fragilsAvatar border
TS
fragils
Kejadian Saat Di Rumah Sakit Yang Tidak Bisa Dilupakan - KUNCEN




Pada Awal tahun 2008 aku sakit tifus dan harus di opname di sebuah Rs daerah.
Karena kami merantau jadi tidak ada yang menjaga anakku panggil saja Naiyya, jadi terpaksa dia pun sepulang sekolah ikut menginap juga di Rs karena ayahnya harus bekerja.

Singkat cerita , sore itu ada beberapa teman juga tetangga yang datang menjenguk , seperti biasa kami berbincang dan bercanda.
Seperti anak2 pada umumnya Naiyya sangat senang dengan kehadiran mereka ,terutama karena mereka membawa buah tangan untuk kami.

Tetapi dia tahu aturan yang di ajarkan ayahnya, kalau tamu belum pulang dilarang membuka nya.
Dan Naiyya sangat berharap tamu lekas pulang agar bisa membuka beberapa bungkusan itu dan melihat apakah ada makanan kesukaan nya.

Tamu pun mulai pamit pulang karena sudah menjelang magrib.
Namun ku lihat Naiyya masih belum juga bergerak membukanya, " kenapa kok belum di buka bungkusannya Naiy.." tanyaku heran.
Tiba tiba dia berbisik di telingaku , " Bu , kenapa Tante itu kok ndak pergi2 ya.."

" Tante yang mana lagi si nak, kan sudah pulang semua. sekarang hanya tinggal Naiyya sama ibu saja". Tanya ku lagi bertambah heran ,ku lihat sekeliling kamar tidak ada orang lagi. Kebetulan dalam kamar ada tiga ranjang dan hanya satu ranjang saja yang terisi yaitu aku.

" Itu loh bu, Tante itu dari tadi berdiri di dekat tivi melihat ke arah kita terus tapi diam saja tidak bicara , Naiyya samperin kesana ya .." Naiyya pun hendak berlari menunjukkan padaku Tante yang di ceritakannya itu , buru2 ku tarik tangan mungilnya ke arahku.

" Naiyya .. , Eh ini ada roti coklat loh ,kesukaan Naiyya kan.." Ku coba mengalihkan perhatiannya sambil membuka satu bungkusan plastik di meja samping dan kebetulan ada roti isi coklat kesukaannya.

Entah mengapa perasaanku menjadi tidak nyaman . Aku sama sekali tidak melihat ada orang lain lagi selain kami berdua, siapa Tante yang dibilang Naiyya tadi.
Tiba2 saja aku merinding , jantung berdebar2 tidak karuan . Seperti ada sepasang mata yang memandangku dengan tajam di depan tivi , aku berusaha tidak menghiraukannya.

Adzan magrib pun berkumandang , aku berusaha bangkit berdiri dan membetulkan selang infus di tangan kiriku.
" Naiyya ..bantu ibu ya ke kamar mandi, kita wudhu bareng ". Naiyya pun bergegas menggandeng tanganku dengan tangannya yang masih belepotan coklat.
" Ibu , Tante itu kok pulang ndak pamit ya sama kita..kapan pergi nya ." Tanyanya keheranan.

" Mungkin waktu Naiyya lagi makan roti tadi ya Tante itu pamit pulang ke ibu, habis rotinya enak bu..sampe ndak lihat Tante tadi pulang."
Ku diamkan saja dia berceloteh. Setelah sholat suamiku datang dari rumah membawakan baju ganti buat Naiyya.

Ku ceritakan semuanya dari kunjungan teman juga para tetangga , tidak lupa juga si tante yang di lihat Naiyya.
Suamiku diam saja tidak merespon, hanya tersenyum sambil membetulkan infus yang ku matikan setelah ke wc tadi.

Malam pun telah tiba , ku lihat Naiyya sudah tidur dibawah ranjangku. Sementara suamiku sedang merokok di teras belakang.
Jam sudah menunjukkan pukul 23.00 tapi mataku masih belum bisa terpejam, sesekali suster datang menginjeksi dan mengontrol infusku.

Setelah suster keluar samar2 ku lihat ada seorang wanita yang tidur di ranjang sebelah, Mungkin dia pasien baru pikirku.
Wanita itu tidur memunggungiku, Dia memakai baju piama Rs yang sama dengan ku. aku senang karena sudah ada teman sehingga tidak sepi lagi.

Ku lihat wanita itu masih belum tidur karena tangannya bergerak seperti memegang sesuatu.
Ku coba menyapanya dan dia diam saja .
Tiba2 terdengar dia menangis sesenggukan, tangisan itu sangat menyedihkan.


