• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Kematian yang Mengerikan Dari Seorang Penulis Amerika, Edgar Allan Poe

marywiguna13Avatar border
TS
marywiguna13 
Kematian yang Mengerikan Dari Seorang Penulis Amerika, Edgar Allan Poe


Edgar Allan Poe lahir pada tanggal 19 Januari 1809 di Boston. Ayahnya bernama David Poe Jr., sedangkan ibunya bernama Elizabeth Arnold Poe, dan keduanya adalah seorang aktor. Dalam tiga tahun pertamanya, kedua orangtua Edgar meninggal, dan Edgar kemudian dibawa ke Richmond untuk tinggal bersama dengan ayah angkatnya yang bernama John Allan.



Pada tahun 1826, Edgar mendaftar ke University of Virginia dimana dia menjadi seorang mahasiswa yang cerdas. Walaupun John adalah seorang penjual tembakau yang kaya, namun dia cenderung pelit karena memberikan hanya sepertiga dari biaya kuliah yang seharusnya dibutuhkan.

Untuk memenuhi kebutuhannya, Edgar mulai berjudi. Namun, hasilnya tidak terlalu bisa mencukupi kebutuhannya, hingga pada akhir semester pertamanya, Edgar terpaksa harus membakar perabotannya sendiri agar tetap bisa membuatnya hangat karena dia tidak memiliki uang sepeserpun.

Ketika mengetahui Edgar bermain judi, John menjadi sangat marah. Dan justru sebaliknya, Edgar merasa sangat kesal pada ayah angkatnya karena menolak untuk berkontribusi lebih untuk pendidikannya. Dan karena tidak ada pilihan lain, Edgar terpaksa harus berhenti dari kampusnya.

Sekembalinya ke Richmond, Edgar bertemu dengan tunangannya yang bernama Elmira Shelton yang ternyata sudah bertunangan dengan pria lain. Edgar kemudian pergi ke Boston dan mendaftar sebagai tentara Amerika, untuk menyokong dirinya agar bisa menulis. Namun, John justru mencari cara agar Edgar dikeluarkan dari militer. Edgar kemudian mendaftar ke West Point dimana dia dikeluarkan setelah delapan bulan kemudian, hanya karena dia absen dari semua kegiatan sekolah selama seminggu. Karena tidak ada tempat yang dituju, Edgar mencoba untuk mencari kerabat ayah kandungnya di Baltimore dimana dia dirampok oleh salah seorang sepupunya.

Pada akhirnya, Edgar jatuh ketangan perawatan bibinya yang bernama Maria Clemm dan membangun kestabilan dalam hidupnya. Edgar mulai menerbitkan karya puisinya, dan ketika dia pindah bersama dengan bibinya, dia juga mulai menerbitkan cerita-cerita pendek. Dimana salah satu cerita pendeknya memenangkan kontes, dan membuat namanya dikenal hingga mengantarkannya menjadi seorang editor di Southern Literary Messenger di Richmond.


Makin lama, keberuntungan Edgar mulai berbalik, selain karir yang baru ditemukannya, Edgar juga jatuh cinta dengan seorang wanita yang bernama Virginia yang ternyata adalah sepupunya sendiri. Dan hal yang paling menjijikkan, Virginia berumur 14 tahun lebih muda ketimbang Edgar. Namun, pada akhirnya mereka menikah pada tahun 1835 di Richmond, saat itu Edgar berumur 27 tahun dan Virginia berumur 13 tahun. Walaupun pernikahan mereka terlihat bahagia, namun mereka memiliki kesulitan keuangan.
Edgar kembali melanjutkan perjalanan hidupnya dengan melakukan pekerjaan menulis yang berbeda, namun tetap tidak mungkin untuk bisa memiliki pendapatan yang mencukupi. Ketika kumpulan cerita pendeknya yang berjudul Tales of The Grotesque and Arabesque, yang berisi ceritanya yang terkenal yang berjudul The Fall of The House of Usher, dan diterbitkan pada tahun 1840, Edgar justru tidak menerima upah dalam bentuk uang, namun dalam bentuk 25 salinan buku yang dia tulis sendiri.




