Indonesia terus dan konsisten dalam pengembangan hilirisasi industri bahan tambang dalam negeri agar nilai tambahnya semakin maksimal. Berbagai kesepakatan dan kerjasama terus dan akan ditingkatkan dengan berbagai pihak maupun entitas bisnis yang memahami arah dan tujuan dari kebijakan yang telah diambil pemerintah itu. Dengan adanya kesepahaman terhadap strategi yang diambil  dan manfaat lebih luas yang bisa dinikmati leb lebih banyak oleh pihak dalam negeri namun dengan tidak mengabaikan para penanam modal, diharapkan industri tambang pebisnis bisa menjalankan usahanya secara lebih berkesinambungan dan memberi manfaat secara maksimal.

Salah satu pihak yang mendapat kesempatan untuk terlibat lebih aktif dalam pengembangan dan hilirisasi hasil tambang di Indonesia adalah Vale Base Metal Canada.  Kesempatan untuk bisa terus mengembangankan usaha bagi korporasi ini terlihat setelah presiden Joko Widodo menerima CEO Vale Base Metal, Deshnee Naido di Hotel Four Season, di San Francisco, Amerika Serikat, pekan lalu.

Kunjungan  petinggi perusahaan kepada presiden Jokowi di sela-sela KTT APEC yang berlangsung di kota itu tak lepas dari kesepakatan yang sebelumnya telah dicapai, yakni peningkatan saham MIND ID pada PT Vale Indonesia Tbk sebesar 14 persen. Dengan peningkatan atau divestasi tersebut, menjadikan  MIND ID sebagai pemegang saham terbesar Vale. Dengan langkah aksi korporasi yang diambil itu praktis MIND ID dan Vale Canada bisa melakukan kontrol bersama atas Vale.
Tak cuma mau mendivestasi saham yang dimiliki di Vale Base Metal, perusahaan tersebut juga punya kommitmen untuk mendukung hilirisasi yang dilakukan pemerintah bisa berjalan secara lebih maju di Indonesia.  Bentuk dan komitmen dukungan yang diberikan perusahaan tersebut dalam wujud kerjasama dengan Ford dan Zhejiang Huayou untuk pembangunan smelter dan refinery bahan baterai kendaraan listrik di Blok Pomalaa, Sulawesi Tenggara.

"Saya berharap agar dukungan Vale terhadap upaya transisi energi bersih di Indonesia yang menjujung aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola atau Environmental, Social, and Governance (ESG) bisa semakin kuat," ujar Jokowi yang dalam pertemuan itu turut didampingi oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.