" Ibu kenapa bu.." tanyaku sambil membetulkan bantal agar bisa menjadi sandaran dudukku.


Ibu itu terus menangis tersedu - sedu seakan tidak menghiraukan pertanyaan ku , atau mungkin dia memang sedang sangat sedih sehingga tidak memperdulikan yang lain.

Aku pun berusaha Memahami dan tidak mengganggunya lagi, mungkin dia lagi ingin sendiri pikirku.
Namun semakin lama tangisan itu semakin aneh, terdengar begitu pilu menyayat hati dan membuat merinding.

Ku coba untuk mengubah posisi dudukku dengan berbaring sambil terus memandang ibu itu dengan rasa iba dan penasaran.
Dan sepertinya ibu itu terasa jika aku terus memandangnya, dia pun membalikkan badannya ke arahku perlahan - lahan.



Seketika itu aku langsung berteriak memanggil suamiku sambil memencet bel suster sampai selang infus di tangan kiriku terlepas. "Astagfirullah...maaaaaas....susteeer....tolooooooong.." tangis ku pun pecah pada saat itu, tubuhku bergetar gemetar, pandangan pun mulai gelap lalu sudah tidak tau apa2 lagi.

Sayup2 aku mendengar suara banyak orang yang terus memanggilku , namun entah mengapa sulit sekali untuk membuka mata.
Anehnya aku bisa melihat ibu itu berdiri di samping ranjangku sambil berkata " Tolong pulangkan jasadku..aku mau pulang.." lalu menghilang.

Akupun mulai siuman, ku lihat ada beberapa suster , dokter Widya juga Naiyya dan suamiku.
Tiba2 aku menangis histeris, ku peluk suamiku dengan rasa takut yang sangat.
Setelah aku mulai tenang perlahan ku ceritakan semua pada dokter Widya sementara suamiku membawa Naiyya keluar kamar agar tidak takut.

Dokter Widya mendengarkan ceritaku dengan seksama sesekali dia menghela napas panjang,
Dia adalah dokter jaga pada malam itu.
" Dokter..saya ingin pindah dari kamar ini dok, adakah kamar kelas tiga yang kosong..tolong lah dok, saya takut disini."
" Maaf ibu, kamar kelas 3 yang lain masih penuh untuk saat ini. Mungkin sehari atau 2 hari lagi nanti saya kabari bu, sekarang ibu sementara ini tenangkan diri dulu ya.. mungkin ibu merasa kesepian karena sendirian di kamar ini, jadi berhalusinasi. Biar saya bicarakan dengan suami ibu ya..agar jangan jauh2 dari ibu ." Dokter Widya pun berdiri dan pergi keluar kamar memanggil suamiku.

Suamiku masuk kamar dengan naiyya, ku coba untuk tenang agar anakku tidak ketakutan.
" Ibu.. mana yang sakit bu, tangan ibu tadi berdarah darah loh..kenapa ibu tadi pingsan." Naiyya setengah berlari menghampiriku, wajahnya begitu khawatir di usap2 nya lengan ku .
" Ibu tadi itu mimpi buruk naiyya..jadi teriak, lalu selang infus terlepas dan berdarah ,ibu kaget terus pingsan ." Jawabku sambil ku tatap suamiku memberi kode untuk segera menyuruh naiyya tidur lagi.

" Naiyya..bobo lagi yuk, kan masih malam besok harus sekolah loh." Bujuk suamiku ke naiyya.
Alhamdulillah anakku termasuk anak yang penurut dia pun kembali tidur.

" Sebenarnya tadi itu kamu melihat apa to dek..,aku lagi rokok an diluar kaget dengar jeritanmu.."
Suamiku mengambil kursi lalu duduk di samping kanan ranjang.
" Mas.. kita pulang saja yuk, berobat jalan saja.
Aku sudah ndak berani loh tidur di kamar ini lagi, tadi itu aku melihat ada ibu2 yang tidur di ranjang itu. Ku kira pasien baru mas, dia nangis terus kayak sedih gitu. Nah..ku tanya kenapa, dia ndak jawab tapi menoleh ke arahku wajahnya pucat sekali dan dari hidung juga mulutnya keluar darah aku takut mas.. Aku cerita ke dokter Widya tapi dia ndak percaya di kira aku berhalusinasi.."

" Yaa..besok pagi coba ku bicarakan lagi dengan dokter utomo ya, sekarang tidurlah aku disini ndak kemana2 lagi.." suami ku membetulkan selimutku dan mengusap2 punggungku agar aku tidur.
Entah apa yang terjadi tiba2 kami semua tertidur pulas hingga keesokan subuhnya kami kaget karna posisi tidur naiyya sudah tidak di bawah lagi.

