Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

madallvaAvatar border
TS
madallva
Bobot Bibit Bebet
"mas, bakso 2 campur, bungkus semua ya mas, "Inngih mbak " ( ya mbak) ujarku. Aku lalu dengan tenang ambil kuah bakso lalu aku masukkan ke plastik berisikan isian bakso campur yang telah kusiapkan.
"Maturnuwun mas"
"Sama sama mbak" balasku.Lalu aku duduk di kursi plastik yang aku bawa saat jualan bakso. Sudah 9 bulan aku jualan bakso ini, menggantikan ayahku yang sekarang sedang beralih profesi menukangi rumahnya sendiri. Sebenarnya aku pingin kerja di pabrik seperti teman teman lainnya, cuman karena bapak bilang " aku te ndandani omah, ewangono aku le dodol bakso setaun iki . Aku tak nukangi omah ben akeh 2 biaya kuline ( nak, aku mau renovasi rumah, bantuin aku jualan setahun ini. Aku tak menukangi rumah , biar biaya kuli tak besar) . Aku yang anak pertama lulus SMA hanya bisa diam dan mengikuti saran bapak. Toh juga dipikir pikir lumayan bisa dapat membantu keluarga mencari nafkah.
" Gus,Suro iki akeh tontonan lo , ndek kampung sebelah te ono kepang jaranan karo bantengan ( bulan sura ini banyak hiburan. Dikampung sebelah ada kepang jaranan dan bantengan) ujar roni, teman dagang sebelah lapakku. Kalau aku jualan bakso, roni jualan pisang molen.". Acarane jam 9 gus, be e koen te ndelok, engkok tak kancani "( acaranya jam 9 gus, bila saja kamu mau liat. Nanti aku temenin), Roni melanjutkan obrolannya tentang kepang sambil melintir adonan molennya. Terus terang aku tak tertarik dengan obrolan roni, maklum aku pikir kalau malam nonton kepang, takutnya pagi bangun kesiangan.
Jualan bakso memang diharuskan bangun pagi, pagi kepasar belanja dan ke tukang adonan bakso. Lalu secepatnya pulang untuk mencetak adonan bakso biar jam 10 nanti sudah siap dijual bakso tersebut. Lalu jualan bakso sampai hampir maghrib. Capek, pasti.
Namun semua sebanding dengan hasil jualan untuk biaya hidup keluarga serta sekolah adekku yang sekarang naik kelas 6 SD. Butuh biaya besar tahun ini batinku, karena habis ini adekku mau masuk SMP, serta tak lupa juga buat nambah boaya renovasi rumah.
"Bapak nang ndi buk" kataku ke ibuk ketika sampai rumah setelah selesai menaruh rombong bakso di emper rumah. " Iku nang pak agus, jare te pesen kayu ( itu ke rumah pak agus, katanya mau pesen kayu). Ooh.....ujarku
Ono opo ( ada apa) tanya ibuku. " Enggak,iku lo ban e rombong koyoke lakere seret, te tak bongkar ( ndak bu, itu ban rombong bakso seret, kayaknya lakernya seret). " Yo entenono bapak ae, engkok cek diewangi, iku ndek mejo ono tempe karo jangan kates" ( ya, tunggu bapakmu saja, biar nanti dibantu. Itu dimeja ada tempe sama sayur daun pepaya) jawab ibuku seraya mengirisi brambang. " Nggeh buk"

"Pie, sido po ra ndelok" ( gimana, jadi ikut tidak)? . Roni terus mencecarku. Engkok lek sido, tak enteni ndek prapatan masjid ( nanti kalau jadi, tak tunggu diperempatan masjid) kata roni sambil menghisap rokoknya. " Opo tak parani nang omahmu, mosok arek lanang ndek omah tok, ( apa tak jemput dirumahmu, mosok anak laki dirumah saja) cerocos roni terus. Sebelum aku menjawab, ada suara lembut " mas bakso 3 bungkus, campur semua ya. Sambal sama saosnya dipisah" . "Enggeh mbak", sambil menatap wajahnya sekilas.cantikk....
Aku kembali menyiapkan pesanan mbak tadi, yang pesan 2 bungkus campur, 2 apa 3 ya.... Aku mendadak lupa. " Mbake bungkus pinten"? . " 3 mas, seraya senyum. Cantik.... Duh gusti..aku kok grogi.
Dalam ke grogian ini aku malah memegang poni rambutku, menyibakkan ke belakang, berharap aku seperti artis taiwan yang poni depannya panjang dan dengan gaya cool menyibakkan ke bellakang. Yaa harapanku aku se cool dia.
Namun....
Krontang, entah kenapa sendok panci yang seharusnya mudah aku raih di cantolan tiba tiba jatuh ke tanah. Sambil meringis aku jongkok ambil sendok panci tersebut. Lalu aq cuci dengan air yang ada di kaleng. " Aguss....tenang gusss" kata roni sambil cengegesan dan menggoreng molen.
"Sampun mbak"
"Berapa mas"
*Totalnya 26 ribu mbak" sambil melirik sekilas wajahnya
Lalu si mbaknya mengulurkan uang senilai 100 ribu. Mateng aku, baru buka sudah dapat uang besar, mana kembaliannya belum ada. Secepat kilat aku menatap roni, " ron, ono duwek cilik a" ( ron, ada uang kecil a). Ono gus ( ada gus) jawabnya
Syukurlah ....
Setelah proses pencarian uang didompet roni , ditambah uang dari dompetku. Kuserahkan kembaliannya senilai 73 ribu.
"Yang 1000 receh ngge mbak".

