Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

matt.gaperAvatar border
TS
matt.gaper
Klub-klub Eropa Tak Lagi Minat Datang ke Indonesia
Klub-klub Eropa Tak Lagi Minat Datang ke Indonesia

Jakarta -
Promotor sepakbola, Nine Sport, punya pandangan soal klub Eropa kurang meminati tur ke Indonesia. Akhir-akhir ini lebih banyak tur ke Singapura atau Thailand.

Liverpool misalnya yang pada awal musim ini memilih bermain di Singapura dan Thailand. Indonesia tidak dilirik sama sekali meski punya fanbase Liverpool yang cukup besar.

Padahal, tiket Liverpool laku terjual saat terakhir datang pada 2013. Tak cuma itu, fans juga memadati sepanjang jalan akses Bandara Halim Perdana Kusuma yang menjadi lokasi pendaratan The Reds saat itu.

Tapi hal itu tak membuat Liverpool melirik Indonesia lagi untuk menyapa fansnya di sini yang sudah lama menantikan kedatangan mereka lagi. Selain Liverpool, nyaris tak ada klub besar Eropa lain yang juga memilih tak melirik pasar Indonesia sehingga absen tur ke tanah air.

Espanyol menjadi yang terakhir kala beruji coba dengan Persija di Stadion Patriot Chandrabhaga, Kota Bekasi, pada Juli 2017. Setelahnya, belum ada lagi yang menyambangi Indonesia.

Iklim sepakbola yang belum kondusif turut menjadi penyebabnya. Di Indonesia, industri sepakbola belum bisa memberikan keuntungan.

"Dari kacamata saya, sepakbola itu alat politik. Sampai 2004, (Silvio) Berlusconi adalah Perdana Menteri (Italia), Presiden AC Milan, pemilik AC Milan juga. Di sini, 2012 baru ada aturan larangan penggunaan APBD. Nah tapi kan perubahan sepakbola menjadi industri itu di Eropa mungkin mudah," kata CEO Nine Sport Arief Putra Wicaksono, saat berbincang dengan detikSport.

"Di Indonesia susah. Secara rangking FIFA saja kita di urutan 100-an. Sedangkan untuk mengubah APBD menjadi industri itu kan butuh daya beli untuk sponsor, tiket, sponsor di tv juga mau jualan ujung-ujungnya. Orang selalu bilang sepakbola Indonesia hanya ramai, tapi tak pernah likuid," ujarnya menambahkan.


Menurut Arief, daya beli juga bukan hanya terjadi di fans sepakbola lokal. Penggemar sepakbola klub atau tim Eropa di Indonesia juga daya belinya 11-12.

Hal itu yang membuat klub Eropa pikir-pikir dua kali untuk menjalin hubungan bisnis di Indonesia. Ujung-ujungnya mereka pun enggan datang ke Indonesia.

"Karena sehari-hari masih memikirkan makan, sekolah anak, lalu dipaksa setiap pekan membeli tiket, dipaksa setiap tahun membeli jersey. Itu missing link-nya," tutur Arief.

"Makanya dari 2011 sampai sekarang sepakbola kita belum maju-maju karena ada saja yang disalahkan. Ada pergantian ketua umum (PSSI) lah, ada komite penyelamat. Bukan salah orangnya, tapi ada missing link yang belum disambungkan," ucapnya.

https://sport.detik.com/sepakbola/li...g-ke-indonesia

Mungkinkah daya beli supporter Indonesia dibawah supporter luar..
Diubah oleh matt.gaper 09-11-2022 02:45
nomoreliesAvatar border
samsol...Avatar border
nurade247Avatar border
nurade247 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1.2K
22
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.9KThread41.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.