MenarabatuAvatar border
TS
Menarabatu
Airlangga Hartarto Sebut Pembangunan Pariwisata Unsur Penting di Pertemuan BIMP EAGA
 

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) BIMP-EAGA ke-25 Tahun 2022



Pemanfaatan keunggulan komparatif Sumber Daya Alam dan pengembangan pariwasata adalah cara terbaik dalam optimalsisasi potensi BIMP EAGA (Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Philipina East ASEAN Groth Area), dalam mempercepat pencapaian Visi 2025. Hal itu disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang menjadi pimpinan delegasi Indonesia dalam Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) BIMP-EAGA ke-25 Tahun 2022 Retreat yang digelar di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Jumat (25/11).  “Saya senang akhirnya kita bisa bertemu langsung untuk mendiskusikan hal-hal penting yang akan memajukan kerja sama BIMP-EAGA,” ucap Menko Airlangga.
Pertemuan itu sendiri mengadendakan dual isu, yakni percepatan kerja sama BIMP-EAGA termasuk penyusunan Visi Pasca 2025 dan penguatan Sekretariat BIMP-EAGA Facilitation Centre (FC). Untuk itu ada tiga poin penting yang perlu dilakukan. Pertama, melipatgandakan upaya untuk merencanakan dan melaksanakan proyek-proyek konkret. Langkah-langkah yang dapat dilaksanakan antara lain adalah perumusan proyek secara konvergen dan bottom-up, kolaborasi proyek untuk menguatkan rantai pasok regional, serta upaya reskilling dan upskilling dari pelaku usaha.

Poin kedua adalah revitalisasi konektivitas melalui pembukaan kembali atau membuat rute baru untuk mendukung perdagangan dan pariwisata. “Pembangunan kembali sektor pariwisata menjadi prioritas, berkembang menjadi tangguh dan berkelanjutan,” ungkap Menko Airlangga.

Kemudian, poin ketiga yakni belajar dari G20 tentang percepatan transisi dan ketahanan energi di subkawasan, termasuk dalam mengembangkan model bisnis potensial untuk masa depan.

Para Menteri dari empat negara yang hadir menegaskan bahwa kerja sama subkawasan tetap menjadi kunci untuk memastikan pembangunan regional yang berkelanjutan dan inklusif.  Untuk itu, BIMP-EAGA harus dapat beradaptasi dan gesit di tengah munculnya megatren seperti gangguan teknologi, perubahan iklim, maupun krisis multidimensi yang akan terjadi.

Belajar dari hasil Mid-Term Review (MTR) Vision 2025, BIMP-EAGA perlu menyusun Visi Pasca 2025 dengan elemen-elemen yang lebih komprehensif. Hal ini diharapkan dapat menjawab berbagai tantangan yang akan terjadi. “Mengatasi tantangan ini akan membuka peluang bagi BIMP-EAGA untuk memaksimalkan kerja sama regional yang lebih luas, seperti RCEP dan IPEF, sebagai bagian dari agenda integrasi regional,” ujar Menko Airlangga.

Menko Airlangga mengusulkan tiga elemen yang perlu menjadi pertimbangan dalam penyusunan Visi Pasca 2025 yang meliputi peningkatan daya saing kolektif baru, pengembangan proyek berbasis aglomerasi yang bersifat subkawasan atau melibatkan semua wilayah, dan membangun subkawasan yang berkelanjutan untuk mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.

Para Menteri mencatat usulan Brunei Darussalam untuk mendirikan Sekretariat Bersama di Bandar Seri Begawan, serta berkomitmen mempercepat konsultasi internal agar dapat segera menyelesaikan permasalahan ini. “Jadi saya kira sudah saatnya kita memberikan kesempatan kepada Brunei Darussalam untuk menjadi tuan rumah BIMP-FC,”
0
519
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Citizen Journalism
Citizen JournalismKASKUS Official
12.5KThread3.6KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.