" Astagfirullah...maaas, bangun maas .. naiyya ..naiyya kenapa tidur disitu. " Ku gerak2 kan tubuh suamiku yg masih tidur sambil duduk di sampingku.

Saat Opname di RS ( Part 3)

Ku guncang2 tubuh suamiku karena panik , "Maaas..astagfirullah , bangun mas.. itu Naiyya mas kenapa bisa tidur di situ.."

" Naiyya..kenapa Naiyya dek ?" Suamiku pun terbangun dan langsung melihat Naiyya di kasur lipat samping kiri bawah ranjangku.

" Loh..kok bisa pindah ke atas ya , kan tinggi itu ranjangnya astagfirullah.." buru2 dia bangun kan anaknya.
" Naiyya..bangun nak, Naiyya.."
" Naiyya.. demam dek, bagaimana ini..coba panggil suster nya dek."

Suster pun segera datang, dan memeriksa keadaan anak kami.

" Suhu tubuhnya lumayan panas bu, mungkin Naiyya kelelahan ini ikut menjaga ibunya."
Suster itu segera keluar kamar untuk mengambil obat penurun panas.

" Loh..Naiyya kenapa jadi di sini ya bu, bukannya tadi malam tidul dibawah.." Tanya nya keheranan.
" Bapak ya.. yang mindahin ke atas sini, kan
dilalang pak, sama sustel nya.."

" Sementara ini ndak apa Naiyya..tadi Suster nya boleh kok..sudah diam saja dulu di situ ya." Suamiku membetulkan selimut Naiyya.

" Mas..Naiyya biar turun saja jangan tidur disitu , aku kuatir kalau dia tidur di ranjang itu."

Entah mengapa aku jadi teringat lagi dengan hantu ibu semalam, yang tidur di ranjang itu dengan wajah menyeramkan.
Naiyya segera di gendong di pindahkan lagi ke kasur bawah.

Setelah sholat subuh Naiyya tidur lagi, alhamdulillah suhu tubuhnya sudah normal.

" Mas, sebaiknya kita pulang saja yuk..aku takut mas kalau sampai Naiyya kenapa2, ini jelas sudah ndak beres mas, mana mungkin Naiyya bisa tidur di ranjang itu. wong dia naik saja ndak bisa kok.."

" Ya..nanti coba aku bicara dengan dokter Utomo, kita menginap baru 2 hari loh dek, lalu bagaimana dengan sakit mu.."

" Aku sudah baikan kok mas, asal istirahat cukup, makan yang halus2 dulu dan minum obat insyaaALLOH sehat lagi seperti sediakala, kalau terus disini aku mungkin semakin lama sembuh nya karena takut , mas."

" Ya sudah kalau begitu, aku pulang dulu sebentar ya..mandi dan ambilkan baju ganti Naiyya. " suami ku mulai berkemas memasukkan baju kotor juga barang2 yang sudah tidak di perlukan lagi.

"Jangan lama2 ya mas, nanti keburu dokter Utomo datang." Di lihat nya sebentar anak semata wayang kami yang masih tidur di bawah, lalu melangkah pulang.

Singkat cerita, beberapa saat setelah Suamiku pergi , aku tertidur dan bermimpi ibu yang semalam tidur di ranjang sebelahku.
Dia berada di sebuah rumah kontrakan dan bertengkar dengan seorang laki2 sepertinya suaminya, laki2 itu pergi dengan keadaan marah membanting pintu.

Ibu itu menangis lalu keluar rumah ke jalan raya dan dalam keadaan bingung kemudian tertabrak motor jatuh di aspal, motor itu segera kabur entah kemana.

" Astagfirullah..astagfirullah ibu.." Aku terbangun, air mata mengalir di pipiku , keringat membasahi tubuhku.

Ku lihat sekeliling kamar sepi, Naiyya masih tidur.
Dokter Utomo biasanya kalau datang menjenguk pasien rawat inap agak siang setelah dhuhur karena harus memeriksa pasien yang baru datang.

" Siapa ibu itu ..kenapa dia terus menghantuiku.." pikiran ku jadi tidak tenang.

Ku lihat ada seseorang yang masuk kamar ku, ternyata mbak Warni temanku mengaji.

" Assalamualaikum mbak Um.. bagaimana keadaannya sekarang.." senyumnya yang khas mengembang dari bibirnya.

Kebetulan mbak Warni salah satu Suster di Rs tempatku menginap.

" Wa'alaikumsalam wr wb alhamdulillah sudah baikan mbak sekarang, oh ya mbak kok tau saya di sini."

