kupasonline2559Avatar border
TS
kupasonline2559
Cara Menyelamatkan Diri Dari Gempa di Saat Tertidur Pulas


KUPASONLINE.COM--Seperti musibah alam atau guncangan alam tidak bisa senantiasa diprediksi. Ada sebagian permasalahan guncangan alam yang terjalin di Indonesia tidak bisa dideteksi oleh perlengkapan pemeriksaan yang dipunyai oleh BMKG sekalipun.
Disebabkan guncangan alam yang ada di Indonesia tidak bisa diprediksi, kita mesti membuat perencanaan yang matang agar selamat pada saat gempa. Terutama saat tertidur pulas. Suatu tindakan yang tepat di tengah goncangan bisa meminimalisir resiko yang bisa kita alami disaat gempa terjadi.
Berikut ini ada beberapa cara atau trik yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan diri dari gempa terutama disaat kita tertidur pulas sekalipun.

1. Meletakan celengan berisi uang koin di bagian pinggir atas lemari kamar.
Cara ini perlu kita terapkan, karena sangat ampuh dan menolong membangunkan. Dengan meletakkan celengan yang berisi uang koin di atas lemari, ketika gempa terjadi, maka celengan akan terjatuh ke lantai. Dan secara otomatis, penghuni kamar akan terbangun mendengar suara keras yang dikeluarkan dari celengan yang terjatuh tersebut. Agar bunyinya makin keras, usahakan bahan celengan terbuat dari kaleng. Seperti kaleng bekas susu dan lainnya.

2. Jauhkan tempat tidur dari kaca, furnitur besar, dan objek berbahaya lainnya.
Yang perlu anda lakukan adalah menjauhkan tempat tidur anda dari barang-barang berbahaya seperti kaca, furnitur besar, dan objek berbahaya lainnya. Karena dampaknya sangat buruk. Namun jika hal itu tidak bisa dilakukan karena keterbatasan luas kamar, maka pada saat gempa berhati-hatilah. Dalam beberapa detik pertama setelah guncangan terjadi, cobalah menjauh secepat mungkin dari barang-barang yang dapat terjatuh atau melukai Anda. Menunduk dan berjalan atau merangkaklah menjauhi objek berbahaya seperti jendela, lemari, televisi, dan rak buku.

Jika Anda berada di tempat umum yang ramai seperti toko, jangan tergesa-gesa berlari menuju pintu keluar meskipun Anda melihat banyak orang melakukannya. Menjauhlah dari rak, jendela kaca, dan dinding luar, kemudian cari tempat tertutup untuk berlindung.
Ingatlah frasa atau prosedur “menunduk, berlindung, dan bertahan”, langkah tindakan yang disarankan oleh organisasi-organisasi manajemen darurat internasional.

3. Menunduk atau tiarap dan berlindunglah di bawah meja yang kuat.
Carilah furnitur yang kukuh seperti meja yang dapat melindungi Anda dari benda yang jatuh. Berlututlah dan meringkuk di bawah meja hingga guncangan berhenti.
Jika Anda berada di atas tempat tidur saat gempa terjadi, tetaplah berada di atasnya. Kuatkan diri dan lindungi kepala dan leher menggunakan bantal.
Jika Anda tidak bisa bersembunyi ke bawah meja, berlindunglah di sudut dalam ruangan.

Jangan berdiri di ambang pintu. Langkah ini pada awalnya disarankan, tetapi keamanan Anda lebih terjaga saat berlindung di bawah meja yang kukuh atau meringkuk di sudut ruangan. Ambang pintu tidak memberikan banyak perlindungan dari benda jatuh atau melayang yang merupakan penyebab sebagian besar cedera atau kematian saat gempa.
 
4. Lindungi kepala dan leher dari benda atau reruntuhan yang jatuh.
Jika memungkinkan, ambil bantal, bantal sofa, atau benda lain untuk melindungi wajah dan kepala. Jika tidak ada yang bisa digunakan sebagai pelindung, tutupi wajah, kepala, dan leher dengan tangan dan lengan.
Gempa yang kuat dapat menimbulkan awan debu yang berbahaya. Dalam kondisi seperti ini, lindungi pula hidung dan mulut menggunakan saputangan atau pakaian.

5. Carilah tempat yang aman hingga guncangan berhenti.
Bertahanlah hingga guncangan berhenti setelah 1-2 menit. Tetap waspada saat Anda bangun karena guncangan susulan dapat terjadi kapan pun.
Saat gempa terjadi, Anda dan keluarga (atau rekan kerja jika sedang berada di kantor) harus bertemu di lokasi aman yang sudah ditentukan. Buatlah rencana tindakan sejak awal dan pergilah ke lokasi pertemuan yang sudah ditentukan setelah guncangan berhenti.
Jika guncangan susulan terjadi, menunduklah, berlindung, dan bertahanlah hingga gempa berakhir.

