Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

namakuveAvatar border
TS
namakuve
Jangan Lembur Sendirian - KUNCEN
Jangan Lembur Sendirian - KUNCEN

Hari ini seperti hari-hari lainnya, aku pulang paling akhir dari kantor. Hari selasa, hari kedua aku menempati meja kerja dilantai dua, meninggalkan meja yang telah setengah tahun kutempati dilantai satu.

Spoiler for TKP:


Aku tidak mengindahkan Kabar-kabur yang menyebutkan bahwa lantai dua ini paling "ramai". Toh selama setengah tahun kemarin dilantai satu, bisa dibilang aku yang paling sering terakhir meninggalkan ruangan, dan tidak ada kejadian spesial.

Spoiler for pengalaman:


Kulihat jam tangan sudah menunjukkan pukul 17.20 WIB. Kini hanya tinggal aku dan Pak Tio (Seorang Manager Marketing) dilantai dua ini.. Ah tidak tidak.. pasti hanya tinggal kami berdua digedung Kantor dan Laboratorium, aku yakin.

Seperti Senin kemarin, Pak Tio menghampiriku sebelum pulang. Posisi meja kerjaku membelakangi pintu, jadi mayoritas karyawan akan melewatiku saat datang dan pulang kerja.

"Mo pulang jam berapa Ve?" Tanya Pak Tio sambil berdiri disamping meja kerjaku.

"Masih entar Pak. Banyak yang belum dicek. Tapi ini sudah bilang suami minta dijemput jam delapan". Jawabku sambil menunjuk ke HP.

"Ok Ve. Aku duluan ya Ve.. tar aku minta tolong Security temenin kamu lagi." ujar Pak Tio kemudian.

"Gak usah Pak Tio" tolakku cepat
"Gak enak nyusahin orang Pak..."

"Gak nyusahin ituu, kan kerjaan mereka emang berjaga Ve.. Karyawan itu asset berharga lho Ve.. gak salah kalo dijagain." bujuk Pak Tio.

"Pak Jito nya gak mau duduk sama sekali Pak Tioo.. Ve kan jadi gak enak, berasa nyetrap orang.. hadeehhh" jawabku yang disambut tawa Pak Tio.

Spoiler for kemarin:


"Yakin Ve.. mau sendirian aja?" Pak Tio memastikan.

Aku mengangguk sambil senyum.

"Berani?" Pak Tio melanjutkan kalimatnya sambil menatapku lekat.

Kuacungkan dua jempol untuk menjawab pertanyaan Pak Tio tersebut.

"Yaudah,, Aku Duluan Ve... hati - hati.. Security gak aku minta naik lho yaa.."

"Siapp Pak Tio.. Aman Pak. Pak Tio hati - hati dijalan" sahutku.

Pak Tio berjalan melewati pintu dibelakangku. Seiring suara langkah kakinya menuruni tangga, sosoknya tidak terlihat lagi dari kaca. Dan jadilah aku sendirian digedung tiga lantai ini.
Tak lama kemudian adzan Maghrib terdengar dari masjid dikampung sebelah. Aku sedang tidak sholat, jadi sama sekali tidak beranjak dari mejaku.
Hening. Hanya terdengar suara mouse dan sesekali suara keyboard yang kupakai mengetik.

Breeengg.. tercium aroma melati yang sangat kuat. Aku mengusap-usap hidung dan berusaha menjaga fokusku tetap pada pekerjaan. Beberapa saat kemudian aroma melati tersebut mulai memudar dan kemudian benar-benar tak tercium lagi. Kuhembuskan nafas lega.

Tak lama, kembali tercium aroma..
kali ini aroma ikan bakar.
Beuuhh.. tau aja aku laper..
waitt,, Kuingat - ingat, selama ini aroma masakan tetangga tidak pernah tembus ke ruangan lantai dua ini. Setelah keluar pintu kaca dibelakangku, masih harus melewati pintu utama di lantai satu.
"Lupakan Ve.. Lupakan ikan bakar, ni kerjaan harus kelar" gumamku dan tetap fokus menatap monitor. Kembali hanya suara mouse dan keyboard yang terdengar.

