Kaskus

Entertainment

gothic84Avatar border
TS
gothic84
Koridor Akal untuk mengenal adanya Tuhan.
Hallo para Kaskuser, semoga anda semua dalam keadaan sehat wal afiat.

Thread ini saya buat, karena beberapa waktu ini saya membaca thread pertanyaan tentang eksistensi Tuhan, dan dalam hal ini saya ingin berbagi tentang apa yang saya pahami dan saya pelajari mengenai hal ini sebagai koridor untuk akal kita dalam mengenal tentang keberadaan-Nya.

Semoga apa yang saya jelaskan di sini bisa memberikan wawasan untuk kita semua dan membuka akal kita untuk lebih mempelajari nya.

Ada hal yang paling mendasar untuk belajar mengenal tuhan yang secara umum di sebut sifat 20, yang menjadi koridor akal dalam memahami sifat antara tuhan dan makhluk ciptaan nya.

yang pertama adalah sifat nafsiah yaitu Wujud.

bukti keberadaan tuhan adalah adanya kita sebagai manusia yang menjadi makhluk ciptaan nya.
namun keberadaan kita bersandar kepada perantara ibu dan ayah, lalu ibu dan ayah melalui kakek-nenek dan seterus nya.
akhir nya kita bertanya siapakan manusia yang pertama kali di ciptakan?

secara umum sering kita kenal Adam, yang dalam hampir semua ajaran agama memberitahukan nya tentang kisah Nabi Adam.
Lalu siapakan yang menciptakan adam ini lah yang kita sebut Tuhan.
lalu, siapakah yang mencipakan Tuhan?

maka akal kita akan berandai andai, ada satu tuhan lagi yang menciptakan nya, lalu yang menciptakan tersebut ada lagi yang menciptakan nya hingga akhir nya tak berujung karena yang satu di ciptakan yang lain dan seterus nya hingga tak berujung seperti bilangan yang terus berlanjut.

hingga ada jawaban berikut nya dalam sifat Salbiah (yaitu sifat yang menolak apa yang tidak layak bagi Tuhan).

sifat salbiah yang pertama adalah Qidam, yang berarti tidak ada awal nya.

ini lah yang menjadi koridor antara tuhan dan manusia, manusia memiliki awal penciptaan sedangkan tuhan Tidak ada awal penciptaan, karena dialah sang maha pencipta.

sifat salbiah yang kedua adalah Baqa, yang berarti tidak ada akhir nya.
ini lah koridor selanjut nya antara tuhan dan manusia, manusia ada awal penciptaan, pasti ada akhir perjalanan nya yaitu Maut atau Mati.
sedangkan Tuhan tidak akan pernah mati karena Dia lah yang menghidupkan dan mematikan setiap makhluk nya.

dan dari sifat qidam dan baqa ini lah Tuhan mencabut apa yang ada pada makhluk, yaitu WAKTU. Tuhan tidak terikat oleh waktu karena Tuhan pulalah sang pemilik WAKTU.

sifat salbiah yang ke tiga adalah Mukholafatul Lilhawaditsi yang artinya Berbeda dengan ciptaan-Nya

Selanjut nya akal kita akan bertanya-tanya, seperti apakah Tuhan?
maka kita akan membanding dan menyandingkan dengan apa yang PERNAH kita Lihat, dan PERNAH kita dengar.
sedangkan apa yang pernah kita lihat dan dengar adalah ciptaan Nya yang sudah tentu tidak akan pernah sama dengan apa yang Tuhan ciptakan.

karena jika Tuhan menciptakan apa yang sama dengan-Nya tentu akan kontradiktif, karena apa yang kita lihat dan dengar pastilah sesuatu hal yang baru yang memiliki awal penciptaan dan akhir perjalanan, sedangkan dalam sifat sebelum nya tuhan tidak terikat oleh awal dan akhir yang menjadi waktu.

