Terus berada dibawah bayang-bayang ancaman invasi oleh China daratan, Taiwan pun kini terus memperkuat pertahanannya. Salah satu yang menjadi fokus Taiwan adalah pertahanan udara (hanud). Yang terbaru, dari segmen hanud nih Gan, Taiwan dikabarkan telah mendapat kiriman rudal hanud MANPADS FIM-92 Stinger. Pengiriman rudal tersebut sebelumnya sempat tertunda akibat Covid-19 serta perang Rusia-Ukraina.

Mengutip laporan Taipei Times, pada Selasa, 23 Mei 2023 lalu batch pertama FIM-92 Stinger telah sampai di Taiwan. Paket rudal hanud tersebut dibawa pesawat kargo Boeing 747 itu tiba di Taoyuan International Airport pada malam hari. Sayangnya tidak disebutkan berapa jumlah Stinger yang dikirim. Di sisi lain, FIM-92 Stinger merupakan bagian dari paket bantuan senilai US$500 juta yang digelontorkan Paman Sam melalui Presidential Drawdown Authority.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memberitahu Kongres AS pada 23 Mei 2023 bahwa, paket bantuan militer akan dikirimkan ke Taiwan sebagai bagian dari anggaran 2023. Kongres AS telah mengesahkan hingga US$1 miliar bantuan militer ke Taiwan melalui Presidential Drawdown Authority (PDA).Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng juga membenarkan bahwa, Tawan telah diberitahu tentang paket bantuan tersebut sebelum pengumuman resmi dilakukan.



Sementara itu, stok rudal Stinger Taiwan pun sebenarnya tak sedikit Gan. Total mereka memiliki 1.800 rudal Stinger berbagai varian. Beberapa varian Stinger yang dipakai Taiwan mulai dari Dual Mount Stinger (DMS), Stinger Avenger yang dipasang pada Humvee, dan rudal yang diluncurkan dari helikopter serang AH-64 Apache. Untuk Stinger yang diterima Taiwan adalah varian handheld portable, rudal diambil dari stok milik Amerika, di mana selain Taiwan; Paman Sam juga mengirim stok rudal Stinger mereka ke Ukraina.

Bagi Taiwan, tambahan Stinger akan dimaksimalkan untuk memperkuat sistem pertahanan udara jarak pendek (SHORAD/Short Range Air Defence). Di mana rudal ini akan digunakan untuk menembak drone atau helikopter yang diluncurkan dari kapal serbu amfibi milik PLA Navy.

Sementara untuk pertahanan udara jarak menengah dan jauh, Taiwan sudah memiliki Patriot dan Sky Bow III buatan dalam negeri untuk menembak jatuh jet tempur dan pesawat pembom milik China daratan. Artikel Taipei Timesmenyebut bahwa, Taiwan mulai menerima Stinger pada 1996. Setelah tahun 2000, tidak ada lagi pengiriman Stinger, karena dikhawatirkan digunakan untuk serangan ofensiv.



Stinger sendiri dibuat oleh Raytheon pada 1978 dan resmi masuk dinas militer Amerika pada 1981. Stinger sudah terlibat dalam palagan perang mulai dari digunakan Inggris saat Perang Malvinas, digunakan mujahidin Afghanistan untuk melawan Soviet, sampai digunakan Ukraina melawan Rusia.

Stinger ditenagai solid fuel rocket motor dapat melesat hingga Mach 2.54 dan dapat menjangkau target yang terbang pada ketinggian 3.500 m. Stinger menggunakan sensor IR/UV pasif. Rudal mencari cahaya inframerah (panas) yang dihasilkan oleh mesin pesawat/helikopter target dan melacak pesawat/helikopter dengan mengikuti panas tersebut.

Produksi Stinger keseluruhan adaalah 70.000 unit, rudal ini juga telah diproduksi dibawah lisensi oleh Jerman dan Turki. Saat ini Stinger tidak lagi diproduksi, Amerika sendiri sudah mulai mencari penggantinya. Diperkirakan pengganti Stinger baru siap dioperasionalkan pada tahun 2027.










Referensi Tulisan: Taipei Times
Sumber Foto: sudah tertera