Belum genap sepuluh menit, aku merasa ada yang berlalu-lalang diarea Tim Penjualan didepanku. Kadang dari sudut mata kulihat semburat yang melintas. Sesekali seperti asap hitam, sesekali seperti asap putih. Aku bersyukur antar meja kerja dibatasi kaca buram setinggi 40cm.
"Silahkan sibuk, sebentar lagi aku pulang.. sabarlah." ucapku dalam hati, tidak berani melafalkan, takut ada yang menjawab.

Kini aku sepenuhnya percaya bahwa lantai dua ini paling "ramai" oleh entitas mereka. Fix No Debat.

Berikutnya terdengar suara seperti plastik snack dibuka dari meja depanku. Reflek aku bediri dan melongok melewati kaca pembatas. Terlihat meja depan kosong, begitu juga meja-meja yang lain diruangan ini. Tidak ada snack, tidak ada orang, tidak terlihat tikus yang kukira hendak mencuri snack teman kerjaku.

Aku edarkan pandangan mengelilingi ruangan yang masih benderang. Seluruh lampu masih dinyalakan. Aku tertawa kecil, menertawakan kebodohan sendiri. Tikus tidak bisa membuka kemasan snack dengan cara seperti itu... kenapa ditengok tolol... Untung saja mereka tidak memperlihatkan diri. Aku duduk dan berusaha memfokuskan kembali pikiran pada pekerjaan.

Seliweran - seliweran semburat hitam dan putih yang terlihat dari sudut mataku masih beberapa kali terjadi. Kurasakan dorongan yang sangat kuat untuk melihat ke arah sudut timur ruangan. Tidak.. tidak akan kuturuti.
"Ruangan ini sepenuhnya kosong, hanya ada aku. Jangan tengok kemana - mana" gumamku.

Gangguan masih berlanjut. Kini terdengar suara ketuk-ketuk di meja depan, seperti suara bolpoin diketukkan ke meja.

Kemudian terdengar suara langkah kaki seperti ada orang yang naik turun tangga samping. Sempat kuharap itu Pak Jito yang datang untuk pengecekan, namun ini belum waktunya. Kuyakinkan diri untuk tetap fokus pada pekerjaan.

Selanjutnya terdengar suara air mengalir dari pantry. Seperti ada yang membuka kran untuk cuci piring. Suasana masih "ramai" dan tidak aku gubris.

Terdengar adzan Isya dari masjid dikampung sebelah.

"Sedikit lagi Ve. Lima pengajuan lagi. Sudah tau itu siapa kan.. mereka caper, gausah diperhatikan." Gumamku menyemangati diri.

Tiba-tiba lampu diatasku berkedip-kedip. Jika ada masalah disaluran listrik, seharusnya satu deret terganggu semua. Tapi ini hanya satu lampu yang berada tepat diatasku.

kuraih telepon duduk dan menelepon Pos Jaga Depan.
"Security. Ada yang bisa dibantu?" Suara Pak Jito terdengar diseberang sana.

"Pak Jito, apakah Tim Maintenance masih ada yang standby?" tanyaku.

"Sudah balik kanan mba Ve. Ada apa cariin maintenance mba?" Tanya Pak Jito.

"Gakpapa Pak Jito. Besok saja. Yaudah Pak, saya tutup nggih. Terimakasih." Ujarku sambil meletakkan kembali gagang telepon setelah kudengar Pak Jito menjawab "siap mba Ve".


Aku melihat jam tangan, pukul tujuh kurang dua menit. Satu jam lagi aku dijemput, ini sudah harus selesai.

Pettt. Monitor komputerku mati mendadak. Segera aku cek CPU nya. Masih menyala, berarti monitornya saja. Aku coba menekan tombol power. Monitor hidup kembali.

Dua menit kemudian..
Pettt.. monitor mati kembali. Sambil menghela nafas ku pencet lagi tombol power. Monitor hidup lagi.

Belum genap dua menit,, pett... monitor kembali mati. Berulang ku pencet tombol power, namun monitor tak kunjung hidup kembali.

Huhhh.. kuhembuskan nafas dengan keras. Tinggal sedikit lagi kenapa harus rewel sih ni monitor.
Dengan kesal kuraih gagang telepon dan kembali menghubungi Pos Jaga Depan.

"Security. Ada yang bisa dibantu?" Kembali suara Pak Jito terdengar diseberang sana.

