"Adil” terdengar ringan dan familiar namun sangat sulit diimplementasikan dalam kehidupan.

Sebagian dari kita pasti pernah merasa semesta tidak adil dan selalu tidak berpihak pada kita.Tapi kembali lagi pada prinsip dan kontrol yang mampu kita pegang, seperti Dalam Filsafat STOA, hanya pikiran, tindakan, dan prinsip yang bisa kita kontrol, diluar hal itu, semua hal yang terjadi dalam kehidupan tidak berada pada kendali kita termasuk keadilan yang kita hadapi.

Keadilan dapat diartikan sebagai suatu kondisi di mana manusia hidup sesuai dengan akal budi dan kebijaksanaan, serta manusia memenuhi kewajibannya terhadap dirinya sendiri, orang lain, dan alam.

Namun pada penerapannya kita sering kali merasa bahwa kita berada pada posisi yg dirugikan dalam keadilan, terutama dalam aspek dunia kerja. Padahal kita sudah berusaha untuk memenuhi kewajiban dengan sebaik mungkin, tapi lingkungan terkesan memberi keadilan bak “runcing kebawah tumpul keatas”

keadilan dalam pembagian hak dan kewajiban cenderung lebih merata di kalangan bawahan atau karyawan yang lebih rendah, sementara para atasan atau pimpinan lebih sering mendapatkan perlakuan yang lebih menguntungkan.

Keadilan runcing kebawah dan tumpul keatas tak hanya tidak adil, tetapi juga dapat merusak semangat kerja dan produktivitas di tempat kerja, hal ini dapat memicu ketegangan dan ketidakpuasan di kalangan karyawan, yang pada akhirnya dapat berdampak negatif pada kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Seharusnya keadilan tidak bergantung pada posisi atau jabatan seseorang. Sebagai manusia, kita semua mempunyai hak yang sama dalam hal yang mendasar seperti hak untuk dihormati, diakui, dan dihargai.

Lalu kita harus apa dan bagaimana??
Kita harus menyadari bahwa semua hal tersebut diluar kenadali kita, kita hanya perlu mengontrol pikiran, emosi, dan respon kita untuk menghadapi hal tersebut, semua hal yang terjadi dalam hidup ini tentu memiliki makna dan arti, dan semesta terus bergerak diluar kendali.