marywiguna13Avatar border
TS
marywiguna13 
Ritual Pembunuhan Toa Payoh #KamisKriminal
Quote:




Adrian Lim lahir pada tanggal 6 Januari 1942, dia adalah anak tertua dari keluarga berpenghasilan rendah. Dia digambarkan sebagai anak yang pemarah. Setelah keluar dari sekolahnya, dia bekerja sebagai informan untuk Departemen Keamanan Internal. Dia kemudian bergabung dengan sebuah perusahaan radio kabel yang bernama Rediffusion Singapore pada tahun 1962. Selama tiga tahun, ia memasang dan menservis set Rediffusion sebagai tukang listrik sebelum dipromosikan menjadi seorang penagih tagihan.

Adrian Lim

Pada bulan April 1967, Adrian sempat berpindah ke agama Katolik agar bisa menikahi kekasih masa kecilnya dan memiliki dua orang anak. Adrian dan keluarganya kemudian tinggal di kamar sewaan hingga pada tahun 1970 dimana dia mampu membeli sebuah apartemen dengan tiga kamar tidur di daerah Toa Payoh.

Adrian memulai pekerjaannya sebagai praktisi mediator roh paruh waktu pada tahun 1973. Dia menyewa sebuah ruangan tempat dia melayani para wanita yang kebanyakan bekerja di bar, wanita penghibur, dan wanita prostitusi. Pelanggannya juga termasuk para laki-laki yang percaya takhayul dan wanita-wanita tua yang dengan mudahnya dia tipu demi sejumlah uang.

Adrian juga berguru pada seorang "bomoh" yang dipanggil sebagai paman Willie dan berdoa kepada dewa-dewa dari berbagai agama meskipun dia dibaptis secara Katolik. Dewi Hindu, Kali, dan Phragann, yang digambarkan oleh Adrian sebagai dewa seks orang Siam, adalah beberapa entitas spiritual yang kerap dipanggil kedalam setiap ritual yang dia lakukan.



Adrian menipu kliennya dengan menggunakan beberapa trik, dan triknya yang paling efektif dikenal sebagai trik jarum dan telur. Setelah menghitamkan jarum dengan jelaga dari lilin yang menyala, Adrian dengan hati-hati memasukkannya ke dalam telur mentah dan menutup lubang itu dengan sejenis bubuk. Dalam ritualnya, dia memberikan telur tersebut pada kliennya sambil mengucapkan mantra dan memintanya untuk memecahkan telur itu. Kliennya tidak menyadari bahwa telur tersebut sudah dirusak sebelumnya, namun mereka akan yakin ketika melihat isi telur dan menganggap bahwa roh-roh jahat mengganggu mereka. Hal tersebut membuat para kliennya berpikir bahwa Adrian memang benar-benar memiliki kekuatan supranatural.

Adrian juga memangsa gadis-gadis yang mudah tertipu yang memiliki masalah pribadi. Dia berjanji pada mereka bahwa dia bisa menyelesaikan kesengsaraan mereka dan meningkatkan kecantikan mereka melalui pijatan ritual. Setelah Adrian dan kliennya berada dalam keadaan tanpa mengenakan pakaian, dia akan memijat tubuh kliennya dan melakukan hubungan seksual.

Selain itu, Adrian juga memberikan perawatan terapi kejut-listrik pada pasien yang memiliki masalah mental. Setelah menempatkan kaki kliennya di dalam bak air dan menempelkan kabel ke pelipisnya, Adrian kemudian mengalirkan listrik hingga kliennya mengalami kejang. Adrian meyakinkan bahwa guncangan tersebut akan menyembuhkan sakit kepala dan mengusir roh jahat yang berdiam diri di tubuh mereka.
Catherine Tan

Catherine Tan diperkenalkan pada Adrian oleh sesama klien yang mengklaim bahwa mediator roh dapat menyembuhkan penyakit dan depresi. Pada waktu itu Catherine sedang berduka atas kematian neneknya. Selain itu, dia secara sengaja diasingkan oleh orangtuanya dengan cara dikirim ke sebuah pusat kenakalan remaja sejak dia berumur 13 tahun. Hal tersebut sempat membuatnya merasa tidak diinginkan.

Karena sering mengunjungi Adrian, hubungan mereka menjadi dekat dan Adrian memaksanya untuk tinggal bersama pada tahun 1975. Untuk menghilangkan kecurigaan istrinya bahwa dia berselingkuh dengan Catherine, Adrian sempat menyangkal dan bersumpah di depan foto Yesus Kristus. Namun, pada akhirnya istri Adrian menemukan kebenaran dan dia pindah dengan anak-anak mereka beberapa hari kemudian. Adrian dan istrinya bercerai pada tahun 1976, dan satu tahun kemudian Adrian dan Catherine menikah.