"Pak Jito, apakah Tim IT masih ada yang standby?" tanyaku.

"Tidak ada mba Ve. Sudah balik kanan semua. Ini yang masih aktif Security, produksi, dan mba Ve. Mba Ve masih lama kah? Apakah perlu saya temani?" Tanya Pak Jito.

"Tidak Pak Jito. Saya paling jam delapan ikutan balik kanan Pak. Terimakasih tawarannya." Jawabku.

"Siapp mba Ve. Kalau nanti merasa perlu ditemani, jangan sungkan bilang ya mba." Pak Jito berujar

"siapp pak".


Kuletakkan kembali gagang telepon. Kutatap monitor sambil berkata: "ayolah.. kalo gak kooperatif besok tak tukar yang baru".
Kupencet tombol power dan.. uuulallaa.. monitor bisa hidup kembali. Tetapi belum genap satu pengajuan selesai aku cek, monitor kembali mati.

Akhhh.. kezell..
Apa kabelnya ketendang ya?
Ditemani lampu yang masih berkedip aku melihat kebawah meja, mencoba menelusuri kabel monitor. Mendadak kurasakan pundakku berat, dan bulu kudukku meremang. Aku meluruskan punggung, mungkin tadi salah posisi. Ku merentangkan lengang, dan mencoba beberapa gerakan untuk melemaskan otot. Tapi rasa berat dipundak tetap terasa.
"Huueekkk" kubekap mulutku, berjaga jika ada yang termuntahkan.
"Huueekkk" kenapa ini? Mendadak sakit?
Perutku mual, dan pundak benar-benar berat.

Sepertinya aku berada dipuncak gangguan. Aku teringat perkataan seorang teman yang mendalami hal-hal gaib. Ketika entitas lain berusaha masuk kedalam tubuh manusia, terkadang muncul rasa mual karena jiwa kita tidak bersedia menyerahkan tempatnya.

Segera kumatikan komputer, mengemasi barang, dan bergegas keluar ruangan. Aku tidak boleh kehilangan kesadaran. Diiringi rasa mual dan berat dipundak, aku menuruni tangga samping dan terus berjalan menuju Gerbang Depan sambil menelpon suami minta dijemput sekarang juga.

Anehnya, rasa mual dan berat dipundak itu menghilang sesaat setelah aku melewati Pos Jaga Dalam. Namun aku tetap berjalan dengan cepat. Sesampainya di Pos Jaga Depan, Pak Jito memandang kaget.

"Mba Ve kenapa, pucat sekali? Yang jemput belum datang lho mba" biasanya suami sampai depan gerbang baru aku keluar ruangan.

"Gak enak badan Pak Jito. Oya Pak, tadi saya belum sempat mematikan AC dan lampu. Minta tolong nanti saat Pak Jito berkeliling, dibantu mematikan nggih..?" Ucapku sambil duduk didepan pos jaga depan.

"Siapp mba Ve. Aman. Nanti sekalian saya kunci pintu samping" jawab Pak Jito sambil berlalu keluar gerbang.

Beberapa menit kemudian Pak Jito kembali dengan membawa segelas teh panas dan memberikannya padaku. Aku menerima teh Panas dan meminumnya perlahan. Sambil menunggu suami datang, aku menceritakan yang kualami tadi kepada Pak Jito.

Beliau mendengarkan dengan seksama dan berujar: "Orang kantor yang lembur sendirian ya cuman mba Ve. Lainnya pasti sama tim. Memang gedung itu lantai dua yang paling iseng mba. Partner saya ada tuh yang resign gegara gak kuat berkeliling digedung sono."

Keesokan paginya..
Tim Maintenance memeriksa lampu diatas meja kerjaku dan salurannya. Tidak ditemukan kerusakan. Lampu juga menyala normal tidak berkedip.
Tim IT yang memeriksa monitorku juga tidak menemukan adanya kerusakan. Dan hingga beberapa tahun kemudian monitor dan seluruh komponen komputerku bekerja dengan normal.

Sejak saat itu, aku membatasi diri untuk pulang sebelum Isya.


---the end--
Diubah oleh namakuve 24-09-2023 15:35
bukhoriganAvatar border
rn2150381970Avatar border
annaonymusAvatar border
annaonymus dan 4 lainnya memberi reputasi
5
195
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.