Lima tahun kemudian yaitu pada tahun 1845, New York Mirror menerbitkan puisi milik Edgar yang berjudul The Raven yang berhasil melambungkan namanya kembali dan membuatnya memiliki kehidupan yang nyaman. Pada musim dingin tahun 1847, Virginia meninggal karena Tuberculosis ketika dia berumur 24 tahun. Edgar merasa sangat hancur dan merasa bahwa dia juga akan meninggal tidak lama lagi.

Pada tahun 1849, Edgar mulai berfoya-foya dan minum alkohol. Namun, pada pertengahan musim panas, Edgar kembali ke Richmond dan kembali pada tunangan pertamanya, Elmira Shelton. Mereka kembali bertunangan dan akan menikah setelah Edgar kembali dari Philadelphia untuk menyelesaikan urusannya.
Pada tanggal 27 September 1849, Edgar meninggalkan Richmond dengan menggunakan kereta api dan berhenti keesokan harinya di Baltimore. Lima hari kemudian, keberadaan Edgar tidak diketahui lagi. Namun, pada tanggal 3 Oktober, Edgar ditemukan oleh seorang karyawan Baltimore Sun dalam keadaan
mengigau, tidak bisa bergerak, dan memakai pakaian lusuh. Dia ditemukan tergeletak di dalam selokan di luar Balai Kota.


Edgar kemudian dibawa ke rumah sakit Washington College. Dan karena terlihat lemah dan lelah karena mabuk, dia dibawa ke ruangan khusus untuk pasien yang sakit karena alkohol. Edgar tidak pernah sadar secara penuh untuk bisa menceritakan apa yang terjadi padanya. Dokter yang menanganinya sempat menyatakan bahwa Edgar tampak terlihat kosong, berbicara dengan benda-benda spektral dan imajiner yang terdapat di dinding. Wajahnya juga pucat dan seluruh tubuhnya bermandikan keringat.

Pada tanggal 7 Oktober dini hari, Edgar meninggal pada umur 40 tahun. Kematian Edgar disebabkan oleh Phrenitis atau membengkaknya bagian otak, walaupun otopsi belum pernah dilakukan. Edgar dikuburkan dua hari kemudian di pemakaman umum di Baltimore, tanpa nisan dan tanpa upacara yang layak.


Edgar meninggal karena sindrom yang berhubungan dengan alkohol seperti Dipsomania, Alcohol Dehydrogenase, atau Delirium Tremens. Edgar sangat bermasalah dengan alkohol, dia bukan hanya berjuang melawan kecanduan alkohol, tapi tampaknya secara genetik dia cenderung tidak bisa menolak minuman jenis tersebut. Edgar akan langsung mabuk walaupun hanya meminum satu gelas, hal yang sama juga dialami oleh adik perempuannya. Dan Phrenitis hanyalah sebuah kata yang mengistilahkan kematian yang disebabkan oleh alkohol.

Beberapa bulan sebelumnya, Edgar pernah mengalami trauma karena sakit setelah minum-minum di Richmond. Bahkan, dokternya sendiri pernah mengingatkan bahwa hal yang lebih buruk bisa saja terjadi. Hal ini mungkin berhubungan dengan Temperance Movement dimana dia menjadi anggota yang aktif selama berbulan-bulan sebelum dia meninggal. Temperance Movement sendiri merupakan sebuah gerakan untuk melawan konsumsi minuman beralkohol. Jadi, jika Edgar jatuh dari kereta setelah dia menghilang selama lima hari, hal tersebut bisa menjelaskan keadaan ketika dia ditemukan.

Kemungkinan Edgar dipukuli secara brutal setelah dia minum-minum. Karena Edgar sangat mudah untuk mabuk walaupun hanya minum satu gelas alkohol, maka dia menjadi sasaran yang mudah bagi para bajingan. Dan jika Edgar memang dipukuli dan dirampok, hal tersebut bisa menjadi alasan mengapa dia berpakaian lusuh ketika ditemukan, secara Edgar belum pernah memakai pakaian murahan sebelumnya.