Aku menatap mbak tersebut sambil takjub, baru pertama kali ini selama aku jualan aku grogi, tepatnya g fokus , atau apalah. Aku menatap mbaknya yang naik sepeda motor, melihat mbaknya mengengkol sepeda motor tersebut lalu berlalu pergi .
"Sopo kuwi ron" ( siapa itu ron)
"oh arek iku, anake pak carik ,opoo...nge sir a "( oh anak itu, anaknya pak carik . Kenapa? Suka )
"Yo mesti ta ron, wong mening ngunu , wong lanang ndi sing g ngesir. Sing dadi masalah de e ngesir aku po ra ( ya iya ron, karena dia cantik . Lelaki mana yang g suka dia. Yang jadi masalah dia suka aku apa tidak)
Oalah.... Gus gus. Ndelok arek ngunu ae grogi, opo maneh engkok tak jak ndelok jaranan, akeh sing mening koyok ngunu ( oalah gus gus, lihat anak seperti itu aja grogi, apalagi nanti lihat jaranan. Banyak yang cantik seperti itu)
Yo beda laah lek mbak iki ujarku sambil ngakak.
Lalu kami pun kembali berbincang tentang acara jaranan kepang nanti malam.

" Mas bungkus 3 porsi, kayak biasa, sambal sm saus dipisah. Tambah goreng nya 5 dipisah ya mas"
Enggeh mbak, sambil terkantuk aku melayani pembeli . Efek kemarin lihat kepang sampai jam 1 malam , serta paginya jam 4 ke pasar membuat siang ini terasa ngantuk dan berat. Sedangkan si roni hari ini tidak jualan. Sialan anak itu, janjinya kemarin walau ngantuk tetap jualan. Akhirnya di pos mangkal hanya aku yang jualan. Sebenarnya aku hari ini pingi libur, tapi melihat bapak yg dulu jualan selalu g pernah tutup, aku malu sendiri. Apalagi masak tutup gara gara tontonan.
Jalanan sepi, maklum semua orang siang ini mungkin pada tidur, apalagi ini hari minggu, serta malamnya mungkin banyak yang nonton kepang .
Lalu dengan cekatan aku mengikat bungkusan bakso, lalu menatap mbaknya, lah ini kan anaknya pak carik.
Gorengannya tadi brapa mbak, ujarku. 5 mas, disendirikan ya.
Sambil mengambil gorengan dengan capit, aku mencuri pandang ke mukanya dibalik kaca rombong. "Yang ini beda, beda dengan gadis gadis di tontonan jaranan kemarin, percayalah ron ini beda"
"Suka goreng ta mbak, kata ku sambil memasukkan saos ke plastik. Ingat sambal dan saos dipisah.
"Ya mas, aku suwe g tau maem bakso iki
Lah ( ya mas, aku lama g makan bakso ini)
Emang kemana aja mbak, kataku sambil memasukkan sambal ke plastik satunya lagi
" Mondok sama sekolah mas. Ini sudah lulus jadi pulang ke rumah"
Ooh ... , Gumamku sambil mentalikan plastik bungkusan sambal, "iya mbak, ini aku juga gantiin bapalk kok mbak, aku juga tahun kmrn lulus, masih 9 bulan kok mbak
"Iya mas, makanya pertama aku kaget, kok gak pak timan yang jualan, tapi liat rombongnya kok sama. Emang bpk kemana mas"
Bapak, dirumah mbak, benerin rumah, jadinya aku gantiin bapak jualan . Jawabku sambil mentalikan plastik bungkusan caos
Kalau aku pulang, mesti beli ke baksonya pak timan, biasanya sudah tau seleraku. Tapi masnya sama kok rasanya, cuman ngasih sambalnya agak banyakan ya mas .. yang kemarin kurang
"Ya mbak ,tak tambahi sambelnya", jawabku sambil buka plastik untuk wadah sambal tambahan sesuai kemauan mbaknya.
.............,...
Lulus sma g kuliah mbak, kataku memecah kesunyian
"Ya mas, ini masih mau daftar daftar, tapi g tau dimana", mas e dulu skolah dimana......
Totalnya 35 ribu mbak..........
Diubah oleh madallva 06-08-2023 04:03
0
40
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Komunitas Cerpen Cerbung Kaskus
Komunitas Cerpen Cerbung Kaskus
216Thread414Anggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.