Kehidupan Laron Amat Menyedihkan, yang menganggu

Beranda

...

The Lounge
Kehidupan Laron Amat Menyedihkan, yang menganggu

randi1455

08-11-2022 06:37

Kehidupan Laron Amat Menyedihkan, yang menganggu

Cuaca sedang tidak menentu. Hujan, panas, atau bahkan kadang kala langit cuma menunjukkan langit berawan, tidak bisa ditebak apakah langit akan turun hujan, atau awan akan hilang dan berganti terik surya. Malah, kadang kala dikala siang hari terik bahkan kapabel saja terjadi hujan. dikala animo hujan, senada memakai suasana yg dingin, hewan-hewan yg berkembang biak, umpamanya Laron.

Laron yaitu hewan yang termasuk pada koloni rayap. Jadi kapabel dibilang, Laron ini artinya Rayap yang bersayap. pada satu koloni saja, ada ribuan ekor Rayap yg mendiami tanah atau btg-batang kayu yg sudah lapuk. Jadi, dalam satu koloni rayap, terdapat tiga golongan, yaitu Ratu Rayap, Rayap Pekerja, dan Laron, yg yaitu calon Ratu serta Raja Laron yang kelak akan menyusun satu koloni baru. di dikala demam kabar hujan, Ratu Rayap akan bertelur serta mewujudkan Rayap bersayap, atau lazim kita sebut dengan Laron.

lazimnya, Laron muncul waktu malam hari setelah hujan deras. Mereka akan berkumpul pada sumber sinar, seperti lampu jalan. tidak jarang, Laron jua masuk ke pada rumah-daerah tinggal rakyat, serta absensinya benar-benar menganggu sekali. buat itu, lazimnya dengan mematikan lampu dan memberikan ember/baskom berisi air, itu akan mencegah laron masuk. dan ember/baskom yang berisi air tadi, akan menjebak Laron. sehingga mereka akan meninggal tenggelam karena hinggap di ember/baskom yg berisi air tadi.

Pernahkah terpikir oleh kalian, kenapa Laron benar-benar menyenangi sinar?

karena Laron butuh sinar buat menghangatkan tubuhnya, yang dingin karena terkena hujan. oleh karena itu, Laron tidak jarang muncul dikala setelah hujan deras.

“Kok kehidupan laron tuh menyedihkan? Emangnya dia kenapa?”

Mungkin, Sekiranya dibandingkan memakai sadboi/sadgirl yg banyak bertebaran pada media lazim, itu tidak ada apa-apanya, dibandingkan laron. Kenapa kehidupan laron menyedihkan? karena mereka keluar berasal dalam tanah/batang kayu, cuma untuk mencari pasangan. acapkali kita memperhatikan laron tiba dengan bergerombol dan mengerubungi lampu jalan/lampu rumah. Nah, tanpa kita kenal, dikala itu laron tengah berusaha mencari pasangan. Bukan cuma sekedar berkumpul tidak kentara.

Bagi laron yang menemukan pasangannya, mereka akan kimpoi dan menyusun koloni baru. Sekiranya tidak? Ini komponen yang menyedihkannya. Sekiranya laron tidak menemukan pasangannya, maka laron akan tewas serta jadi santapan enak predator seperti cicak, juga tokek. Jadi hayati laron cuma mempunyai 2 pilihan, mencari pasangan dan membangun koloni baru, atau mangkat dalam keadaan jomblo. sungguh mengenaskan, tewas pada keadaan jomblo. Mencari pasangan bagi laron bahkan bukan hal yg praktis. Cuma lebih kurang 10% asal perpaduan laron yang berkerumun itu mendapatkan pasangan. Sisanya tewas serta hidupnya berakhir sia-sia.

“Kalo emang gak dapet pasangan, kan bisa kembali lagi ke sarangnya?”

Sayangnya, laron tidak kapabel balik kembali ke sarangnya. Sekiranya pulang, laron akan dibunuh sang rayap pekerja. karena memang laron ini dirawat serta dibesarkan oleh rawat pekerja, buat memulai hayati baru beserta koloni yg baru. Sekiranya rayap pekerja kapabel berdiskusi, dia akan berkata : “Tiada maaf bagimu, laron. Maaf, aku akan membunuhmu.” sebut rayap pekerja.

benar-benar menyedihkan kehidupan laron. aku bahkan tidak bisa membayangkan Sekiranya menjadi laron. Cuma dikasih dikala semalam, untuk mencari pasangan. Untungnya, laron ini bukan manusia, yg mesti berkenalan, PDKT, lalu jadian buat berlanjut ke termin berikutnya yg lebih berfokus. Sebenarnya, Sekiranya laron sedang bertamu ke rumah, aku bahkan merasa iba karena mendengar kisah yg menyedihkan ini. tetapi, amanah kadang kala ketidakhadiran laron ini memang menyebalkan.

Pesan yang kapabel diambil berasal kisah hidup laron yg menyedihkan ini yaitu :

“untuk mengejar apa yg kita ingin, usaha itu perlu. tetapi, mundur bukanlah solusi buat merampungkan duduk perkara.”