Maka dalam hal ini Tuhan tidak terikat oleh BENTUK, jadi tak akan ada satu hal pun di dunia ini yang mampu menyamai-Nya.

sifat salbiah yang ke empat adalah Qiyamuhu Binafsihi yang arti nya berdiri dengan sendiri nya

Selanjut nya akal kita akan bertanya lagi, dimanakah Tuhan?

jika kita bertanya tentang di mana, maka akal kita akan berfikir tentang TEMPAT.

yang dengan pemahaman kita tentang ada nya surga dan neraka, maka di sanalah keberadaan tuhan kita simpul kan.

lalu, jika hanya fokus untuk urusan surga dan neraka, bagai mana urusan semua makhluk nya yang masih ada di dunia?
apakah tuhan tinggalkan sejenak?
tentu tidak dan tidak masuk akal juga jika tak mampu mengurus kedua nya karena bukan kah tuhan pemilik lagit dan bumi beserta seluruh makhluk ciptaan nya?

atau apakah di arah Kiblat, karena ada salah satu umat beragama yang beribadahnya menghadap ke sana?
tentu tidak, karena bagai mana dengan umat beragama lain yang beribadah nya tidak hanya ke arah kiblat.
Bukan kah Tuhan itu maha adil, dimana keadilan Tuhan jika hanya ada di satu arah.

Maka dalam hal ini Tuhan tidak terikat oleh RUANG, yang dalam arti dimanapun kita berada di situ pulalah Tuhan bersama kita.
terlepas apakah kita sedang mengingat nya ataupun tidak.
terlepas apakah kita sedang beriman atau pun tidak, dan terlepas apakah kita sedang beribadah atau pun bermaksiat Tuhan Maha mengetahui.

sifat salbiah yang ke lima adalah Wahdaniyat, yang artinya TUNGGAL.

arti tunggal di sini bukan berarti satu karena jika setelah satu maka akan ada dua, tiga, empat dan seterus nya.

makna tunggal di sini adalah semua bergantung kepada yang TUNGGAL.

saya akan beri PERUMPAMAAN sederhana.

jika kita mempelajari kehidupan laut maka DIIBARATKAN Tuhan itu seperti air laut nya, dalam arti menjadi penunjang hidup untuk berbagai jenis makhluk yang ada dilautan tersebut, dalam ikan hiu ada air laut, dalam ikan paus ada air laut, dalam terumbu karang ada air laut, dan bahkan sampai ikan terkecil dan semua makhluk yang ada di laut itu bergantung pada air laut itu sendiri.

Maka dalam hal ini Tuhan tidak terikat oleh BILANGAN dan KEPENTINGAN.

tidak memandang apapun makhluk yang hidup Tuhan lah tempat bergantungnya, terlepas makhluk itu beriman atau tidak, terlepas makhluk itu percaya akan ADANYA TUHAN atau tidak, terlepas makhluk itu sedang berbuat kejahatan ataupun kebaikan TUHAN berikan hidup dan segenap penujnang kehidupan nya tanpa membeda bedakan nya.

dan dimanapun makhluk itu hidup, Tuhan berikan REJEKI nya, tuhan tentukan AJAL nya, tuhan siapkan JODOH nya, dan tuhan tuliskan TAKDIR nya.

REJEKI, AJAL, JODOH, dan TAKDIR itu lah yang selama ini kita sebut dengan UJIAN 4 Perkara.
dan tidak ada satu makhluk pun di dunia ini yang keluar dari ujian 4 perkara tersebut dalam kehidupan sehari hari nya.


jadi, sejati nya tuhan itu ADA soal kita mempercayainya ataupun tidak itu adalah perkara yang lain.

ini hanya sebagian dari sifat sifat Tuhan yang secara umum saya pelajari dan telaah dan menjadi titik terang untuk koridor akal saya dalam memahami nya.

Pembahasan tentang sifat 20 terbagi menjadi 4 (Empat) kategori, yaitu : Sifat Nafsiyah, Sifat Salbiyah, Sifat Ma'ani dan Sifat Ma'nawiyah.

