Ilustrasi . Bentrok di perbatasan Kirgistan-Tajikistan (Foto: BBC World) via detik.com


Berita topnews hari ini, gan adalah perang. Tapi bukan Ukraina, kini pertempuran pecah antara
Pasukan Kirgistan dengan pasukan Tajikistan kemaren pada tanggal 16 September .

Pertempuran ini menewaskan sedikitnya 24 orang. Kedua
negara saling menuduh memulai permusuhan di daerah yang disengketakan, meskipun ada gencatan senjata.

Layanan perbatasan Kirgistan mengatakan pasukannya terus mengusir serangan dari sisi Tajikistan.
.
"Dari pihak Tajikistan, pengeboman posisi Kirgistan terus berlanjut. Di beberapa daerah, pertempuran sengit sedang terjadi," kata badan tersebut.

Sedikitnya 24 warga Kirgistan tewas dan 87 lainnya terluka, kata Kementerian Kesehatan Kirgistan.

Pertempuran terjadi di provinsi selatan Batken, berbatasan dengan wilayah utara Sugud.

Ada laporan bahwa korban militer sangat tinggi.
"Situasinya sangat serius. Tidak ada yang yakin apa yang akan terjadi besok,."

Kementerian Darurat Kirgistan memperkirakan bahwa lebih dari 136.000 warga sipil telah dievakuasi dari daerah konflik.

Sebelumnya pada hari itu, Presiden Kirgistan Sadyr Japarov dan mitra Tajikistan Emomali Rakhmon menyetujui gencatan senjata dan penarikan pasukan pada KTT Organisasi Kerjasama Shanghai di Uzbekistan.

Kirgistan mengatakan pertempuran terjadi di provinsi selatan Batken, yang berbatasan dengan wilayah Sughd utara Tajikistan. Pasukan Tajik dituduh menggunakan tank, kendaraan lapis baja dan mortir untuk memasuki setidaknya satu desa Kirgistan dan menembaki bandara di kota Batken Kirgistan dan sekitarnya.

Sebagai tanggapan, Tajikistan menuduh pasukan Kirgistan menembaki sebuah pos terdepan dan tujuh desa dengan "senjata berat".

Apa sebab petempuran itu adalah sengketa perbatasan antara Kirgistan dan Tajikistan sudah lama belum selesai.

Sengketa ini tampaknya telah berlangsung selama lebih dari 30 tahun. Berkali-kali terjadi pertarungan sengit, tapi sekarang situasinya memburuk dan pertempuran paling sengit.

Akibatnya sekitar 120.000 orang dibawa ke tempat yang aman dari wilayah Kirgistan di Batken dekat perbatasan. 

Kedua belah pihak saling menyalahkan atas bentrok tersebut. Di sela-sela pertemuan puncak Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Uzbekistan, juga di Asia Tengah, presiden kedua negara pegunungan itu bertemu untuk melakukan pembicaraan.

Sejak runtuhnya Uni Soviet lebih dari 30 tahun yang lalu, kedua negara telah berselisih di banyak titik perbatasan sepanjang 1.000 kilometer.

Konflik yang telah membara selama bertahun-tahun juga baru-baru ini meningkat di wilayah lain di ruang pasca-Soviet. Beberapa hari yang lalu, misalnya, Azerbaijan menyerang tetangganya Armenia di Kaukasus Selatan. Para pengamat khawatir ketegangan seperti itu akan meningkat karena Rusia, yang sebenarnya memiliki kehadiran militer yang kuat di seluruh kawasan, tidak berdaya mendamaikan karena terlibat dalam perang melawan Ukraina.

Dikhawatirkan peperangan itu terus berlanjut dan akan buruk bagi dua negara yang bertetangga itu.



https://www.stern.de/amp/politik/aus...-32734310.html

https://www.stern.de/amp/politik/aus...-32734310.html