pohon besar, pohon itu sangat tinggi, saat aku mendongak keatas, aku sampai kesusahan melihat ujung pohon tersebut.

pohon itu nampak berlubang seperti gua dibawahnya, banyak sekali terdapat bejana bejana yang berisi buah dan tulang hewan dan asap yang berbau aneh di depan pohon itu, mungkin pohon itu jadi sesembahan buat mereka.

“Ilmuan barat sudah menemukan partikel Tuhan, fisika kuantum, dan lain sebagainya, tapi orang-orang ini masih menyembah pohon?, lucu sekali” gumamku dalam hati.

Aku menengok kedalam lubang dipohon itu, tak nampak sesuatu yang bisa kulihat karena didalam lubang itu begitu gelap.

“Jadi didalam sana ada einstein yang sedang mengendarai mesin waktu ya” kataku berkelakar.

Victoria segera mencubit perutku, akupun sedikit mengaduh.
Terlihat zack hanya tersenyum.
Victoria segera berjalan meninggalkan tempat itu, dan zack masih disampingku, sambil melihat tingkahku yang masih menengok kedalam lubang itu.

“Hei einstein, naiklah keatas, aku punya kopi untukmu” teriak ku sambil menengok kebawah lubang itu.
Akupun tertawa terbahak-bahak, zack hanya menggeleng-gelengkan kepala, tak lama kemudian tangan nya menepuk pundakku.

“Suatu saat kau akan membutuhkan hal itu, ayo jalan lagi, masih banyak hal yang akan kutunjukkan padamu” katanya sambil berlalu.

“Cih, mungkin aku membutuhkan lubang ini untuk membuang kotoran” kataku dalam hati sambil berjalan meninggalkan lubang itu.

Cukup lama kami berkeliling tempat itu, dan akupun sebenarnya mulai bosan, tak ada yang menarik menurutku, meskipun kulihat Victoria masih begitu bersemangat.

“Inilah tempat terindah disini. Inilah yang disebut land of immortality” kata zack yang dengan bangga memperkenalkan tempat itu.

Tempat itu adalah Padang rumput luas yang nampak begitu hijau. Mirip seperti lapangan bola tapi rumput disini lebih tinggi.
Dari sini kami bisa melihat indahnya lautan dan desiran ombak yang melambai-lambai.
hembusan angin ditempat ini memang membawa kedamaian. Tempat ini seperti menarik kami untuk berbaring di rerumputan nya yg nyaman.
Sungguh tempat yang luar biasa menurutku.

Karena aku terbawa suasana yang romantis di tempat ini, tanpa aba-aba aku segera meraih leher Victoria dan langsung mencium bibirnya. Victoria awalnya tampak terkejut tapi seketika dia memejamkan mata dan membalas ciuman ku. Kamipun berciuman tanpa memperdulikan zack, zack pun terlihat tersenyum kecil dan meninggalkan kami berdua ditempat itu.

Aku tertawa dalam hati, pasti dia sangat menginginkan posisiku saat ini. “Haha. Mampus kau zack” gumamku.


Tak terasa malam pun tiba. Para penduduk suku maori telah berkumpul mengitari api unggun besar yang dibakar ditengah pemukiman mereka, sebagian dari mereka membunyikan alat-alat musik yang dipukul bersama-sama dan sebagian lagi menari kegirangan.

Sebetulnya ini adalah acara puncak, karena sebelum prosesi api unggun itu, banyak sekali acara yang mereka lakukan, dan itu sangat membosankan menurutku.

Banyak sekali makanan yang dihidangkan, mulai dari daging babi guling, arak, buah-buahan dan tak ketinggalan makanan lembek berwarna hijau itupun juga ada.

Kami telah berganti pakaian sesuai pakaian suku ini, tanpa canggung Victoria pun menari-nari dengan para penduduk suku maori.

