Ane bahas dari sisi investasi secara umum ya:

1. ke pasar saham

Jelas efeknya langsung rontok semua kan? kenapa rontok? karena ekspektasi pertumbuhan ekonomi lebih lambat. Kalau ekonomi lebih lambat, ya bisnis jadi melambat juga, kinerja keuangan emiten juga berpotensi melambat. Seluruh sektor [nggak cuma properti dan otomotif yang terkait kredit KPR dan KKB] langsung merah. Kecuali beberapa saham cyclical kayak $MARI dkk yang terkait Erick Thohir masih naik tinggi karena sentimen lain.



Terus, saham bank bisa cuan dong? ini pertanyaan umum ketika bahas adanya kenaikan suku bunga bank sentral. JAWABANNYA TIDAK, ini saham bank juga pusing. Ibaratnya, dia ada likuiditas alias uang tabungan masyarakat nih, tapi dia bakal lebih selektif dalam nyalurin kredit.

Kenapa? karena ekonomi melambat kalau salah kasih kredit bisa jadi kredit bermasalah. Di sisi lain, bunga deposito tinggi sehingga beban bunga naik, di tengah potensi perlambatan pendapatan bunga karena kehati2an dalam penyaluran kredit. bagian ini bisa dibaca selengkapnya di sini 

2. Ke strategi investasi

Nah, dengan tingkat suku bunga yang tinggi banget ini, saya jadi teringat omongan om Ray Dalio tentang cash is good ketika suku bunga tinggi. Kenapa? karena tingkat kupon obligasi hingga bunga deposito berpotensi lebih menarik dibandingkan dengan saham yang risiko lebih besar dan trennya cenderung bearish.

Namun, contoh Ray Dalio menggunakan cerita di US, bagaimana di Indonesia? saya sudah elaborasi semuanya di sini

Secara umum: deposito tetap kurang menarik jika menggunakan indikator dari Ray Dalio di mana ada dua formula, yakni:

1. Cash is Good jika keuntungan Risk Free (yang digambarkan untuk deposito dijamin LPS dan SBN) lebih tinggi 1% di atas inflasi
2. Cash is Good jika keuntungan di atas pertumbuhan ekonomi + Inflasi

Kira-kira, kamu yang rajin trading kepikiran pindahkan sebagian aset ke SBN nggak nih?

Untuk mau tahu saham terbaik saat suku bunga tinggi bisa cek di sini