6.Berhati-hatilah saat berada di sekitar reruntuhan setelah meninggalkan tempat berlindung.
Waspadalah terhadap potongan kaca dan puing-puing bangunan. Jika Anda tidak mengenakan alas kaki, melangkahlah secara perlahan dan berhati-hatilah agar Anda tidak sampai mencederai diri sendiri. Kenakan sepatu bersol tebal dan jika Anda mengenakan pakaian yang tipis, kenakan celana panjang dan kemeja lengan panjang.
Dalam gempa yang sangat kuat, ingatlah untuk menutup mulut agar Anda tidak sampai menghirup debu, terutama jika Anda memiliki riwayat gangguan pernapasan.
Jika Anda terjebak, jangan berteriak karena debu dapat terhirup. Sebagai gantinya, kirimlah pesan singkat atau hubungi layanan darurat, ketuk atau pukul permukaan benda yang keras, atau jika ada, tiuplah peluit untuk memberi tahu lokasi Anda kepada orang lain.

7. Periksa cedera dan berikan pertolongan dasar jika perlu.
Hubungi layanan darurat jika Anda atau seseorang di sekitar mengelami cedera dan membutuhkan perawatan medis. Jika Anda dapat memberikan pertolongan pertama atau napas buatan, berikan perawatan darurat seperlunya kepada korban.
Untuk memberikan napas buatan, tempatkan satu tangan di bagian tengah dada korban, dan letakkan tangan yang lain di atas tangan pertama. Pastikan kedua lengan tetap tegak saat Anda menekan dada korban secara langsung dalam tempo 100 ketukan per menit.

Hentikan pendarahan dengan memberikan tekanan langsung pada luka. Balut luka dngan kain kasa steril atau kain yang bersih, kemudian berikan tekanan yang kuat.
Jika tekanan kuat tidak menghentikan pendarahan, gunakan ikat pinggang, pakaian, atau perban untuk membuat torniket. Pasang torniket dengan ketinggian 5-7,5 sentimeter di atas luka ke arah tubuh. Untuk luka pada paha, pasang torniket di atas luka, di sekitar pangkal paha untuk membatasi jumlah darah yang mengalir dari jantung.
Jika seseorang mengalami luka serius atau pingsan, jangan memindahkan tubuhnya kecuali jika struktur bangunan yang ada tidak kukuh atau korban berada di tempat yang sangat berbahaya.

8. Amati kerusakan dan bahaya pada struktur bangunan.
Periksa apakah terdapat retakan pada struktur bangunan, kebakaran, bau gas, atau kabel dan perlengkapan listrik yang rusak. Jika Anda merasa bahwa bangunan tidak kukuh, segera lakukan evakuasi. Jika memungkinkan dan tidak ada kemungkinan bahwa bangunan akan runtuh dalam waktu singkat, selesaikan atau tangani kerusakan pada bangunan.

Jika Anda mencium bau gas atau mendengar suara ledakan atau desis, buka jendela dan segera tinggalkan bangunan. Matikan gas dengan menutup katupnya (baik pada tabung atau saluran khusus di luar bangunan) dan hubungi perusahaan gas atau pihak ahli. Perlu diingat bahwa jasa profesional mungkin dibutuhkan untuk memperbaiki kerusakan pada jaringan gas.

Perhatikan tanda-tanda kerusakan listrik, termasuk percikan api, kabel yang patah atau terkoyak, dan bau terbakar. Jika memungkinkan, padamkan listrik melalui kotak sekering atau panel pemutus listrik. Jika Anda harus turun ke air untuk mengakses kotak sekering atau panel pemutus listrik, hubungi pihak ahli (mis. pakar listrik) dan jangan memaksakan diri untuk mematikan jaringan listrik sendiri.
Padamkan kebakaran kecil dengan alat pemadam kebakaran. Jika terjadi kebakaran yang lebih besar, hubungi layanan darurat. Segera lakukan evakuasi jika terjadi kebakaran dan Anda mencium bau gas.

Jangan meminum air dari wastafel, mandi, atau menggunakan toilet hingga pihak berwenang menyarankan bahwa aktivitas-aktivitas tersebut aman dilakukan. Tutup lubang pembuangan wastafel dan bak rendam untuk mencegah aliran balik dari pembuangan. 
Baca Selengkapnya
0
218
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Secercah Harapan
Secercah Harapan
24Thread44Anggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.