devankaflaAvatar border
TS
devankafla
Catatan Utang Mertua
"Alhamdulillah, ya, Dek, akhirnya perjuangan kita gak sia-sia. Sekarang, kita berdua sudah sah menjadi suami dan istri."

Ilham menggenggam erat tangan Fitri. Dia menatap mata Fitri dengan binar kebahagiaan. Ya, Fitri dan Ilham baru saja sah menjadi suami dan istri. Tak ada yang bisa menggambarkan kebahagiaan mereka saat ini.

Pasalnya, orang tua dari Ilham terutama sang ibu awalnya menentang keras hubungan Fitri dan Ilham. Alasan yang dipakai pun tak masuk akal hanya karena Fitri anak petani biasa.

Ilham bahkan sudah hampir di jodohkan dengan anak juragan terkaya di kampungnya. Namun ternyata takdir berkata lain, perempuan yang dijodohkan dengan Ilham malah menikah dengan orang lain dan membuat pesta yang sangat mewah.

Tentu saja kesempatan itu tak di sia-siakan oleh Ilham. Dia berusaha sangat keras membujuk ibunya agar menyetujui hubungannya dengan Fitri.

Setelah berjuang satu tahun lamanya, ibu dari Ilham akhirnya setuju dengan catatan jika acara pernikahan Ilham akan diatur sendiri olehnya tanpa campur tangan dari Ilham maupun Fitri.

Ilham sangat bahagia saat itu dan dia menyetujui syarat dari sang ibu asalkan sang ibu merestui hubungannya dengan Fitri.

Dan hari ini terciptalah pesta pernikahan paling mewah di kampung Ilham. Banyak sekali orang yang memuji acara 'ngunduh mantu' yang diadakan oleh orang tua Ilham.

Mulai dari dekor, MUA dan makanannya semuanya berkelas. Ilham pun sempat bingung dengan semua ini karena ibunya selama persiapan tidak pernah meminta uang kepadanya. Ilham hanya memberikan uang sepuluh juta kepada sang Ibu untuk acara ini. Tapi, dia sangat yakin jika orang tuanya sudah memikirkan matang-matang acara ini.

Alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar dan tanpa ada satu kendala apapun. Dan di sinilah mereka berdua saat ini. Di dalam kamar hanya mereka berdua.

"Alhamdulillah, Mas. Tapi, aku gak nyangka jika pesta di rumahmu semewah ini, Mas. Padahal di rumahku hanya acara akad saja. Itupun juga di KUA," sahut Fitri masih dengan gaya malu-malunya.

Walaupun dia dan Ilham sudah berpacaran selama empat tahun, baru kali ini mereka sedekat ini. Selama dekat, mereka berdua tahu batasan dan tidak pernah berbuat hal yang aneh-aneh. Ilham dan Fitri terlalu takut untuk hal-hal semacam itu.

"Aku saja tidak menyangka akan semewah ini, Dek. Tapi gak apa-apa, karena yang penting itu ibuku setuju dengan pernikahan kita. Kamu bahagia, kan, Dek?"

Fitri mengangguk dan dia tak bisa menyembunyikan air mata bahagianya. Ya, Fitri saat ini menangis karena terharu jika perjuangan mereka akhirnya bisa sampai pada titik akhir yang mereka inginkan.

"Apa semua biaya yang tanggung Ibu, Mas? Pasti itu gak murah, Mas. Aku takut itu akan jadi masalah nantinya." Fitri mengungkapkan kekhawatirannya pada Ilham.

Ilham hanya pekerja pabrik dan dia hanya seorang guru honorer yang gajinya tidak seberapa. Pesta semewah itu tentu saja biayanya tidak sedikit. Yang Fitri takutkan hanya satu, orang tua Ilham berhutang hanya demi pesta mewah yang sebenarnya tidak perlu.

"Masalah? Masalah gimana, Dek? Aku yakin kok kalau Ibu sudah membereskan semuanya. Kemarin aku juga sudah memberi uang Ibu sepuluh juta dan ibu bilang akan mengurus sisanya," jawab Ilham tenang.

"Tapi, Mas, pesta tadi pasti lebih dari sepuluh juta, kan?" Tentu saja jawaban Ilham tak mampu membuat hati Fitri tenang.

"Sudah kamu gak usah khawatir, Dek. Udah, ya, bahas soal itu. Bukankah itu malam pertama kita?" kata Ilham yang mencoba mengalihkan pembicaraan.

Fitri tersipu malu. Kepalanya semakin menunduk karena jujur saja jantungnya berdebar sangat kencang.

"Dek ... maukah kamu jadi milikku seutuhnya malam ini?" bisikan lembut di telinga Fitri membuat bulu kuduknya meremang.

Tubuh Ilham semakin mendekat ke tubuh Fitri. Debaran jantung keduanya semakin berpacu kuat. Nafas mereka sama-sama memburu.

Perlahan, Ilham membaringkan Fitri di tempat tidur. Mereka sudah siap memulai aktivitas yang biasa dilakukan oleh pengantin baru. Namun, baru saja hendak melancarkan aksinya, ada suara seseorang mengetuk pintu kamar mereka dengan cukup keras.

Aktivitas yang bahkan belum sempat mereka mulai pun terpaksa harus berhenti. Fitri beranjak dari tempat tidur, lalu membuka pintu kamar mereka.

Terlihat ibu mertua Fitri berdiri di depan pintu dengan muka yang tidak bersahabat.

"Buka pintu gitu aja lama amat! Dasar lelet!" umpat Ibu Ratna pelan. Mertuanya itu langsung menerobos masuk ke dalam kamar Ilham.

"Ada apa, sih, Bu? Sudah jam berapa ini?" tanya Ilham kesal karena sang ibu tidak tahu situasi.

Fitri hanya bisa diam saja. Dia merasa sedikit terkejut dengan umpatan Ibu Ratna tadi. Tapi, dengan cepat dia berusaha untuk mengontrol emosinya karena ini hari pernikahannya.

"Baru juga jam jam 9. Memangnya kenapa? Ibu ada urusan sama kamu penting, Ham dan ini tidak bisa ditunda lagi sampai besok," ucap Ibu Ratna santai.

"Ya Allah, Bu ... kok gak ngertiin kondisi anaknya yang baru nikah, sih?! Ya sudah, mau ngomong apa, Bu?" Raut wajah Ilham tak bisa dibohongi. Dia tampak kesal sekali pada Ibu Ratna tapi dia berusaha untuk menahannya.

Ibu Ratna membawa sebuah buku di tangan kanannya dan buku itu dilempar begitu saja di atas kasur tepat di samping Ilham.

"Apa ini, Bu?" tanya Ilham yang tampar terkejut ketika Ibu Ratna melempar buku kepadanya.

"Kamu lihat dan baca sendiri saja. Dan Ibu minta, setelah kamu tahu, kamu tidak akan lari dari tanggung jawab, Ham."

__________________________


Mohon dukungannya, Gan. Silahkan klik tautan dibawah ini. Terima kasih😊

https://www.fizzo.org/page/share/?bi...e=id®ion=ID
bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
1
1K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread•42.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.