Bahkan ada kemungkinan Edgar dipukuli karena ada seorang wanita yang merekayasa bahwa dirinya dianiaya oleh Edgar. Sehingga dia dipukuli dengan kejam oleh bajingan yang tidak mengetahui cara yang lebih baik untuk membalas dendam. Mungkin hal ini yang menyebabkan bagian otaknya membengkak.

Atau kemungkinan yang lainnya, tiga saudara laki-laki tunangannya yang bernama Elmira, dengan sengaja membuatnya mabuk dan memukulinya. Karena mereka bertiga pernah memperingatkan Edgar untuk tidak menikahi Elmira. Edgar berhasil sampai ke Philadelphia untuk menghindari penyergapan yang dilakukan oleh ketiga saudara laki-laki Elmira. Edgar kemudian menyamar dengan memakai pakaian lusuh, namun ketika dia mencoba untuk menyelinap ke Richmond, mereka bertiga menemukannya, membuatnya mabuk, dan memukulinya dengan kejam.

Edgar merupakan korban penyekapan, sebuah bentuk kekerasan yang umum terjadi di Baltimore pada saat itu. Pelaku penyekapan yang biasanya adalah sekumpulan orang, akan menculik korbannya dan memaksanya untuk memberikan suara sebanyak mungkin dalam berbagai bentuk penyamaran.

Teori ini terbilang masuk akal, mengingat pakaian yang dipakai Edgar ketika dia ditemukan. Setelah melakukan pemungutan suara, korban akan diberi minuman alkohol sebagai bentuk perayaan. Karena secara genetika, Edgar cenderung sensitif terhadap alkohol, dan jika Edgar melakukan voting beberapa kali, itu berarti dia akan minum beberapa gelas alkohol. Dan itulah hal yang menyebabkan dia pingsan.
Edgar menderita tumor otak. Yang mampu menjelaskan mengapa dia bersikap aneh beberapa hari sebelum dia meninggal.Walaupun Edgar dikuburkan di kuburan tanpa nisan dua hari setelah dia meninggal, namun 26 tahun kemudian, sebuah monumen kecil dibangun untuk menandai kuburannya.


Ketika digali, peti dan mayat Edgar berada dalam kondisi yang buruk. Keduanya hancur ketika akan dipindahkan. Para pekerja juga sempat mengetahui ada sesuatu benda yang berada di dalam tengkorak milik Edgar. Sebuah pihak menyatakan bahwa benda tersebut adalah bagian otak Edgar yang mengering dan mengeras di dalam tengkorak. Namun, pernyataan tersebut dibantah karena otak adalah bagian pertama dari tubuh manusia yang akan membusuk. Benda tersebut kemungkinan besar adalah tumor yang mengalami klasifikasi dan mengeras setelah Edgar meninggal. Seorang dokter bahkan percaya bahwa Edgar mengalami luka di bagian otaknya, dan itulah sebabnya dia memberikan reaksi negatif terhadap alkohol.
Edgar Allan Poe mungkin saja dipukuli dan menjadi korban penyekapan, dibuat hingga pingsan karena terlalu banyak minum alkohol setelah melakukan voting. Kemudian sulit untuk sembuh karena tumor yang dideritanya.

Meskipun Edgar mulai menarik hasil karya sastra yang layak diterimanya, dia tidak mungkin tahu dampaknya tentang dongeng gothic yang mengerikan dan misterius, atau hadiah tahunan untuk penghargaan keunggulan dalam sebuah cerita misteri yang dinamai sesuai dengan namanya, Edgar Award.

Sekian, dan terimakasih.

*
*
*
*
*

sumber :

servesiwiAvatar border
ZeroAvatar border
indrag057Avatar border
indrag057 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
2.4K
27
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.