Dominasi Adrian terhadap Catherine dilakukan dengan cara kekerasan fisik, ancaman, dan kebohongan. Adrian selalu membujuknya untuk menjadi seorang prostitusi untuk menambah penghasilan mereka dan meyakinkannya bahwa dia perlu melakukan hubungan seksual dengan wanita muda lain untuk membuatnya tetap sehat. Oleh karena itu, Catherine membantu memajukan bisnis Adrian dengan cara mempersiapkan para klien untuk kesenangannya.

Pengaruh Adrian terhadap Catherine juga sangat kuat, dia meyakinkan Catherine bahwa melakukan hubungan seksual dengan laki-laki yang lebih muda akan membuatnya awet muda. Catherine menuruti saran Adrian dengan melakukan hubungan seksual dengan seorang remaja Melayu, bahkan dengan adiknya sendiri.

Adik laki-laki Catherine bukan satu-satunya orang yang dipengaruhi oleh Adrian. Dia juga mempengaruhi adik perempuan Catherine dan meyakinkannya untuk menjual tubuhnya. Dan walaupun dilecehkan, Catherine tetap tinggal bersama dengan Adrian serta menikmati semua kesenangan yang didapat dari penghasilan mereka.
Hoe Kah Kong

Hoe Kah Hong dilahirkan pada tanggal 10 September 1955. Setelah ayahnya meninggal ketika dia berumur delapan tahun, dia dikirim untuk tinggal bersama neneknya hingga dia berumur 15 tahun. Ketika dia kembali kerumahnya, dia terus-menerus diminta untuk memberi jalan kepada kakak perempuannya yang bernama Lai Ho. Di bawah persepsi bahwa ibunya lebih menyukai Lai Ho, Hoe Kah menjadi tidak puas dan menunjukkan emosinya dengan mudah.

Pada tahun 1979, ibunya membawa Lai Ho pada Adrian untuk melakukan perawatan, dan menjadi yakin dengan kekuatan supranatural yang dimiliki Adrian setelah dia menunjukkan trik jarum dan telur. Ibu Hoe Kah percaya bahwa emosi Hoe Kah juga bisa disembuhkan oleh Adrian. Oleh karena itu, ibu Hoe Kah juga membawanya pada Adrian dan setelah Hoe Kah melihat trik yang sama, dia menjadi pengikut setia Adrian.

Namun, Adrian justru menginginkan Hoe Kah menjadi salah satu "istri suci"nya, meskipun Hoe Kah sudah menikah dengan Benson Loh. Untuk mencapai tujuannya, Adrian berusaha untuk mengisolasi Hoe Kah dari keluarganya dengan memberinya banyak kebohongan. Adrian mengklaim bahwa keluarga Hoe Kah adalah orang-orang yang tidak bermoral yang melakukan perselingkuhan, dan bahwa Benson adalah seorang laki-laki yang tidak setia yang akan memaksanya menjadi seorang prostitusi.

Hoe Kah mempercayai kata-kata Adrian, dan setelah menjalani ritual bersamanya, dia dinyatakan oleh Adrian sebagai "istri suci"nya. Hoe Kah tidak lagi mempercayai suami dan keluarganya, dan menjadi kasar terhadap ibunya. Tiga bulan setelah dia pertama kali bertemu Adrian, Hoe Kah memutuskan untuk pindah dari rumahnya dan tinggal bersama dengan Adrian.

Setelah Hoe Kah pindah dari rumah, Benson berusaha untuk mencarinya di apartemen milik Adrian. Namun, Benson justru memutuskan untuk tinggal disana sambil mengawasi perawatan yang sedang dijalani oleh Hoe Kah. Hoe Kah sempat membujuknya untuk mau berpartisipasi dalam terapi kejut-listrik.