Berikut definisi dan penjelasan mengenai sifat Nafsiyah, Salbiyah, Ma'ani dan Ma'nawiyah beserta pembagian 20 sifat wajib Allah di dalamnya :

Yang pertama yaitu Sifat Nafsiyah

Sifat Nafsiyah adalah sifat yang menunjukkan zat itu sendiri bukan hal lainnya. Sifat Nafsiyah juga bisa didefinisikan sebagai haliyyah atau kondisi yang pasti ada pada suatu dzat selama dzat tersebut tidak 'ilati dengan suatu 'ilat. Sifat wajib Allah yang termasuk ke dalam sifat Nafsiyah hanyalah satu, yaitu sifat wujud.

dan penjelasan tentang sifat wujud ini sudah saya terangkan di atas, semoga agan dan sista bisa memahami nya.

Selanjut nya yaitu Sifat Salbiyah

Sifat Salbiyah adalah sifat yang menafikan segala hal yang tidak layak bagi Tuhan.
Sifat wajib yang masuk ke sifat Salbiyah sendiri mencakup 5 sifat, Yaitu:

Qidam, Baqa’, Mukhalafatu lilhawadisi, Qiyamuhu Binafsihi dan Wahdaniyat.

dan penjabaran nya pun sudah saya terangkan sebelum nya.

Selanjut nya yaitu Sifat Ma'ani.

Sifat Ma'ani adalah sifat yang ada pada sesuatu yang disifati yang otomatis menetapkan suatu hukum padanya. Seperti sifat Qudrah Allah yang secara otomatis menetapkan hukum Kaunuhu Qadiran ( keberadaan Allah SWT maha mampu/ kuasa).

Sifat Ma'ani juga disebut sebagai sifat wujudiyyah, yaitu sifat yang memiliki wujud atau ada wujudnya, maksudnya adalah sifat tersebut tidak terlepas dari zat Allah SWT. Dari sifat-sifat wajib Allah, yang termasuk dalam kategori Ma'ani adalah 7 (Tujuh) sifat, yaitu :

Hayat, Ilmu, Iradat, Qudrat, Sam’a, Basar,dan Kalam.

Selanjut nya yaitu Sifat Ma'nawiyah

Sifat Ma'nawiyah adalah sifat yang ada pada suatu yang disifati, yang otomatis menetapkan suatu hukum padanya, maka sifat Ma'nawiyah merupakan hukum tersebut. Dari definisi di atas bisa kita simpulkan bahwa sifat Ma'nawiyah merupakan sebuah kondisi yang selalu menetap pada sifat Ma'ani itu sendiri.

Sifat ilmu misalnya, pasti dzat yang bersifat dengannya mempunyai kondisi berupa Kaunuhu ' Aliman ( keberadaannya sebagai zat yang berilmu/ mengetahui). Sifat wajib Allah yang termasuk dalam kategori Ma'nawiyah ada 7 sebagaimana sifat Ma'ani yaitu:

Kaunuhu Hayyan, Kaunuhu 'Aliman, Kaunuhu Muridan, Kaunuhu Qadiran, Kaunuhu Sami'an, Kaunuhu Bashiran dan Kaunuhu Mutakalliman.

Dan di thread ini, saya akan berusaha mengurai kan tiap masing masing kategori sifat 20 di atas sesuai dengan kapasitas akal saya, dan apa yang telah saya pahami.

Kita mulai pembahasan sifat Ma’ani yang pertama yaitu Hayat:

Hayat ini memiliki arti Maha Hidup.

Layak nya segala sesuatu yang hidup tentu akan memiliki aktifitas kehidupan.

Lalu akal kita pun akan bertanya apa yang membedakan antara hidup manusia dengan Tuhan yang menciptakan kehidupan?

Jawaban nya adalah penjelasan yang lebih detail mengenai uraian dari sifat nafsiah dan salbiah yang saya telah uraikan di sebelum nya.

Yang pertama, Hidup Tuhan itu Qidam ( tidak ada awal nya) , sedangkan hidup kita sebagai manusia ada awal penciptaan.

Dimulai dari perantara ibu dan ayah, bercampur nya sel sperma dan sel telur, kemudian fase kehidupan dalam kandungan, sampai lahirnya ke Dunia dan menjalankan kehidupan sesuai garis takdir Nya.

Yang kedua, Hidup Tuhan itu Baqa ( tidak ada akhir nya ) , sedangkan hidup kita sebagai manusia yang di awali proses penciptaan pasti akan menemui akhir perjalanan hidup yang disebut Mati dan kematian itu adalah satu hal yang Pasti.

