Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

TokenomyAdminAvatar border
TS
TokenomyAdmin
Kenapa Ethereum Beralih ke Proof of Stake (PoS)?


Industri crypto terbilang lebih dinamis dengan banyaknya token dan platform baru yang dikembangkan setiap saat. Namun, tiap cryptocurrency baru tersebut harus siap bersaing satu sama lain untuk dapat bertahan di pasar. Saat ini, dua cryptocurrency yang memiliki kekuatan terbesar adalah Bitcoin dan Ethereum.

Ethereum hadir sebagai cryptocurrency terpopuler setelah Bitcoin. Hanya dalam lima tahun pertama kemunculannya, Ethereum telah berhasil memperoleh tingkat adopsi dan pertumbuhan yang tinggi. Bahkan saat ini Ethereum memiliki persaingan harga yang ketat dengan Bitcoin.

Artikel ini akan menjelaskan berbagai hal yang perlu Anda ketahui tentang Ethereum, serta alasan mengapa blockchain Ethereum beralih ke konsensus proof of stake (PoS). Mari simak ulasannya di bawah ini.

Apa itu Ethereum?
Ethereum merupakan platform perangkat lunak terdesentralisasi yang menjalankan ribuan Distributed Applications (DApps) dan Smart Contract tanpa adanya pihak ketiga. Teknologi ini dikelola oleh komunitas yang memberdayakan cryptocurrency Ethereum (ETH). Jaringan Ethereum memungkinkan para pengguna untuk mengirim crypto kepada siapapun dengan biaya yang minim.

Selain menjadi bagian dari cryptocurrency, Ethereum menawarkan fitur smart contract guna memastikan integritas pada setiap node. Semua kode yang telah dieksekusi pada satu node, akan dieksekusi dengan cara yang sama pada semua node lainnya. Sistem inilah yang memungkinkan Ethereum untuk tersebar ke dalam berbagai aplikasi.

Bagaimana Ethereum bekerja?
Ethereum bekerja pada jaringan blockchain, yang merupakan buku besar publik terdesentralisasi dan terdistribusi. Fungsinya untuk melakukan verifikasi dan mencatat semua transaksi. Jaringan Ethereum tidak dikelola oleh entitas terpusat, melainkan oleh semua pemegang buku besar terdistribusi. Semua pengguna biasanya memiliki akses ke salinan buku besar Ethereum, yang mencakup rincian dari transaksi sebelumnya.

Transaksi blockchain menggunakan kriptografi untuk verifikasi transaksi dan menjaga keamanan jaringan. Nantinya setiap pengguna akan menggunakan komputer untuk melakukan penambangan. Di mana setiap transaksi di jaringan akan dikonfirmasi sehingga blok baru dapat ditambahkan ke sistem blockchain. Setelah itu, penambang akan memperoleh token crypto, seperti ETH untuk pengguna Ethereum, sebagai reward.

Seperti Bitcoin, ETH dapat digunakan untuk melakukan jual-beli barang dan jasa. Namun, Ethereum itu unik karena pengguna dapat membuat aplikasi mereka sendiri yang berjalan di blockchain Ethereum. Nantinya tiap aplikasi berbasis Ethereum dapat digunakan untuk menyimpan, mentransfer data pribadi, serta menangani transaksi keuangan yang kompleks.

Apa itu PoS?
Proof of stake (PoS) adalah mekanisme konsensus crypto yang membantu proses transaksi dan validasi entri di blockchain dengan mengurangi pekerjaan komputasi. Cara ini bertujuan untuk menjaga keamanan blockchain dan cryptocurrency-nya.

Sederhananya, PoS memungkinkan pengguna atau penambang melakukan validasi transaksi blok sesuai dengan jumlah koin yang dimiliki. Semakin banyak koin yang dimiliki, kekuatan menambangnya akan semakin besar.

Pemilik koin yang melakukan staking disebut sebagai “validator”. Validator kemudian dipilih secara acak untuk menambang atau memvalidasi blok. Bagi pemilik koin yang ingin menjadi validator, mereka harus melakukan staking sejumlah koin terlebih dulu.

Di Ethereum, pengguna harus me-staking-kan 32 ETH untuk menjadi validator. Nantinya blok secara bersamaan akan divalidasi oleh lebih dari satu validator. Setelah divalidasi, blok tersebut akan diselesaikan dan ditutup.

Tiap mekanisme PoS memiliki metode berbeda dalam validasi blok. Saat bertransisi ke PoS, Ethereum menggunakan sharding untuk pengiriman transaksi. Selanjutnya validator akan memverifikasi transaksi dan menambahkannya ke shard blok, yang membutuhkan pengesahan oleh setidaknya 128 validator. Begitu blok terbentuk, setidaknya dua pertiga kumpulan validator harus setuju bahwa transaksi tersebut valid untuk menutup bloknya.