Pada tanggal 7 Januari 1980 pagi, Benson duduk bersama Hoe Kah. Lengan mereka diikat bersama dan kaki mereka berada di dalam bak air yang terpisah. Adrian dengan sengaja mengalirkan listrik dengan tegangan yang besar pada Benson yang kemudian membuatnya tersengat listrik, sementara Hoe Kah langsung pingsan. Ketika Hoe Kah bangun, Adrian memintanya untuk berbohong kepada polisi tentang kematian Benson. Hoe Kah mengatakan pada polisi bahwa suaminya telah tersengat listrik di kamar mereka ketika dia mencoba untuk menyalakan kipas angin dalam keadaan gelap. Oleh karena itu, polisi tidak melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Meskipun antipati terhadap Benson, namun kematiannya sangat mempengaruhi Hoe Kah. Dia mulai mendengar suara-suara dan berhalusinasi melihat Benson yang sudah meninggal. Pada akhir bulan Mei 1980, Hoe dirawat di Rumah Sakit Woodbridge, dimana psikolog mendiagnosis kondisinya sebagai skizofrenia dan sempat menjalani perawatan. Hoe Kah bisa pulih dengan cepat, bahkan dalam waktu dua bulan dia sudah dipulangkan. Sikap terhadap ibu dan saudara-saudaranya pun mulai membaik, walaupun dia masih tinggal bersama dengan Adrian dan Catherine.
Bersama Hoe Kah dan Catherine sebagai asistennya, Adrian kembali menipu lebih banyak wanita agar dapat memberinya uang dan seks. Pada tanggal 19 Oktober 1980, seorang sales yang bernama Lucy Lau datang kerumah Adrian untuk menawarkan produk kecantikan. Namun, Adrian justru mengatakan padanya bahwa Lucy dihantui makhluk gaib dan Adrian bersedia mengusirnya dengan melakukan ritual. Lucy tidak yakin dengan yang dikatakan oleh Adrian, namun Adrian tetap bersikeras.



Secara diam-diam kemudian Adrian mencampur dua kapsul Dalmadorm dan obat penenang kedalam segelas susu, dan menawarkannya pada Lucy sambil mengklaim bahwa minuman yang diberikannya merupakan air suci. Lucy menjadi pusing setelah meminumnya, dan Adrian langsung memanfaatkannya. Selama beberapa minggu selanjutnya, Adrian terus menyiksanya dengan menggunakan narkoba atau mengancamnya.

Pada bulan November, Adrian sempat memberi pinjaman uang kepada orangtua Lucy dengan jumlah yang lebih sedikit dari yang mereka minta. Namun, Lucy justru membuat laporan di kantor polisi tentang perbuatan yang dilakukan oleh Adrian terhadapnya. Pada akhir tahun 1980, Adrian ditangkap atas tuduhan pemerkosaan, dan Catherine ditangkap karena dianggap bersekongkol dengan Adrian.

Adrian dan Catherine dibebaskan dengan jaminan karena Adrian sempat membujuk Hoe Kah untuk berbohong pada polisi bahwa dia hadir dalam dugaan pemerkosaan yang dilakukan oleh Adrian, namun Hoe Kah tidak melihat bahwa ada sebentuk kejahatan dalam kejadian tersebut. Tetapi tetap saja, hal tersebut tidak membuat polisi menghentikan penyelidikannya. Bahkan, Adrian dan Catherine diharuskan melapor ke kantor polisi setiap dua minggu sekali.

Merasa frustasi, Adrian berencana untuk mengalihkan perhatian polisi dengan melakukan serangkaian pembunuhan anak-anak. Selain itu, ia percaya bahwa dengan mengorbankan anak-anak untuk Dewi Kali, hal tersebut akan membuatnya secara supernatural dapat membuat polisi tidak lagi menaruh curiga pada Adrian. Adrian kemudian berpura-pura dirasuki oleh Dewi Kali, dan meyakinkan Catherine dan Hoe Kah bahwa sang Dewi ingin mereka membunuh anak-anak untuk membalas dendam pada Lucy. Adrian juga memberi tahu mereka bahwa Phragann menuntut agar Adrian berhubungan seksual dengan korban perempuannya.
Agnes Ng

Pada tanggal 24 Januari 1981, Hoe Kah melihat Agnes Ng disebuah gereja terdekat dan membujuknya untuk pergi ke apartemen Adrian. Agnes yang saat itu berumur sembilan tahun, dihujani dengan makanan dan minuman yang sebelumnya sudah dicampur dengan Dalmadorm. Setelah Agnes merasa pusing dan kemudian tertidur, Adrian melecehkannya secara seksual.

Menjelang tengah malam, Adrian, Catherine, dan Hoe Kah membekap Agnes dengan bantal, mengambil darahnya, meminumnya, dan mengoleskannya pada patung Dewi Kali. Setelah itu, mereka menenggelamkan Agnes dengan memasukkan kepalanya ke dalam seember air. Akhirnya, Adrian menggunakan alat terapi kejut-listriknya untuk memastikan bahwa Agnes sudah tewas. Mereka kemudian memasukkan mayatnya ke dalam tas dan membuangnya di dekat lift di Blok 11.

