Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

finansialku.comAvatar border
TS
finansialku.com
Silicon Valley Bank Bangkrut dalam 48 Jam, Ini Rentetan Faktanya!
Silicon Valley Bank Bangkrut dalam 48 Jam, Ini Rentetan Faktanya!

Silicon Valley Bank di Amerika Serikat ambruk. Hal ini berbuntut pada penyitaan aset bank oleh otoritas keuangan Amerika Serikat pada Jumat (10/03). Kolapsnya lembaga ini menjadi kegagalan perbankan terbesar kedua di Negeri Paman Sam.

Lalu, apa penyebab runtuhnya lembaga keuangan ini? Simak informasi lengkapnya dalam artikel berikut!

Silicon Valley Bank Bangkrut Hanya dalam Waktu 48 Jam!
Per 10 Maret 2023, regulator keuangan California secara resmi menutup operasional serta layanan Silicon Valley Bank.
Langkah tersebut ditempuh setelah perusahaan yang sempat menjadi salah satu bank terbesar di Amerika ini bangkrut dalam 48 jam.
Melansir laman CNBC, kasus ini menjadi kegagalan perbankan terbesar di Amerika setelah krisis keuangan 2008 dan terbesar kedua sepanjang sejarah negara tersebut.
 
Penyebab Kolapsnya Bank Ini
Jatuhnya Silicon Valley Bank disebabkan oleh dua faktor, yakni dislokasi dan kenaikan suku bunga The Fed.
Dislokasi terjadi ketika klien pemula menarik simpanan mereka untuk bertahan. Kondisi tersebut membuat lembaga keuangan ini merasa kehilangan modal. Sehingga harus menjual obligasi yang ada dengan kerugian US$1,8 miliar.
Pada Kamis lalu, penarikan deposit di lembaga tersebut mencapai puncaknya, menyusul kolapsnya Bank Silvergate yang fokus pada kripto.
Saat itu, nasabah Silicon Valley Bank menarik dana sampai US$42 miliar. Sehingga, di hari yang sama, saldo kas Silicon Valley Bank ditutup di nilai negatif US$958 juta dan gagal mendapat jaminan yang cukup.
Sementara itu, mengutip Reuters (12/03), bahwa masalah di tubuh lembaga keuangan ini juga karena kenaikan suku bunga agresif The Fed setahun belakangan. Bank membuat surat utang jangka panjang berisiko rendah ketika suku bunga mendekati nol.
Kemudian, nilai asetnya terjun bebas ketika The Fed menaikkan suku bunga untuk menghalau inflasi sehingga bank merugi.
Janet Yellen, Menteri Keuangan Amerika Serikat, turun tangan dalam masalah kebangkrutan Silicon Valley Bank. Dia memanggil beberapa regulator keuangan untuk berdiskusi terkait situasi yang tengah berlangsung.

Kronologis Bangkrutnya Silicon Valley Bank
Runtuhnya Silicon Valley Bank membuat Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) memasukkan perusahaan ini di bawah kendali mereka.
Di Amerika, lembaga tersebut adalah pihak yang berwenang melikuidasi aset bank untuk mengembalikan dana nasabah.
Rabu lalu (08/03), keruntuhan Silicon Valley Bank mulai terdeteksi. Saat itu, saham senilai US$2,5 miliar diterbitkan untuk menopang neraca keuangan.
Kondisi ini membuat panik perusahaan dana ventura. Sehingga, mereka ramai-ramai menarik dana dari lembaga ini.
Kondisi belum membaik sampai Kamis (09/03), di mana saham perusahaan mulai jatuh dan menimbulkan efek domino untuk bank lain. Sehari setelahnya Jumat (10/03), saham dihentikan lantaran Silicon Valley Bank gagal meningkatkan modal.
Wally Adeyemo, Wakil Menteri Keuangan Amerika Serikat, meyakinkan publik terkait sistem perbankan pasca runtuhnya Silicon Valley.
“Regulator federal memperhatikan lembaga keuangan khusus ini dan ketika kami berpikir tentang sistem keuangan yang lebih luas, kami sangat yakin dengan kemampuan dan ketahanan sistem,” ungkapnya ke CNN, Jumat lalu (10/03).

Nasib Uang Nasabah Sebesar Rp2.712 Triliun Masih Misteri
Kondisi Silicon Valley Bank yang memburuk membuat nasabah khawatir dengan dana mereka. Pasalnya, lembaga tersebut punya “utang” Rp2.712 triliun kepada nasabah.
Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) memastikan nasabah yang memiliki asuransi akan mendapatkan kembali uangnya.
Mereka bisa mengakses dana yang tersimpan, paling lambat Senin pagi, 13 Maret 2023. Untuk mengakomodasinya, Kantor Cabang Silicon Valley Bank akan dibuka di bawah kendali FDIC.
Asuransi standar yang FDIC tanggung adalah US$250 ribu per deposan per bank per akun.
Nasabah yang memiliki dana lebih dari US250 ribu ditentukan dengan uang yang FDIC peroleh usai menjual aset bank atau jika bank lain mengambil alih aset yang tersisa.
Sementara itu, menurut FDIC, 89% simpanan di Silicon Valley Bank tidak diasuransikan pada akhir 2022. Dana yang berada di luar asuransi akan diputuskan kemudian.
[Baca Juga: 10 Bank Asing di Indonesia yang Terbaik & Paling Populer, Terbaru!]
 
Karyawan Bank Sempat Terima Bonus
Sebelum regulator menyita bank, kabarnya karyawan Silicon Valley Bank menerima bonus tambahan, atas kinerja mereka sepanjang 2022. Karyawan menerima bonus di detik terakhir sebelum FDIC menyita bank tersebut.
Dalam video berdurasi dua menit yang beredar, terlihat CEO Silicon Valley Bank berbicara kepada karyawan bahwa pihaknya tidak lagi bisa membuat keputusan di perusahaan.
Selanjutnya, usai penyitaan, FDIC menawarkan 45 hari kerja ke karyawan Silicon Valley Bank.
Lembaga tersebut memberi kesempatan kepada 8,528 karyawan (per Desember 2022) agar bisa menyelesaikan kewajiban terakhir sekaligus memberi waktu agar bisa mendapat pekerjaan baru.



Sumber: 
Finansialku.com - Silicon Valley Bank Bangkrut dalam 48 Jam, Ini Rentetan Faktanya!
scorpiolamaAvatar border
imam.sengkonAvatar border
nomoreliesAvatar border
nomorelies dan 7 lainnya memberi reputasi
2
1.7K
22
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672KThread41.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.