Kenapa Ethereum beralih ke PoS?
Meningkatnya popularitas proyek NFT dan DeFi membuat jaringan Ethereum telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Sejauh ini, Ethereum telah menjadi pilihan para pengembang yang mengerjakan proyek NFT atau DeFi.

Dengan banyaknya transaksi yang terjadi, penambang membutuhkan daya komputasi lebih besar untuk melakukan verifikasi transaksi. Daya komputasi yang tinggi ini terbilang boros energi, sehingga berdampak pada keberlangsungan ekosistem jaringan.

Saat menggunakan Proof of Work (PoW) Ethereum bisa menggunakan hingga 113 terawatt-hours (TWh) listrik setiap tahun, atau setara dengan pemakaian listrik seluruh penduduk Belanda selama 12 bulan. Sementara satu transaksi Ethereum dapat menghabiskan jumlah daya yang sama dengan rata-rata penggunaan rumah tangga di Amerika Serikat selama satu minggu.

Konsumsi energi yang tinggi ini telah menjadi perhatian para anggota komunitas. Sejak itu, mekanisme konsensus PoW (Proof of Work) mulai mendapat pengawasan dari anggota parlemen global. Bahkan pada September 2021, pemerintah Cina melarang semua transaksi crypto di negaranya, salah satunya diakibatkan meningkatnya kekawatiran masalah lingkungan.

Masalah lain adalah jaringan Ethereum yang cukup lambat. Sebelum The Merge, Ethereum hanya bisa melakukan 15 transaksi per detik saja. Jauh lebih lambat daripada pesaingnya, seperti Solana dan Cardano.

Ditambah lagi dengan biaya gas (biaya transaksi) Ethereum yang sangat tinggi. Mau tidak mau, pengguna harus mengeluarkan biaya lebih mahal agar transaksi mereka bisa diverifikasi dengan mekanisme PoW. Dengan beralih ke PoS, jumlah daya komputasi yang diperlukan Ethereum untuk memproses transaksi bisa lebih rendah. Membuat Ethereum menjadi lebih ramah lingkungan.

Lalu, kapan Ethereum beralih ke Proof of Stake? Ethereum telah melakukan migrasi seluruh jaringannya ke mekanisme PoS dalam event yang disebut “The Merge”. Pendekatan PoS Ethereum sendiri telah diuji pada Beacon Chain, yang diluncurkan pada 1 Desember 2022. Hingga akhirnya pada 15 September 2022, Ethereum resmi merampungkan transisinya dari PoW ke PoS.

PoS vs PoW
Sebagai implementasi teknologi blockchain tersukses di dunia, cryptocurrency memiliki beberapa model konsensus yang sering diterapkan. Konsensus yang paling populer sejauh ini adalah proof of stake (PoS) dan proof of work (PoW). Lantas, manakah jenis konsensus yang paling tepat dan solutif? Simak perbandingannya sebagai berikut.

  1. PoS memungkinkan aktivitas menambang sebuah blok ditentukan berdasarkan pada besaran staking atau jumlah koin yang dipegang orang tersebut. Sementara pada PoW, penambang yang telah dipilih secara acak dapat memvalidasi transaksi yang berlangsung. Jumlah pekerjaan komputasi yang dilakukan oleh penambang dapat menentukan probabilitas mereka untuk menambang sebuah blok.

  2. Untuk menambahkan setiap blok baru kedalam blockchain dengan PoW, penambang harus bersaing dengan penambang lain untuk memecahkan masalah menggunakan komputer mereka. Sedangkan pada blockchain PoS, pembuat blok dipilih oleh algoritma berdasarkan staking pengguna, bukan persaingan daya komputasi.
  3. Mekanisme PoW membuat penambang pertama yang berhasil memecahkan teka-teki kriptografi dari setiap blok akan menerima reward. Sementara pada PoS, validator akan mengumpulkan biaya transaksi di jaringan sebagai imbalan untuk menyelesaikan sebuah blok.

  4. Penambang di jaringan PoW awalnya harus berinvestasi di perangkat keras (hardware), dan memerlukan peralatan khusus untuk mengoptimalkan pemrosesan daya hingga menjadi yang terdepan dalam persaingan. Sedangkan penambang PoS dapat dengan mudah bekerja pada unit tingkat server standar. Satu-satunya syarat yang harus mereka penuhi adalah mengamankan saham dan membangun reputasi.

  5. Dengan Pow, peretas setidaknya harus menguasai 51% daya komputasi untuk menambahkan ‘blok jahat’ ke dalam jaringan. Namun hal itu sulit diterapkan pada PoS, karena mereka harus memiliki 51% dari semua cryptocurrency pada jaringan untuk bisa melakukannya.

  6. Sistem PoW lebih terbukti dan lebih mahal, tetapi kurang hemat energi. Sementara sistem PoS jauh lebih hemat biaya dan energi daripada sistem PoW.
Diubah oleh TokenomyAdmin 28-03-2023 01:05
0
39
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Cryptocurrency Kaskus
Cryptocurrency Kaskus
5.3KThread4.8KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.