“Kullu Nafsin Zaikatul Maut” , Setiap yang bernyawa akan merasakan Mati.

Yang ketiga, Hidup tuhan itu berbeda dengan apa yang di ciptakan nya (Mukholafatul Lilhawaditsi).

Kita sebagai Manusia membutuhkan Jasad untuk bisa hidup, sedangkan Tuhan tak butuh jasad untuk hidup.

Hidup manusia membutuh kan Ruh karena hakikat nya manusia adalah Ruh, sedangkan hidup tuhan tak membutuhkan Ruh.

Hidup manusia membutuh kan Nyawa, sedangkan Tuhan tak butuh Nyawa.
Ciri kita hidup adalah Bernafas, Tuhan tak membutuhkan nafas untuk hidup.

Nah ini lah penjelasan hidup Tuhan berbeda dengan ciptaan nya.

Ada yang hidup, ada yang menghidupi, dan ada yang di hidupi.

Tuhan bukan yang Hidup, karena yang hidup adalah Ruh.

Tuhan bukan yang menghidupi, karena yang menghidupi adalah Nyawa.

Tuhan bukan yang di hidupi, karena yang di hidupi adalah Jasad.

Lalu yang manakah Tuhan?

Tuhan adalah yang Maha Hidup, yang memiliki sifat Hayat.

Yang ke empat, hidup Tuhan itu tidak terikat oleh RUANG ( Qiyamuhu Binafsihi ).

Selain membutuh kan Ruh, Nyawa, dan jasad, makhluk hidup membutuh kan Ruang untuk hidup nya. Seperti perumpamaan kehidupan ekosistem laut yang sudah saya contoh kan sebelum nya.

Sedangkan Tuhan tidak membutuhkan ruang.

Yang ke Lima, Hidup Tuhan itu tunggal (Wahdaniyat). yang menjadi tempat bergantung seluruh makhluk ciptaan nya.

Sedangkan makhluk hidup sangat bergantung pada keberadaan tuhan untuk memenuhi seluruh kebutuhan dan penunjang kehidupan nya agar bisa tetap hidup sampai batas waktu yang telah Tuhan tentukan.

Kita lanjut kan ke sifat Ma’ani yang kedua yaitu Ilmu

Ilmu di sini memiliki arti Maha Mengetahui segala sesuatu.

Tuhan memiliki Ilmu, kita juga sebagai manusia mempunyai Ilmu, lalu apa yang membedakan Ilmu yang ada pada Makhluk dengan Ilmu milik Tuhan?

Ilmu yang ada pada Tuhan bersifat Qidam (Tidak ada Awal nya), sedangkan ilmu pengetahuan yang ada pada Makhluk ada Awal dan asbab dalam mendapat kan nya.

begini penjelasan lebih lanjut beserta contoh nya:

Kita sebagai manusia mengetahui bahwa ini adalah ayah dan ini adalah Ibu, tentu saja tidak begitu langsung tahu ketika saat di lahir kan.

kita mulai mengetahui bahwa ini adalah ibu dan ayah kita seiring bertambah nya usia, di mulai merangkak, lalu belajar berdiri, lalu belajar mendengar kemudian kita bisa berkomunikasi dan berbicara, dan seiring berjalan nya waktu barulah tahu bahwa ini yang di sebut Ibu dan ini yang di sebut ayah.

kemudian kita mengenal benda, lalu belajar mengenal huruf hingga bisa merangkai suku kata itu pun semua ada awal nya, yaitu di ajarkan kedua orang tua lalu memasuki usia sekolah dan mulai banyak belajar ilmu menulis dan membaca dan seterus nya hingga mendapatkan banyak ilmu pengetahuan seiring bertambah nya apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar untuk di pelajari.

lalu ilmu yang ada pada Tuhan itu bersifat Baqa (tidak ada akhir nya), atau langgeng, sedangkan ilmu di makhluk bersifat sementara dan ada waktu terputus nya ilmu yang di miliki makhluk.

