Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

valkyr9Avatar border
TS
valkyr9
Balik Modal RI Akuisisi Freeport Bisa Lebih Cepat, Kok Bisa?
Balik Modal RI Akuisisi Freeport Bisa Lebih Cepat, Kok Bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Biaya RI untuk mengakuisisi 41,87% saham Freeport McMoran (FCX) di PT Freeport Indonesia senilai US$ 3,85 miliar pada 2018 lalu diperkirakan akan balik modal pada 2024, lebih cepat dari perkiraan awal yakni pada 2025.

Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengungkapkan bisa lebih cepatnya pengembalian biaya akuisisi MIND ID atas saham Freeport ini dipicu oleh lonjakan harga tembaga, lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya.

Tony menyebutkan, mulanya perusahaan memperkirakan harga tembaga sekitar US$ 3,75 per pon. Namun ternyata saat ini harga tembaga sudah menembus hingga US$ 3,8 per pon, dan nantinya diperkirakan masih akan terus naik hingga US$ 4 per pon.

Dengan begitu, pendapatan PTFI akan semakin melonjak dan dividen yang bisa diberikan kepada MIND ID bisa semakin besar. Seperti diketahui, dengan akuisisi tersebut, Indonesia melalui MIND ID atau Inalum telah menjadi pemegang saham mayoritas yakni 51,23% saham di PTFI dari sebelumnya hanya 9,36%.

"Pada saat kita itu down 2025, itu akan paybacknya masih menggunakan asumsi harga tembaga US$ 3,75 per pound. Sekarang harganya sudah US$ 3,8, kita asumsikan masih bisa mencapai US$ 4," jelasnya kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (28/12/2022).

"Dengan asumsi US$ 4 (per pon), itu bisa tercapai lebih cepat dari yang diperhitungkan sebelumnya," tandasnya.

Dia menyebut, setiap perbedaan 10 sen dolar dapat berdampak besar bagi kinerja perusahaan, karena produksi konsentrat tembaga PTFI juga semakin meningkat mencapai 1,6 miliar pon.

Menurut perhitungannya, setiap selisih harga 10 sen dolar dengan produksi sebesar itu, maka potensi peningkatan pendapatan perusahaan bisa mencapai US$ 160 juta atau setara dengan Rp 2,5 triliun.

"Harga perbedaan 10 sen itu dampaknya besar sekali. Kami produksi tembaga 1,6 miliar pound, jadi kalau per pound beda 10 sen adalah US$ 160 juta," ucapnya.


Untuk diketahui, sampai saat ini PTFI sudah menyetorkan dividennya kepada MIND ID sebesar US$ 900 juta atau setara dengan Rp 14 triliun.

"Pemerintah kan waktu beli PTFI melalui MIND ID menerbitkan obligasi senilai US$ 3,85 miliar. Jadi biaya untuk akuisisi Freeport itu US$ 3,85 miliar. Sampai saat ini, kami sudah memberikan dividen kepada MIND ID itu US$ 900 juta," paparnya.

Dia menyebutkan, pada 2023 mendatang PTFI akan memberikan dividennya hingga sebesar US$ 1,6 miliar atau setara Rp 25 triliun. Dengan catatan, hal itu bisa tercapai bila harga tembaga masih berkisar di angka US$ 4 per pon.

Kemudian pada 2024, Tony menyebutkan akan kembali membayar dividen hingga US$ 1,6 miliar. Dengan demikian, menurutnya biaya akuisisi sudah bisa dibilang lunas atau bahkan melebihi dari nilai awal yaitu US$ 3,85 miliar.

"Tahun depan itu sekitar US$ 1,5 miliar hingga US$ 1,6 miliar apabila harga tembaga di sekitar US$ 4. Dan tahun 2024 juga sekitar US$ 1,6 miliar. Jadi kalau ditotal sampai 2024 itu sudah lebih dari US$ 3,85 miliar. Sehingga itu sudah bisa dibilang lunas lah," pungkasnya.

Sebelumnya, pada 2020 lalu Direktur Utama PT Inalum (Persero) atau MIND ID yang saat itu dijabat oleh Orias Petrus Moedak menerangkan pengambilalihan saham Freeport menjadi salah satu dari sekian kebijakan yang memiliki dampak jangka panjang.

Namun secara jangka pendek, berdampak pada kinerja yang menurun selama 1-3 tahun. Ia menerangkan sejak tahun 2021 sudah ada penerimaan dividen, namun nilainya belum US$ 1 miliar. Mulai tahun 2023 dividen yang akan diterima sebesar US$ 1 miliar atau senilai Rp 14 triliun.

Tiga tahun kemudian setelah pembagian dividen US$ 1 miliar, menurutnya biaya yang dikeluarkan untuk pengambilalihan PT Freeport baru akan balik modal.

"Sejak 2023 dalam 3 tahun setelah itu kita bisa payback. Sebenarnya tahun 2021 sudah ada penerimaan, tapi belum US$ 1 Miliar, 2025 sudah kita dapatkan," ungkapnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi VII DPR RI, Rabu, (22/01/2020).

"Jangka pendek memang kita akan mengalami seperti ini. Dan kami monitor secara ketat dari waktu ke waktu, secara operasional berjalan baik," imbuhnya.

Seperti diketahui, pada 2018 lalu Indonesia resmi menjadi pemegang saham mayoritas PT Freeport Indonesia sebesar 51,23% melalui Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertambangan MIND ID atau sebelumnya atas nama PT Inalum (Persero).

Adapun nilai akuisisi untuk menjadi pemegang saham mayoritas Freeport ini mencapai US$ 3,85 miliar atau setara Rp 55,8 triliun saat itu. Akuisisi ini menandai peningkatan kepemilikan Indonesia di PTFI dari semula hanya 9,36% menjadi 51,23%.

https://www.cnbcindonesia.com/news/2...cepat-kok-bisa

Alhamdulillah ya akhi.. emoticon-Malu (S)




emoticon-Ngakak (S)emoticon-Ngakak (S)emoticon-Ngakak (S)
xneakerzAvatar border
sagal2010Avatar border
muhamad.hanif.2Avatar border
muhamad.hanif.2 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
960
16
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.9KThread41.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.