Sumber Gambar

Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki tingkat kedatangan turis asing yang cukup tinggi. Nama besar pulau Bali memang sudah cukup mendunia karena keindahannya. Bali sendiri memang memiliki banyak sekali pantai-pantai indah dengan ombaknya yang besar dan cocok untuk melakukan surfing.

Banyak juga yang menilai biaya hidup di Bali cukup kecil. Sehingga bagi para turis low budget, Bali cocok jadi pilihan ketimbang wilayah Asia lainnya seperti Jepang, Korea dan lain sebagainya. Apalagi para penikmat pantai. Hal ini menjadi keuntungan di mana Bali menjadi sektor pariwisata yang dapat menguntungkan bagi negara.

Sayangnya, akhir-akhir ini para bule in kerap kali berulah. Sebenarnya bukan akhir-akhir ini saja, tahun lalu dan awal tahun ini juga sempat berulah. Kemudian sepi dan sekarang baru mulai lagi. Para bule ini kembali berulah seenaknya di Bali seakan-akan menjadi tempatnya sendiri. Kebiasaan yang ada di negara mereka dibawa ke Bali dan membuat banyak orang resah.


Sumber Gambar

Mulai dari bule wanita yang telanjang di salah satu acara adat Bali, bule yang pamer kemaluan di motor hingga orang asing yang mabuk dan ngamuk karena tidak punya uang. Semua itu viral di internet dan menjadi bahan pembicaraan warganet. Banyak yang menanggapi semua kejadian itu dengan berbagai tanggapan yang cukup beragam.

Akan tetapi, ada komentar terbaru dari Kapolda Bali. Di mana ia mengingatkan supaya warga tidak memviralkan kelakuan buruk bule di Bali ke sosmed. Tidak main-main, bahkan ia mengancam siapa pun yang sembarangan memviralkan video nakal bule dengan UU ITE. Jadi jangan main-main, Kapolda akan memproses pidana bagi yang memviralkan bule yang melakukan hal tak terpuji terutama pornografi dan tindakan asusila.

Karena menurutnya hal tersebut tidak sesuai prosedur. Kapolda menyebut kalau warga tetap boleh merekam video kenakalan bule di Bali sebagai barang bukti. Akan tetapi setelah itu harus segera dibawa dan ditunjukkan ke kepolisian untuk membuat laporan. Bukan malah menyebarkannya ke sosial media dan membuat kehebohan di mana-mana.


Sumber Gambar

Upaya ini juga sebagai langkah untuk menjaga citra Bali sebagai pulau dan provinsi yang bersih dari aneh-aneh. Walaupun mungkin di dalamnya, yang aneh-aneh malah dianggap biasa. Intinya, mereka takut reputasi Bali menjadi buruk di mata banyak orang. Menurut TS, selama polisi bisa bergerak cepat ya boleh saja untuk melaporkan. Tapi kalau lambat ya pakai jalur netizen wkwk.

Padahal yang membuat onar ini kan para WNA. Yang kita tahu para WNA ini mewakili negaranya masing-masing. Jadi seharusnya kalau ada citra yang jelek, para WNA lah yang citranya menjadi jelek. Tapi sejauh ini, tindakan dari kepolisian Bali sudah cukup tegas dengan memberikan berbagai hukuman mulai dari deportasi dan sebagainya.


Sumber Gambar

Memang di era sosial media seperti sekarang, kadang kita gatel untuk memviralkan sesuatu di sosial media. Tapi mengingat ada hukum dan prosedur di negara kita, mungkin kita memang harus mengikuti prosedur yang ada. Kecuali kalau kinerja kepolisian lambat, barulah kita coba jalan lain. Karena biasanya kalau viral maka prosesnya jadi lebih cepat.

Tidak lucu juga kan kalau kita ingin seseorang mendapat hukuman karena perilaku buruknya, tapi karena salah prosedur malah kita yang kena hukum. Jangan sampai, perlu kebijakan dari kita untuk memilih langkah yang tepat.



Kalau kalian sendiri, apakah setuju dengan pernyataan Kapolda Bali?

Sumber: Link Referensi 1, Link Referensi 2
Tulisan dan Narasi Pribadi