" Iya tadi ketemu sama bapak Naiyya di parkiran motor terus cerita , katanya mbak Ummy disini ."

" Wah..kebetulan ini, aku bisa cerita yang semalam ke mbak Warni." Batinku.
" Mbak beberapa waktu kemarin di Rs ini ada pasien ibu2 sekitar usia 30 tahun tertabrak motor di rawat inap di kamar ini kah ?."

" Iya mbak, kasihan korban tabrak lari 3 hari yang lalu meninggalnya." mbak Warni menghela nafas panjang kemudian melanjutkan ceritanya.

" Ibu itu.. dibawa kesini masih hidup, kami berusaha semaksimal mungkin menyelamatkan nyawanya alhamdulillah sudah melewati masa kritis jadi bisa dipindahkan dari ruang ICU ke kamar ini."

" Lalu mbak..?" Tanyaku tidak sabar ingin tau kelanjutan ceritanya .

" Walau sudah melewati masa kritis dia tidak mau bicara dan makan sedikit pun, seperti bingung, stres gitu, tidak ada satupun keluarga yang datang menjenguknya..beberapa hari kemudian dia menghembuskan nafas terakhir." Mbak warni berhenti sebentar membetulkan infus ku.

" Kasihan sebenarnya ibu itu, kami pun bingung mencari keluarganya , karena menurut tetangga ibu ini orang Sulawesi, yang ikut merantau dengan suaminya ke Kalimantan, karena belum juga punya keturunan suaminya selingkuh dan mau nikah lagi.."

" Lalu kemana suaminya sekarang mbak..?"

" Entahlah..ada yang bilang suaminya sudah pergi jauh dengan selingkuhannya, dan ibu ini ditinggal begitu saja."

" Astagfirullah..kasihan ya mbak, lah terus jenazah nya sekarang bagaimana ,mbak ."

" Sementara ini masih ada di ruang pendingin jenazah, polisi sedang mencari keberadaan keluarga si ibu di Sulawesi masih belum ketemu, tapi untungnya wajah si ibu ini masih utuh jadi bisa dikenali, polisi juga sudah mengumpulkan beberapa petunjuk keberadaan keluarganya, kita doakan saja ya semoga segera ketemu keluarganya."

" Ya mbak, kasihan kalau sampai tidak ada keluarga yang memakamkannya.." tidak terasa air mataku menetes lagi di pipi.

" Eeh..kenapa menangis mbak..Oh ya mana Naiyya , kangen aku sama Naiyya."

" Itu masih tidur di kasur bawah..tadi subuh demam dia mbak.."

Lalu ku ceritakan yang terjadi semalam sampai mimpiku melihat si ibu tadi pagi.
Kami pun berbincang2 lagi sampai akhirnya suamiku datang bersamaan dengan dokter Utomo beserta suster2 nya.

" Ibu , bagaimana keadaannya bu..kelihatannya ibu sudah sehat ini ya..sudah asik ngobrol nih dengan Suster Warni." Dokter Utomo memang ramah dan baik pada semua orang terutama pasiennya, suster pun segera memeriksaku,.

" Ibu.. ini tadi suami ibu sudah cerita ke saya, ibu ingin pulang ya.." senyumnya mengembang ramah.

" Iya dokter..saya sudah boleh pulang ya dok.."

" Di periksa dulu ya bu, kalau nanti hasilnya bagus boleh pulang .. tapi , harus kontrol kesini seminggu lagi . kasihan itu anak ibu sampe demam kelelahan disini..oh ya obatnya jangan lupa di minum ya bu."

Alhamdulillah..akhirnya bisa pulang, lega rasanya.
Setelah mengurus administrasi dan antri obat , kami pun pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah mertuaku menyarankan agar membawa Naiyya berobat ke ustad Hadi agar tidak di ganggu lagi dengan hantu ibu itu.

Dan ustad Hadi mengatakan kalau yang memindahkan Naiyya ke atas ranjang kemarin ya ibu itu, karena tidak tega melihat Naiyya kedinginan di bawah.

Beberapa minggu kemudian aku bertemu mbak Warni lagi di pengajian , dia bilang kalau keluarga ibu itu sudah ketemu dan jenazahnya sudah dibawa pulang untuk dimakamkan di tanah kelahirannya Sulawesi.

Syukurlah aku ikut bahagia akhirnya si ibu sudah bisa tenang tidak gentayangan lagi.

Selesai.
tapikucingba325Avatar border
kubelti3Avatar border
annaonymusAvatar border
annaonymus dan 10 lainnya memberi reputasi
11
616
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread41.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.