Ghazali

Ghazali mengalami nasib serupa ketika dia dibawa oleh Hoe Kah ke apartemen Adrian pada tanggal 6 Februari 1981. Ghazali cenderung kebal terhadap obat penenang. Oleh karena itu, dia membutuhkan waktu yang lama untuk bisa tertidur. Adrian memutuskan untuk mengikat Ghazali sebagai tindakan pencegahan, namun Ghazali sempat terbangun dan berusaha untuk membebaskan diri. Karena panik, Adrian, Catherine, dan Hoe Kah memukul leher Ghazali hingga dia pingsan.

Setelah mengambil darahnya, mereka kemudian menenggelamkannya. Ghazali sempat mengalami kejang dan memuntahkan isi perutnya ketika dia tewas, bahkan darah terus menerus mengalir dari hidungnya. Sementara Catherine membersihkan semua kotoran, Adrian dan Hoe Kah pergi untuk membuang mayat Ghazali. Adrian sempat memperhatikan jejak darah mengarah ke apartemen mereka, jadi dia dan Hoe Kah berusaha untuk membersihkannya sebelum matahari terbit. Namun, jejak darah tersebut tidak dibersihkan dengan baik sehingga polisi mengetahuinya dan segera melakukan penangkapan terhadap mereka.
Beberapa hari setelah penangkapan mereka, Adrian, Catherine, dan Hoe Kah diadili di Pengadilan Subordinat atas pembunuhan Agnes Ng dan Ghazali. Ketiganya menjalani proses interogasi lebih lanjut oleh polisi dan menjalani pemeriksaan medis oleh dokter penjara. Pada tanggal 16-17 September 1981, kasus mereka dibawa ke pengadilan untuk sidang pendahuluan.



Untuk melawan terdakwa, Wakil Jaksa Penuntut Umum yang bernama Glenn Knight meminta 58 orang saksi dan meletakkan 184 buah bukti dihadapan hakim. Sementara Catherine dan Hoe Kah membantah tuduhan pembunuhan tersebut, Adrian justru mengaku bersalah dan mengaku bertanggung jawab penuh atas pembunuhan yang dilakukannya. Hakim memutuskan bahwa kasus terhadap terdakwa cukup kuat untuk disidangkan di Pengadilan Tinggi. Adrian, Catherine, dan Hoe Kah tetap ditahan sementara investigasi berlanjut.



Persidangan kemudian diadakan di Gedung Mahkamah Agung pada tanggal 25 Maret 1983. Glenn Knight terus mengembangkan kasusnya berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan oleh para detektif. Foto-foto adegan kejahatan ditambah dengan pernyataan saksi, akan membantu pengadilan untuk memvisualisasikan kejahatan yang terjadi. Bukti lain seperti sampel darah, benda-benda keagamaan, obat-obatan, dan catatan dengan nama Agnes Ng dan Ghazali, secara meyakinkan menjadi bukti atas keterlibatan terdakwa.

Dengan seijin Adrian dan polisi, Catherine menggunakan uang sebanyak 10 ribu dolar dari 159.340 ribu dolar uang yang disita dari apartemen Adrian, untuk menyewa J.B. Jeyaretnam sebagai pengacaranya. Hoe Kah mendapatkan bantuan hukum dari pengadilan dengan didampingi oleh Nathan Isaac sebagai pengacaranya. Sedangkan Adrian menolak perwakilan hukum bahkan sejak dia ditangkap. Dia membela dirinya sendiri di persidangan Pengadilan Subordinat, namun dia tidak lagi dapat melakukannya ketika kasus pembunuhan yang dilakukannya dipindahkan ke Pengadilan Tinggi.

Hukum di Singapura menerangkan bahwa untuk kejahatan berat, terdakwa harus dibela oleh seorang pengacara. Oleh karena itu, Howard Cashin kemudian diangkat sebagai pengacara Adrian, meskipun Adrian menolak untuk bekerja sama. Ketiga pengacara yang ditunjuk memutuskan untuk tidak memberikan bantahan bahwa klien mereka telah membunuh anak-anak. Mereka juga berusaha menunjukkan bahwa klien mereka tidak waras dan tidak dapat bertanggung jawab atas pembunuhan yang mereka lakukan. Jika pembelaan tersebut berhasil, maka para terdakwa akan lolos dari hukuman mati dan hanya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, atau sampai sepuluh tahun penjara.


bersambung ke #2..

Sekian, dan terimakasih.

*
*
*
*
*

sumber 1, sumber 2, sumber 3
nask4hAvatar border
wesly771Avatar border
fathur394Avatar border
fathur394 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
3.4K
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.