Kita ambil contoh: saat dalam kondisi tertentu ada kala nya ilmu di manusia terputus oleh Lupa,jangankan ilmu yang rumit, kita ambil saja ilmu yang sederhana misal nya tentang Nama. ada saat saat ternetu kita lupa akan nama seseorang, padahal kita kenal dengan orang tersebut bahkan kenal nya pun dalam waktu yang cukup lama, tapi suatu saat lama tak bertemu kita lupa nama nya siapa, padahal itu adalah teman akrab.

ilmu pada manusia bisa terputus saat dalam kondisi tidur, bukti nya, sepandai apapun seseorang saat dalam kondisi tidur ditanya satu tambah satu pasti tidak akan bisa menjawab, karea ilmu nya saat itu dalam kondisi terputus.

dan masih banyak contoh kondisi lain nya, dan yang paling terakhir, adalah terputus ilmu nya oleh kematian seiring berakhir perjalanan hidup nya.

Selanjut nya, Ilmu ada pada Tuhan memiliki Ta’aluq ( perangkat ), dan Ta’aluq dari sifat Ilmu yaitu Inkisaf.

apakah yang dimaksud dengan Inkisaf?

Inkisaf Yaitu yang membukakan dari yang asal nya tidak Tahu menjadi Tahu, Inkisaf itu milik Tuhan, lalu hasil dari Inkisaf di berikan kepada makhluk nya.

Begini penjelasan lebih lanjut nya:

Inkisaf Ilmu akan di berikan jika manusia memenuhi Syarat, yaitu: melihat dan mendengar sesuatu.

Contoh : Dalam suatu kelas ada 20 orang murid yang sedang belajar dan seorang guru yang sedang memberikan pelajaran.
lalu dari ke 20 murid tersebut Tuhan berikan inkisaf nya sesuai kapasitas akal yang tuhan tentukan untuk masing masing siswa.

jadi, ada yang mendapatkan ilmu yang banyak, dan ada pula yang mendapatkan ilmu yang lebih sedikit.
padahal semua siswa tersebut memenuhi syarat yang sama, yaitu Melihat dan mendengar pelajaran tersebut bersamaan.
akhir nya ada istilah dalam kehidupan kita apa yang di sebut siswa cerdas dan siswa yang tidak begitu cerdas.

jadi, yang membuat seseorang itu cerdas dan tidak cerdas adalah Tuhan. Mengapa demikian?

jawaban nya adalah agar ada kehidupan yang berjalan.

jadi ada yang mengajar, ada yang belajar. ada yang bekerja, ada yang membayar. ada yang memberi, ada yang menerima.
ada yang meminjam, dan ada yang memberi.

jika tidak seperti itu maka tidak akan ada kehidupan. kita bayangkan jika semua manusia di cerdaskan.

semua ingin mengajar, lalu siapa yang akan belajar?

semua ingin menjadi pengusaha, lalu siapa yang akan bekerja?

semua manusia menjadi orang kaya yang ingin memberi, lalu siapa yang akan menerima?

sebalik nya, jika semua manusia tidak ada yang cerdas.

Semua ingin belajar, lalu siapa yang akan mengajar?

semua ingin bekerja, lalu siapa yang akan membayar?

semua manusia ingin menerima bantuan, lalu siapa yang akan memberi?

Dan Tuhan memberikan rejeki berupa ilmu kepada makhluk nya berdasar kan keadilan. dan adil di sini bukan berarti sama rata.

tapi hakikat adil di sini adalah sesuai dengan kebutuhan nya untuk menjalan kan amanah dan perintah dalam kehidupan.

yang memiliki pengetahuan banyak, amanah nya adalah mengajar, dan yang kurang memiliki ilmu perintah nya adalah belajar.

Selanjut nya, Tuhan memberikan inkisaf kepada manusia secara bertahap yaitu:

Pertama, Inkisaf Nadori.

Yaitu, Inkisaf ilmu akan di berikan jika kita melihat dan mendengar sesuatu, maka kita akan memiliki pengetahuan tentang sesuatu tersebut secara mendasar.

Kedua Inkisaf Doruri.

Yaitu, inkisaf ilmu akan di berikan jika kita melihat, mendengar, dan memikirkan sesuatu.
Maka kita akan memiliki pengetahuan tentang sesuatu tersebut secara lebih mendalam dari yang pertama.

