Kelakuan wisatawan asing alias Bule di Bali makin sembarangan dan tak mau ikut aturan. Baru-baru ini viral di media sosial bule ngamuk ke Pecalang Bali (polisi adat). Ada juga bule lepas celana di puncak Gunung Agung Bali.

Peristiwa bule ngamuk dan nyaris memukul pecalang Bali terjadi di Jalan Labuan Sait, Pecatu, Kuta Selatan, Badung.  Seorang bule pria yang mengendarai motor bersama pacarnya tidak terima diberhentikan oleh Pecalang.

Saat itu sedang ada prosesi upacara Melasti di pantai tersebut. Sehingga para pengendara motor diminta berhenti sebentar untuk memberi kesempatan warga  membawa sesajen menuju pantai untuk upacara Melasti.

Bule tidak mau berhenti dan ngotot terus melajukan motor. Ia berteriak dengan nada tinggi kepada pecalang. Sang pacar berusaha menenangkannya. Namun ia terus berdebat dan bahkan mengajak due Pecalang.

Beruntung Pecalang itu tak tersulit emosi dan tetap tenang.  Pecalang dan warga setempat berusaha memeluk bule dan menjauhkan dari pecalang. Sehingga tidak terjadi keributan.






Kepala Desa Adat Pecatu Made Sumerta, menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada Minggu (19/3/2023) sekitar pukul 16.00 WITA. Ia menegaskan peristiwa ini terjadi akibat adanya miss komunikasi.

Saat itu kondisi jalan macet karena konvoi Melasti. Pecalang meminta semua pengendara untuk memelankan laju kendaraan karena ada banyak warga yang lalu lalang hendak upacara Melasti.

"Bukannya mereka tidak mendapat izin. Hanya saja ada miskomunikasi. Dia ingin terburu-buru pergi melewati plang. Padahal kami menghentikan semua orang, bukan cuma bule aja," kata Summerta.

Namun Sumerta menegaskan peristiwa ini sudah diselesaikan dengan baik. Sang bule juga sudah mengerti duduk perkara.

Video tersebut juga diunggah di akun Facebook Niluh Djelantik. Pernyataan tertulis atas kejadian tersebut telah dilaporkan ke pihak Imigrasi Ngurah Rai dan sedang dilakukan pencarian keberadaan WNA tersebut.

Bule Selfie Lepas Celana 

 WNA Bule Rusia melepas celananya di Gunung Agung dan berselfie di pinggir puncak Gunung. Sang bule melepaskan semua celananya hingga setengah telanjang.

Aksi tak senonoh ini langsung menyulut emosi warga Bali. Apalagi Gunung Agung adalah salah satu Gunung yang dianggap suci.

I Wayan Widi Yasa, koordinator pendakian Gunung Agung Jalur Pasar Agung mengatakan, bule itu diduga datang bersama 7 orang teman lainnya. Rombongan bule Rusia itu datang tanpa menggunakan pemandu karena tidak terdaftar di data pendaki gunung.






Rombongan wisatawan Rusia melakukan pendakian pada Sabtu (18/10) di Jalur Pengubengan.
Mereka diduga berkemah di puncak Gunung Agung dan belum turun hingga Minggu (19/3/2023).

“Saat itu pagi-pagi sekali (pendakian) tidak ada penjaga, jadi semua bule langsung naik gunung tanpa pemandu. Dan terjadilah peristiwa itu,” jelas Widi Yasa, Senin (20/3/2023).

Menurutnya turis dari Rusia selama ini memang sudah diatur. Mereka mengaku tidak bisa berbahasa Inggris. Padahal banyak yang bisa berbahasa Inggris.

Widi Yasa sangat kecewa dengan tingkah bule Rusia, apalagi jika dilakukan di puncak Gunung Agung yang sangat sakral itu. Menurutnya, sebagai pemandu Gunung Agung, ia dan rekan-rekannya selama ini menjaga kesucian gunung tertinggi di Bali itu.

“Sebenarnya kami merasa kecolongan dengan kejadian ini. Kami sangat berharap pelaku segera ditemukan sehingga bisa segera dideportasi dari Indonesia,” pungkas Widi Yasa.


Sumber berita : KLIk