Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Travellers
  • Usaha Manis Cendol Dawet hingga Berkunjung ke ‘Texas’-nya Malang

tyatutuAvatar border
TS
tyatutu
Usaha Manis Cendol Dawet hingga Berkunjung ke ‘Texas’-nya Malang

Pandemi masih melanda, tetapi tugas sudah menunggu kita. Yup, di saat wabah COVID mulai mereda tim tetap lanjut dinas seketika bandara dibuka. Kali ini menuju Kabupaten Malang. Rencananya ada klien pemberdayaan di sana yang wajib diliput dan dibahas. Pemberdayaan penduduk desa ini tentu bukanlah sesuatu yang wah karena temanya soal Cendol Dawet.

Di pelosok Malang, tepatnya di Desa Lasah ada banyak penjual cendol dawet yang sudah berdaya karena bantuan dan pelatihan dari bank BUMN. Sebelum menuju ke sana, saya meeting dulu dengan perwakilan bank, mengenai konten apa saja yang akan dibahas dan memang Malang itu tak bisa jauh-jauh dari pertanian dan perkebunan. Maka list kita sudah penuh dengan menengok ragam usaha itu.



Sampai di desa yang memang perkampungan beneran, saya sudah disambut si tokoh utama yang mengaku sudah berhasil membawa anaknya naik derajat kuliah dari hanya berjualan cendol dawet saja. Berbeda dengan cendol dawet pada umumnya, cendol dawet ini dari sagu bukan dari tepung jadi teksturnya lebih lembut dan kenyal. Namun secara rasa memang hampir sama, apalagi cendol ini kental banget manis gula jawanya wow.



Seperti liputan pada umumnya, kami mewawancarai si bapak dan anaknya juga. Kemudian melihat cara pembuatannya, foto dan video, setting sana sini tetapi yang saya ingat ketika bapak menceritakan perjuangan menyekolahkan anaknya. Dia sempat direndahkan karena cuma jualan cendol dawet tapi nekat sekolahkan anak sampai perguruan tinggi. Bibirnya bergetar dan tangannya mengepal, mungkin baginya itu serupa pengalaman pahit yang membuatnya begitu sakit hati, tetapi sang anak pun akhirnya sampai juga di bangku kuliah mengambil fakultas MIPA dan juga dapat beasiswa.

Saya juga ketemu sama pamannya bapak ini yang udah sepuh banget dan diklaim sebagai penemu cendol dawet sagu. Sebab si aki ga bisa bahasa Jawa, maka habislah kita ngang ngong aja dan mengandalkan pegawai bank untuk menerjemahkan walaupun dia kesulitan lah wong bukan interpreteur ya haha. Bersyukur sih, usaha kecil begini hidup jadi si bank ini membiayai modal, membantu pengemasan yang baik sampai beliin gerobak dan cangkir jadi para penjual makin semangat bekerja.

Selepas huru-hara percendolan, keesok harinya kami mengunjungi Texas-nya Malang di daerah Pujon. Ada wisata namanya The Roudh 78, filosfis karena maksudnya pemilik itu Raudah, tempat suci umat Islam. Di sinilah cendol dawet khas Lasah ini juga dipasok, si bapak pun rela jauh-jauh ke sini yang sekitar 1 jam loh dari Desa Lasah, wow super. Balik lagi ke The Roudh yang nyata isinya berbagai wahana yang bermacam-macam dan luas sekali. Ada spot foto ala-ala, kolam okan, tempat makan, main kuda dan sebagainya. Tempatnya enakeun karena dikelilingi bukit dan pegunungan jadi udaranya adem pisan



Bisa bengong sambil lihat kolam ikan juga sembari ngopi atau makan yang pas datang lama amet tapi yang paling berkesan itu ya, stroberi asli Pujon yang Masyaallah manis banget walaupun pitik banget ukurannya. Harganya sekotak juga cuma Rp 11 ribu, duh kenapa stroberi ini gak masuk supermarket kesel. Gak ada stroberi lokal seenak di Pujon loh, dijamin deh!


Habis dari Pujon kita mau lihat emak-emak rempong bikin yoghurt sekalian ke peternakan sapi, gak lupa juga mau foto cantik bersama bunga-bunga krisan. Tungguin cerita selanjutnya di sini. 





0
298
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Travellers
TravellersKASKUS Official
23.1KThread11.5KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.