Aku duduk ditemani zack sambil meminum arak. Kami berbincang-bincang, aku bertanya tentang asal asulnya dan kenapa dia bisa berbahasa kami. Ternyata zack dahulunya adalah turis juga seperti kami, dan dia memutuskan untuk menetap bersama suku ini.

Keputusan yang aneh dan bodoh menurutku.
Karena bagimana mungkin kau bisa menukar segala kemewahan, kemudahan teknologi dan juga kenyamanan di kota, dengan tinggal di tempat pedalaman yang serba primitif ini?? Sungguh tak masuk akal.

Tapi ya sudahlah, itu keputusan nya, dan aku tak peduli.

Zack menyuruhku untuk ikut menari, namun aku menolaknya, karena hal itu begitu aneh bagiku,. Akupun lebih memilih meminum arak dan makan makanan disitu.

Satu hal yang paling kusuka dari tempat ini adalah araknya yang segar, dan daging babi asap nya yg lezat.

Malam makin larut, terlihat mereka makin liar dalam pesta ini. Aku melihat beberapa orang tak malu-malu lagi bercumbu di tempat itu, akupun semakin mabuk, dan aku ingin segera mengajak Victoria ke kamar kami, aku juga ingin bercumbu dengan nya, tapi sebagai orang yang beradab kami ingin bercumbu ditempat yang lebih terjaga privasinya.

Gila, menurutku arak ini bukan hanya memabukkan tapi juga merangsang gairah untuk bercinta.

Aku menarik tangan Victoria yang masih asik menari, diapun langsung paham dan segera berpamitan dengan para penduduk yang masih menari.

Zack terlihat menatap kearah kami dan mengangkat gelas nya kearahku, seolah berkata “nikmati malam ini kawan”

Aku dan Victoria segera menuju pondok kami, aku langsung menjatuhkan diri di ranjang.

“Ayo sayang kemari, aku sudah sangat bernafsu” kataku meracau.

“Bentar sayang, aku pergi sebentar, aku punya kejutan untukmu.” Kata Victoria, sambil mengecup bibirku,
Tak lama kemudian dia terlihat keluar dari pondok kami, akupun yang sudah tak sabar, segera melucuti bajuku.
Agar ketika dia datang, dia telah melihatku dengan posisi siap tempur.


Tak lama kemudian Victoria masuk lagi ke pondokan kami, dia datang dengan membawa nampan yang berisi bejana kecil.
Bejana itu berasap dengan bau wangi yang khas.

“Apa yang kau bawa, sayang” tanyaku penasaran.

“Ini adalah akar pohon keramat yang dikeringkan dan dibakar, konon katanya, jika kita menghirup asap ini, maka akan memberi kekuatan bercinta berkali-kali lipat, dan akan memberikan efek kenyaman yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya” kata Victoria menjelaskan sambil mengibaskan asap itu ke wajahku.

Baunya begitu harum, dan langsung menusuk hidungku. seolah seperti candu hebat yang menerjang ke sel saraf.
Akupun sampai terpejam menikmati bau dari asap itu.

Terlihat Victoria juga mengibas-kibaskan asap itu ke segala penjuru ruangan itu.
Setelah itu, dia menaruhnya di meja di samping ranjang kami dan dia segera mendekat kearahku.

Kamipun langsung bergumul dengan liar, kujelajahi tiap inci tubuhnya. Kami saling melepaskan nafsu liar kami. Kami seperti hewan buas yang saling memangsa, aku benar-benar liar malam ini, dan Victoria pun sangat berbeda malam ini, dia juga begitu liar, aku tak pernah melihatnya seperti ini sebelumya.

Dan benar katanya, bahwa aku seperti diberi kekuatan bercinta berkali-kali lipat.
Kamipun bercinta sepanjang malam, dan ketika akhirnya kami tertidur, rasanya seperti di surga, sangat nyaman sekali, sungguh nikmat yang tak tergambarkan.

Padahal kami bercinta dan tidur hanya di gubuk seperti ini, jauh jika dibandingkan dengan hotel atau rumah kami, ranjang nya pun sebenarnya hanya dari anyaman bambu, tapi kenikmatan nya tiada tara.