Ketiga Inkisaf Badihi.

Yaitu, inkisaf ilmu akan di berikan jika kita melihat, mendengar, memikirkan, lalu mempraktekan sesuatu.
Maka kita akan memiliki pengetahuan tentang sesuatu tersebut secara lebih mendalam dan mendetail dari yang pertama dan kedua.

Contoh: Ilmu membuat sayur.

orang pertama, dia ingin membuat sayur, lalu membeli buku resep sayur, tapi hanya sebatas di baca, maka ilmu yang di dapat hanya sebatas referensi resep sayur.

orang kedua, membeli buku resep sayur, membaca resep sayur, lalu memikirkan hingga lebih detail lagi.
maka ilmu yang di dapat, selain hapal referensi resep, dia pun akan berkreatif dengan ide ide pemikiran nya.

orang ke tiga, membeli buku resep sayur, membaca nya, memikir kan nya, lalu mempraktekan nya.

maka ilmu yang di dapat, selain hafal referensi resep, dia taungkan ide kreatif nya, llalu dia praktekan ilmu nya sampai menghasilkan sabuah masakan sayur hingga mengetahui bagai mana rasa sayur tersebut.

jadi, orang pertama hanya mendapat ilmu berupa DATA pada akal nya.

Orang ke dua selain mendapat ilmu berupa DATA dia pun memiliki HAWA dalam akal nya

dan yang ketiga, selain mendapat kan ilmu berupa DATA, dia memiliki HAWA, lalu mendapatkan RASA dalam akal nya.

Nah, Ilmu Apapun yang di pelajari oleh Manusia, begitu hukum nya.

Lalu ada kasus, manusia yang protes kepada Tuhan yang kasus ini nyata dalam kehidupan keseharian kita.

Ya Tuhan, mengapa orang orang di negara barat dan eropa yang pola hidup nya begitu Liberal bahkan banyak yang Atheist tapi menjadi negara maju? sedangkan orang orang di negara Timur yang memiliki adab dan tata krama serta beragama begini begini aja?

Lalu ada orang yang beranggapan seolah olah Tuhan itu hanya tahu tentang Agama, atau tata cara masuk surga, tata cara menghindari neraka dan sebagai nya.

padahal kan tidak begitu, karena Ilmu di Tuhan itu bersifat Mukholafatul Lilhawaditsi (Tidak terkurung oleh bentuk) jadi ini berlaku untuk Ilmu apa saja.

Selanjutnya, Tuhan tidak memerlukan inkisaf untuk memiliki Ilmu dan juga tidak perlu melihat dan mendengar terlebih dahulu untuk memiliki Ilmu.

Itu lah perbedaan Ilmu ntara Tuhan dengan makhluk nya.

Hidup di belahan dunia mana pun jika kita mengerti konsep mengolah Ilmu, Tuhan pasti memberikan Ilmu nya karena Ilmu di Tuhan itu tidak terkurung oleh Ruang (Qiyamuhu Binafsihi)

ini lah bukti keadilan tuhan yang tidak pilih kasih, tidak terikat kepentingan dan bilangan yang sudah di jelaskan dalam sifat wahdaniyat.

inilah saat nya kita koreksi diri, tanyakanlah pertanyaan itu ke dalam diri sendiri, karena Tuhan itu maha Sempurna yang tak ada kekurangan sedikit pun dalam sifat Ilmu nya.

Ada sedikit catatan tambahan mengenai pembahasan Ilmu ini, yaitu penting nya adab sebelum ilmu.

karena banyak fenomena saat ini, orang yang memiliki ilmu yang banyak, namun tidak memiliki adab sehingga membawa nya pada sikap angkuh dan sombong. bahkan lupa bahwa ilmu tersebut hanyalah titipan.

Berhubung karakter habis, lanjutan penjelasan bisa agan baca di Post selanjutnya
Polling
0 suara
Apakah cara penulisan saya mudah di mengerti?
najarrdlAvatar border
triandikadim881Avatar border
azhuramasdaAvatar border
azhuramasda dan 6 lainnya memberi reputasi
7
1.8K
18
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The Lounge
KASKUS Official
924.9KThread90.2KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.