Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

devankaflaAvatar border
TS
devankafla
Sesalku (Fizzo)
#promosi
#promosicerita
#fizzo

SESALKU CUPLIKAN PART 2

nara mondar-mandir seperti orang kebingungan. Tentu saja dia menjadi kacau pikirannya. Baru saja dia ditelepon orang yang mengaku pacarnya Rama.

Lima bulan menjadi kekasih Rama, terlihat sekali jika Rama itu orangnya penuh cinta dan tidak aneh-aneh. Rama juga selalu romantis pada Inara.

"Masih, sih, Rama punya pacar selain aku? Bener gak yang dibilang perempuan tadi?" gumam Inara seorang diri.

Kring ...

Ponsel Inara berdering sehingga membuatnya terkejut. Pikiran Inara tengah kalut saat itu. Dia melihat nama Rama di layar ponselnya. Rasanya Inara enggan untuk mengangkat telepon dari laki-laki yang belum lama dekat dengannya itu.

Inara membiarkan ponselnya berbunyi hingga mati sendiri. Dia masih sedikit syok karena telepon dari Indah tadi.

[Kenapa tidak diangkat? Kamu lagi sama laki-laki lain, ya?]

Tak lama setelah menelepon, Rama mengirim pesan. Dan lagi-lagi Rama menuduhnya tanpa dasar. Bukan kali ini saja Rama menuduhnya seperti itu. Awalnya, Inara mengira jika itu bentuk cinta dari Rama. Tapi, sejak Indah tadi menelepon, pikirannya berubah.


Inara dibom begitu banyak pesan oleh Rama. Tuduhan bahkan hinaan ditulis oleh Rama yang ditujukan kepada Inara. Bahkan, Rama tak segan-segan mengeluarkan sumpah serapahnya untuk Inara.

"Astaghfirullah al'adzim! Ternyata begini aslinya dia. Sikap yang begini membuatku semakin yakin dengan ucapan Indah," gumam Inara.

Inara benar-benar mengacuhkan panggilan maupun pesan dari Rama. Dia memilih untuk memutari jalanan Jakarta sekedar untuk melepas penat yang ada di kepala.

Ya, Inara memilih keluar rumah lagi untuk sekedar mencari pengalihan atau penghiburan diri. Inara bahkan tidak melihat lagi ponselnya karena pasti masih banyak pesan dari Rama untuknya.

Setelah puas berputar-putar, Inara memutuskan untuk kembali ke rumahnya. Kebetulan Inara tinggal bersama Ayah dan Ibu serta adik laki-laki.

"Assalamu'alaikum!" sapa Inara saat masuk ke dalam rumah.

"Waalaikumsalam. Sudah pulang, Nduk? Gimana hari ini? Jadi bimbingan skripsinya?" tanya Ibu Tari pada Inara.

Berasal dari keluarga yang pas-pasan, membuat Inara harus bisa menyelesaikan kuliah secepat mungkin. Dia tidak mau menjadi beban keluarganya lebih lama lagi.

"Jadi, Bu. Masih ada beberapa yang perlu perbaikan." Inara sebisa mungkin bersikap biasa saja di depan ibunya.

Orang tuanya tidak tahu kalau Inara sudah punya pacar. Ketegasan Ayahnya, membuat Inara tak berani mengaku jika dia punya pacar.

"Syukurlah. Gak apa-apa, Nduk. Yang penting kamu jangan sampai berhenti di tengah jalan, ya! Ibu tahu kamu pasti bisa, Nduk." Ibu Tari tak lupa memberikan semangat pada putri pertamanya itu.

"Iya, Bu," jawab Inara. Dia menarik bibirnya dengan paksa agar ibunya tenang.

"Kalau begitu, Inara ke kamar dulu, ya, Bu, sudah malam," sambung Inara.

Ibu Tari mengangguk dan berkata, "Setelah itu makan, ya, Ra."

"Iya, Bu."

Saat sudah berada di kamar, Inara kembali mendapatkan telepon dari Rama. Kali ini dia mau tidak mau harus mengangkatnya. Apalagi makian Rama semakin menjadi.

Entahlah, Inara ini b*doh atau terlalu bucin kepada Rama. Dia selalu memaafkan Rama seolah tidak terjadi apa-apa sebelumnya.

"Halo ..." sapa Inara ketus. Dia tak bisa membohongi kalau hatinya masih kesal karena Rama tak jadi datang ke tempat mereka janjian.

"Kemana aja, sih? Di telepon dan di SMS kok gak ditanggapi? Sesibuk itukah? Pasti lagi sama cowok lain, ya?" ucap Rama. Kata-kata Rama mulai memojokkan Inara.

"Udah, deh, Mas! Aku itu capek habis bimbingan skripsi. Kalau gak tau apa-apa, jangan asal nuduh!" jawab Inara kesal.

"Lagian kamu lupa sama janji kita hari ini? Katanya mau nonton film. Tapi nyatanya? Aku sudah nunggu sampai sore tapi kamu gak datang!" sungut Inara kemudian.

"Iya, deh, maaf, aku memang lupa tadi! Habisnya kamu dihubungi susah. Aku, kan, jadi berpikiran yang aneh-aneh, Sayang. Mau ketemuan gak besok? Buat nebus rasa bersalahku, gimana kalau kita besok ketemu?" usul Rama.

"Besok aku masih harus ke kampus dan gak tahu sampai jam berapa," jawab Inara datang.

"Yah, kamu kok gitu, sih, Sayang. Aku, kan, kangen banget sama kamu," seru Rama dengan suara manja.

"Kapan-kapan aja, ya. Aku harus kejar skripsiku tahun ini. Lagipula kamu selalu ingkar janji," sahut Inara sambil rebahan di dalam kamar.

"Ya sudahlah kalau begitu. Aku memang gak penting buat kamu."

Tut! Rama mematikan ponselnya secara sepihak. Inara menghela napas berat. Dia tak tahu tindakannya ini benar atau tidak. Biarlah nanti waktu yang menjawabnya.

Inara menghela napas panjang. Hal yang biasa terjadi jika keinginan Rama tidak terpenuhi. Inara pun langsung mandi agar badannya segar kembali.



___________________________________
Mohon dukungannya di aplikasi Fizzo. Tambahkan judul ini ke dalam rak dan baca sampai selesai tanpa buka koin. Terima kasih🥰
Judul : SESALKU
Napen : flam_boyan

Ini novel yang luar biasa untukmu:"Sesalku" 🌟🌟🌟🌟🌟 Ayo, periksa sekarang.

https://www.fizzo.org/page/share/?bi...e=id®ion=ID
Diubah oleh devankafla 07-12-2022 22:53
bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
1
267
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread•42.4KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.