Sungguh pengalaman bercinta yang luar biasa.

Dan sejauh ini kuakui bahwa aku mulai menikmati bulan maduku di tempat ini.

Pagi pun tiba, aku terbangun dan kepalaku masih sedikit berat, tampak Victoria masuk ke gubuk kami dengan membawa segelas kopi dalam gelas bambu. Sungguh pagi yang indah, setelah kami melalui malam yang luar biasa.
Kopi pahit tanpa gula pun terasa sangat manis di lidahku.

Singkatnya kami tinggal beberapa hari di tempat suku maori, dan tiap hari aku lalui dengan sangat indah bersama Victoria, aku benar-benar terpuaskan.

Akhirnya, tiba waktunya kami kembali ke hotel dan harus pulang ke kota.

Kami berpamitan dan pulang menggunakan kapal yang sama dengan yang kami naiki beberapa saat lalu.

Tiba di hotel, kamipun bergegas untuk berkemas untuk kembali ke kota asal kami.

Akhirnya masa indahnya bulan madu harus berakhir dan kami harus bersiap dengan banyak nya rutinitas pekerjaan yang sudah menunggu kami.

Namun, pengalaman liburan yang luar biasa ini telah memberikan semangat baru untuk kami melalui hari-hari sibuk di tempat kerja.


Beberapa bulan berlalu, akupun mulai terhanyut dengan aktivitas kerja seperti biasa.
Victoria pun juga sama. Bahkan dia lebih sibuk dariku, karena sebagai seorang istri, banyak juga pekerjaan rumah yang harus dia kerjakan.

Entah kenapa kemesraan kami tak berubah, meskipun liburan yang kita jalani telah berlalu berbulan-bulan yang lalu.

Kami masih melakukan aktivitas “intim” dengan luar biasa.
Selain itu rasa cinta kami seperti tumbuh dan makin tumbuh dari hari ke hari.

Aku makin mencintai Victoria, begitupun juga sebaliknya.

Dan sudah menjadi kodrat manusia, semakin kita mencintai seseorang, maka semakin takut juga kita kehilangan seseorang yang kita cintai tersebut.

Itulah yang kurasakan kepada Victoria.
Cinta ini begitu indah saat kami melalui hari bersama, tapi akan menjadi kesedihan yang tiada tara ketika kita kehilangan orang yang kita cintai.

Cinta seperti surga sekaligus neraka bagi manusia.
Hingga saat ini aku tak tau apa hakikat sebenarnya Tuhan menciptakan perasaan cinta, apakah itu untuk kebahagian atau kesengsaraan bagi manusia??

Hari itu hari yang selalu kuingat sepanjang hidupku.

Yaitu hari Jumat, 2 Agustus 2019.

Victoria mengambil cuti hari ini, sehingga dia tak berangkat ke kantor.

Akupun berangkat pagi-pagi kali ini.

Kulihat jam tanganku masih pukul 06:45.

Sebelum jam 8 pagi aku harus sampai ke kantor, karena hari ini begitu sibuk, banyak sekali meeting dengan customer, karena memang akhir-akhir ini perusahaan ku memang sedang naik produksinya.

Banyak calon customer yang akan menawari proyek ke kami, sehingga aku tak ingin menyia-nyiakan hal ini.

“Sayang, sepertinya hari ini aku akan pulang larut malam” ucapku kepada Victoria .

“Iya sayang, tidak apa-apa, yang penting kamu jangan lupa, weekend kamu harus mengambil libur, kau sudah berjanji mengajak ku jalan-jalan kan.” balas Victoria dengan lembut sambil membawakan koper kerjaku kehadapan ku.

Akupun tersenyum kecil sambil memandangnya .
Beberapa saat kami berpandangan.
Sejurus kemudian kami pun tertawa bersama karena mentertawakan kecanggungan kami saat saling bertatapan.

