Halo Useless People! Gimana? Paru-paru aman?

Kali ini saya akan membagikan sekelumit kisah pas saya berkunjung ke Synchronize Fest untuk pertama kali, pada 1, 2, 3 September 2023. Yaaa, walaupun sudah dari 2017 merantau di Tangerang, dan sejak 2021 di Jakarta, saya belum pernah berkunjung ke salah satu festival musik paling ditunggu pencinta musik tanah air ini.

Selain itu, momennya sungguh pas, selesai skripsi, selesai sidang, dan lulus. Walaupun revisi belum selesai. Atau lebih tepatnya belum mau menyelesaikannya, wkwkwk. Jadi, anggap saja self reward (mencoba mencari pembenaran atas keborosan).

Jumat, 1 September 2023, adalah hari pertama saya datang ke Synchonize Fest.

Saya tidak datang sejak siang, karena sebagai salah satu baut dari bangunan megah bernama kapitalisme, saya harus mengentaskan kewajiban terlebih dahulu. Mau ambil cuti tapi eman-eman, dan pekewuh dengan sohabat sebut sajar Timbul, sesama baut kapitalis yang belum punya cuti. 

Performer pertama yang ingin kami tonton adalah J-Rocks, tampil pukul 18.15. Berangkat pukul 17.15 Kami memilih mengisi perut dulu, karena saya haqqul yakin bahwa harga makanan di dalam festival sangat biadab. Sangat tidak mengakomodir kaum dhuafa macam kami.

Petaka pertama dimulai dari makan, dasarnya manusia lapar yang sering tersumbat logikanya. Dengan waktu yang terbatas, kami tidak memilih makan makanan cepat saji macam bakso. Namun malah mampir ke penjual gado-gado yang butuh proses lebih dalam dalam penyajiannya.

Selanjutnya kami mampir ke masjid untuk Magrib. Petaka kedua muncul setelah Magrib. Terjadi insiden saya terkunci di toilet untuk beberapa menit karena kunci pintu bermasalah. Untuk orang-orang yang ingin membuat rumah, saya sarankan untuk tidak menggunakan tipe kunci gagang pintu bulat. 


Source: Kunci Laknat

Petaka ketiga hadir saat mau masuk JI Expo. Entah siapa orang dibalik ide jenius ini. Dari pintu yang berjumlah 6 pintu, hanya dibuka 1. Hal itu menjadikan proses masuk bertambah belasan menit.

Ah, sungguh bangga melihat bukti nyata bahwa manusia Indonesia masih memegang kearifan lokal "Jika bisa dipersulit, kenapa dipermudah?"

Skip skip skip, kami berhasil masuk dan tiba di District Stage tempat J-Rocks perform. Lalu apa yang terjadi? Benar. Saat kami datang, J-Rocks sedang membawakan lagu Meraih Mimpi sebagi penutup pertunjukkan mereka.

Kami bergeser ke Lake Stage yg berjarak beberapa belas meter dari District Stage. Dari sini kami jadi bertiga, karena saya sebenarnya 2 orang. Tentu tidak. Ada 1 sohabat lagi yang bergabung. Sebut saja Mawar, yang sedikit menengok Symphony From Hell.

Belum berakhir sajian dari Symphony From Hell, kami bergeser lagi ke District Stage untuk nonton Jamrud. Salah satu band yang punya lagu dengan tema yang nyentrik.

Tentu saya terbayang bakal sing along bersama lagu-lagu Ningrat, Telat 3 Bulan, Dokter Suster, Berakit-rakit, Kabari Aku, Asal British, Waktu Ku Mandi, Pelangi di Matamu, Kau dan Ibumu. Namun, dari banyak lagu hits mereka, hanya Putri dan Surti Tejo yang dibawakan.

Ah, memang berharap adalah sebuah kesalahan yang tak pernah bosan untuk diulang~

Tolong buat Jamrud, next kalo di festival musik, tolong bawakan lebih banyak lagu yang populer. Setidaknya perbandingannya 50:50. Soalnya ini bukan konser intimate yang penontonya lebih segmented.

Asli, masih kecewa sama setlist Jamrud kemaren~

Selanjutnya, kami berpisah. Mawar tetap di Distric Stage untuk menonton Barasuara. Saya dan Timbul yang ingin menumbuhkan jiwa bapak-bapak meluncur ke Dynamic Stage untuk menonton Iwan Fals X Sawung Jabo. Kami datang saat Iwan Fals membawakan salah satu lagu favorit saya, Belum Ada Judul.

Jujur tak banyak lagu yang saya tau dari setlist Iwan Fals X Sawung Jabo. Namun kami sangat menikmati pertunjukkan mereka. Gokil lah pokoknya!

Skip. Kami kembali lagi ke District Stage untuk menonton The Changcuters. Dan sudah pasti, crowd yang tercipta sangat gokil. Namun kami tak menonton hingga usai, karena kami harus kembali lagi ke Dynamic Stage untuk menghadiri sajian yang menggoyah iman. JKT48 X ex-JKT48 Gen 1.

Ya, sebagai mas-mas yang tumbuh kembangnya ditemani tembang-tembang dengan lirik absurd dan musik menggebu dari JKT48 Gen 1. Kolaborasi mereka tak boleh dilewatkan. Ya, meskipun tentu hanya beberapa member koentji saja yang hadir.

Tercatat, kalo saya tidak salah ingat, lagu yang dibawakan saat mereka perform bareng hanya Koisuru Fortune Cookie dan lagu sejuta umat Heavy Rotation.

Ah, jadi teringat masa muda~

Selepas itu, kami pulang untuk menyimpan tenaga, karena masih ada hari Day 2 yang masih perlu dikunjungi~