“Oh Tuhan, aku benar-benar mencintainya, aku tak ingin kehilangan dia selamanya. Aku tak tau bagaimana hidupku jika aku kehilangan nya” ucapku dalam hati.

Kukecup bibir, kening dan pipi Victoria.

Tiba-tiba dia memelukku erat.

“Maafkan aku sayang” ucapnya lirih dengan masih memeluk ku dengan erat, dan dia makin mendekap erat tubuhku.

“Ma…maaf untuk apa?” Tanyaku penasaran, karena aku tak mengerti mengapa Victoria berkata seperti itu.

“Maaf untuk segala kekurangan ku, mungkin aku masih belum menjadi istri yang baik untukmu” dekapan nya makin erat kepadaku.

“Hus, jangan berkata seperti itu,” balasku sambil melonggarkan pelukan nya.

“Kau wanita terbaik dalam hidupku, aku merasa aku adalah laki-laki paling beruntung di muka bumi ini karena memiliki mu, kau sempurna sayang, terlalu sempurna.” Ucapku lirih kepada Victoria.

Kamipun saling pandang sejenak, aku sampai mengeluarkan air mata. Entah ada apa dengan hari ini, aku merasa berat meninggalkan dia untuk bekerja.
Tapi aku tepis semua pikiran buruk ku.

“Oh udah siang sayang, aku harus segera berangkat.” Aku bergegas berangkat menuju mobil ku yang terparkir di garasi.

“Hati-hati sayang, sampai jumpa nanti malam ya” teriak Victoria dari kejauhan ketika mobilku melaju dan mulai meninggalkan nya .

Di sepanjang perjalanan ke kantor, aku sedikit merasa ada yang aneh dan janggal terhadap sikap Victoria pagi ini.

Memang setelah liburan itu, banyak hal yang aneh dari Victoria.
Dia makin hangat tapi sekaligus seperti sesuatu yang sulit aku genggam, atau seperti sesuatu yang akan lepas dari dekapan ku.

Aku tak mau terus terhanyut dengan pikiran buruk yang aku ciptakan sendiri, karena justru itu akan membuat ku makin tersiksa dengan sesuatu yang sebenarnya tak seperti kenyataan.

Sampai di kantor aku langsung terhanyut dalam kesibukan kerja, sesekali aku menghubungi Victoria untuk sekedar bertanya sesuatu atau mengucapkan kata-kata manis.

Pukul 19:00 aku harus meeting sekali lagi, meskipun sebenarnya ada kegelisahan yang tak bisa aku jelaskan.

“Pak, client sudah siap di ruang meeting” Kata Cindy, sekretarisku yang mengejutkan ku dari lamunan.

“Oh ok aku segera kesana, siapkan semua materi yang di butuhkan ya” perintahku kepadanya.

Aku langsung berkemas untuk menuju ruang meeting.

Aku mengatur nafas sejenak, entah seperti ada sesuatu yang tak mengenakkan di benak ku.

“Huuffftt. Ada apa ya, kenapa tiba-tiba aku merasa sedih dan ingin menangis” batin ku.

“Oh ya…” aku tersadar dan segera mengambil ponsel ku untuk mengirim pesan ke Victoria.

“Sayang, aku rindu padamu, mungkin sejam lagi aku pulang” tulisku kepada Victoria.

“Ok” jawabnya.

“Kok dia tak membalas kata “rindu” dariku” gumamku dalam hati.

“Arrrggghhh, sudahlah. Aku harus buru-buru agar aku bisa cepat pulang”.

Waktu menunjukkan pukul 20:40. Dan semua pekerjaan hari ini akhirnya selesai. Aku langsung bergegas pulang karena pikiran buruk masih terus mengangguku.

Aku ingin menghilangkan segala kegundahan ku dengan bertemu dengan victoria.

Bersambung.
otnawkat77Avatar border
regmekujoAvatar border
pulaukapokAvatar border
pulaukapok dan 3 lainnya memberi reputasi
4
151
1
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.